PPI 1*

65.5K 2.4K 41
                                    

ALWAYS



































Klik tanda bintang sebelum baca and komen...


















Happy Reading.





* Sorry for typo.

💐💐💐

Suasana disebuah gereja yang khidmat tiba-tiba berubah riuh karena ketika pengantin wanita datang dengan elegannya ternyata tak ada pengantin pria yang menunggunya di altar.

Semua mata menatap kedatangan sang mempelai wanita dengan bingung, pasalnya bila sang mempelai wanita tiba harusnya sang mempelai pria sudah menunggunya di altar bersama pastor yang akan mengukuhkan ikatan pernikahan.

Semua undangan berbisik-bisik mempertanyakan keadaan yang ganjil.

Nadine hanya mengerjap menatap hampa tempat dimana seharusnya calon suaminya menunggunya. Langkah Nadine tetap maju meski ia tak tau apa yang akan terjadi.

Disebuah ruangan ada keluarga yang sedang berdebat karena anak mereka yang menjadi pengantin pria telah menghilang begitu saja.

"Bagaimana ini Pi, Mami tidak mau menanggung malu karena ulah anak kita,"

"Diamlah Mi, Papi juga sedang berfikir!"

"Sudah tidak ada waktu berfikir Pi," lalu tanpa sengaja Emma, ibu dari mempelai pria melihat sang keponakan dari suaminya duduk gelisah disudut ruangan. "Pi..." sambungnya sambil mengarahkan penglihatan sang suami kearah sudut ruangan.

"James..." desis Mieke, ayah mempelai pria.

"Papi harus bisa meminta James menggantikan Mark," titah sang istri tegas.

"Tidak mungkin Mi, ini urusan pernikahan bukan urusan bisnis, pernikahan itu sakral hanya terjadi sekali seumur hidup lagipula James tidak mungkin mau menikah dengan wanita yang tidak ia cintai," tolak Mieke karena ia tak mau mengorbankan keponakannya.

Selama ini Mieke sudah cukup diam melihat perlakuan tak adil sang istri pada sang keponakan.

"Papi mau kita menanggung malu? Apa Papi siap menerima konsenkwensi dari kegagalan pernikahan ini? Apa nanti kata para tamu undangan yang hampir semua adalah kolega Papi dan keluarga Nadine?" desak Emma karena ia tak mau menanggung malu.

"Tidak Mi, aku tidak akan mengorbankan James hanya untuk menutupi kesalahan Mark,"

"Jadi Papi lebih sayang sama keponakan Papi itu daripada anak kandung Papi sendiri? Harga diri keluarga kita taruhannya Pi," geram Emma memandang tajam kearah James.

James hanya diam sedari tadi karena ia memang tak pernah diijinkan bicara bebas oleh Emma sang bibi. Jika boleh Jamespun akan menolak untuk dijadikan pengganti yang ia anggap dirinya sebagai tumbal dari sikap tak bertanggung jawab Mark.

Mieke nampak berfikir keras sementara diluar suara musik pengantin terus berkumandang pertanda sang pengantin wanita hampir sampai di altar.

"Ayo Pi, jangan ragu lagi, ini demi nama baik keluarga kita,"

"Papi tidak akan memaksa James Ma, James berhak memilih hidupnya sendiri" jawab Mieke masih membela sang keponakan. "Lagipula James tak mungkin mau,"

Emma berdecak kesal lalu ia menghampiri James.

"Kau! Kau harus mau menikah dengan Nadine untuk menggantikan Mark," tunjuk Emma langsung tanpa basa basi pada James.

"Maaf Bi, tapi James tidak bisa. Nadine hanya mencintai Mark," jawab James pelan.

Pengantin Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang