PPI 43"

19.5K 1K 134
                                    

ALWAYS










Klik tanda bintang sebelum baca...










Happy Reading.







* Sorry for typo.

🐣🐣🐣

"Hah... hah... apa aku terlambat?"

Semua sontak menoleh kearah suara yang terenggah-enggah sambil bertanya itu.

"Nyonya Elice William? Selamat datang, tidak ada kata terlambat untuk anda," pengacara Rico-lah satu-satunya orang yang mengenali sosok wanita modis dan elegan dihadapan semua orang.

"Ah... pengacara Rico, maaf aku harus mengatur nafasku dulu, ini semua gara-gara gadis muda yang aku temui didepan tadi, menyebalkan! Dia bersikap seolah dia adalah orang penting," jelas wanita yang dipanggil Elice tersebut.

"Ya tentu, silahkan duduk," ramah pengacara Rico lagi mempersilahkan Elice duduk didekatnya.

Emma, Mieke maupun Mark saling melempar pandang karena mereka mempertanyakan siapa Elice.

James dan Stevan juga sebenarnya mempertanyakan siapa Elice. Hanya saja James seperti mengenali bentuk wajah serta ada beberapa bagian dari wajah itu yang mengingatkannya pada seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.

"Yang mana James?" tanya Elice langsung tanpa basa basi karena memang tujuan awalnya menghadiri pertemuan keluarga itu adalah bertemu James. Keponakannya yang tidak pernah ia lihat sejak bertahun-tahun lamanya. Saat kematian orangtua Jamespun ia terkendala ingin hadir karena memang ia berada diluar negeri serta kondisi yang tidak memungkinkan. Matanya memperhatikan pada semua pria yang ada disana kecuali pengacara Rico.

"Dia..." batinnya melihat Mieke. "Tidak. Terlalu tua,"

"Apa dia? Masih muda dan tampan?" Batinnya lagi melihat Mark. "Tapi sepertinya bukan."

"Atau dia?" Matanya memperhatikan Stevan. "Ah... tidak. Pasti bukan. Tidak ada mirip-miripnya dengan kakak ipar dan kakakku, lagipula walau tampan sepertinya dia sudah melebihi batas dewasa," sambungnya masih membatin lalu ia terkikik geli sendiri membayangkan Stevanlah keponakannya.

Matanya terakhir melihat James. "Wah dia tampan sekali tapi apa iya dia keponakanku? Wajahnya terlihat tegang dan kalau keponakanku kenapa dia bersama pria tampan itu?" Wajahnya terlihat serius memperhatikan James. "Bodoh. Kenapa tidak mendengar jawaban pengacara Rico saja," akhirnya Elice menghentikan kelakuannya yang sedari tadi menebak asal siapa keponakannya.

"Nyonya Elice... maaf... nyonya Elice..." panggil pengacara Rico yang sedari tadi memperhatikan ulah Elice.

"Ah... maaf pengacara, yang mana keponakanku?"

"Tunggu, kau siapa? Kenapa bisa ada dirumahku?" Emma yang sedari tadi memperhatikan Elice jadi kesal karena Elice terlihat memperhatikan Mieke dan Mark. "Siapa perempuan ini pengacara Rico?"

"Maaf nyonya Emma, kenalkan ini nyonya Elice William, beliau adalah saudara kandung mendiang nyonya Tita Medina ibunda James," jelas pengacara Rico.

James memperhatikan Elice secara keseluruhan. Pantas ia merasa tak asing melihat wajah Elice ternyata itu adalah bibinya.

"Itu... itu adalah James Medina, orang yang kau cari nyonya Elice," tunjuk pengacara Rico tegas pada James.

"Ya tuhan... syukurlah kau keponakanku, kau sungguh sangat tampan seperti ayahmu, kemarilah peluk bibimu ini," pintanya semangat melihat James. Sesuai keinginannya ketika melihat James tadi.

Pengantin Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang