PPI 34"

18.7K 758 41
                                    

ALWAYS



















Happy Reading














* Sorry for typo.

🐤🐤🐤

Hari kedua Nadine dirumah sakit Mark datang menjenguknya. Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu hingga ia berani menampakkan dirinya dihadapan Nadine.

"Hai Nad... bagaimana kabarmu? Ku harap kau cepat sembuh," sapa Mark ketika ia memasuki ruangan Nadine dan tidak ada siapapun yang menunggui wanita itu.

Nadine sedikit kaget melihat Mark yang berani muncul tapi hanya sebentar hingga akhirnya ia memutuskan membalas sapaan Mark.

"Seperti yang kau lihat, terima kasih sudah datang dan ku harap kau cepat pulang," sahut Nadine datar tanpa ekpresi pada Mark.

Mark semakin berani mendekat kearah Nadine dan meletakkan sebuket mawar merah dimeja nakas di samping ranjang Nadine lalu ia duduk dikursi yang tersedia.

"Apa kau marah padaku? Aku minta maaf karena aku sedikit memaksamu malam itu," Mark mengucapkan sebuah maaf tanpa ada raut wajah menyesal seolah ia memang tidak melakukan kesalahan. Ia berkeyakinan bahwa ia pasti masih bisa membujuk Nadine untuk memaafkannya.

"Apakah marahku ada artinya? Kau membuatku kehilangan anakku," balas Nadine tajam menatap Mark.

Raut wajah Mark nampak sekali bahwa ia terkejut mendengar ucapan Nadine lalu pikirannya memikirkan sesuatu lagi dengan cepat.

"Aku menyesal mendengarnya tapi Nad..." ucapnya sedikit berhati-hati. "Bukankah itu bagus menurutmu?" sambungnya pelan.

"Apa maksudmu?" Nadine tidak mengerti apa yang dimaksud Mark.

"Ya... bagus... artinya kau bisa segera bercerai dengan James tanpa ada alasan anak. Aku bisa menggantikan James menjadi suamimu dan menjadi ayah anak-anakmu nanti," jelasnya mencoba mulai mempengaruhi otak Nadine lagi.

Nadine nampak berfikir lalu pandangannya sedikit melemah memandang Mark.

"Dengar, aku pastikan kau akan bahagia bersamaku dan kita akan membangun keluarga kecil kita nanti," jelas Mark lagi dengan penuh keyakinan terlebih ia sudah melihat tatapan Nadine yang tidak lagi tajam padanya. "Kau maukan jadi ibu dari anak-anakku?" tanyanya lagi mencoba keberuntungannya.

"Aku... aku..."

"Mau apa kau disini?"

Ucapan Nadine terputus karena kedatangan James. Suami Nadine itu memandang tajam kearah Mark dan nampak jelas bahwa ia tidak suka akan kedatangan pria yang sialnya masih ada hubungan darah dengannya.

"Hai sepupu, tentu saja aku harus datang karena Nadine adalah orang yang kucintai," jawab Mark santai tanpa ada rasa ingin beranjak dari tempatnya sekarang.

"Nadine istriku. Sampai kapanpun akan tetap menjadi istriku." Tekan James memberitahukan Mark bagaimana status wanita yang disebut cinta oleh sepupunya itu.

"Oh ya... tapi mungkin sebentar lagi akan ada perubahan sepupuku yang pembawa sial." Jawab Mark kali ini menekankan kata terakhirnya.

Jelas tujuannya adalah membuat James marah. Ia ingin menunjukkan sesuatu pada Nadine. Ada rencana kotor diotaknya saat ini.

"Aku tidak mengerti maksudmu tapi sebaiknya sekarang kau pergi karena sebentar lagi papa Stevan akan datang dan ku dengar ia ingin sekali mematahkan tulang-tulangmu walau aku tidak tau kenapa papa sepertinya sangat marah padamu tapi aku masih ingin memperingatkanmu,"

Pengantin Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang