Malam ini bulan muncul dengan malu
Disela awan, dia bersinar mendung
Terhalang semilir angin sendu
Dapatkah aku menyentuh gurat bulan?
Yang berbekas karena rindu tak kunjung pergi; menghilangPada malam... kubiarkan dia; bulan bersinar mendung
Mengurai lilitan rindu yang kusut
Agar angin meniupnya; kepadamuTapi, dia kembali datang
Menyampaikan pesan yang menohok hati
Katanya, di hatimu sudah tidak ada; rindu, sayang juga cinta
Luruh; lahar luka kembali menyembur
Mengalir deras kepada tiap-tiap lubang luka terdahulu
Kembali sakit; perihTetapi, kala pagi mulai bergulir
Dan bulan berganti mentari
Bagaimana jika aku menyampaikan pesan pada mentari cerah pagi ini?
Akankah jawabnya sama; seperti bulanKubiarkan dia, bergulir semakin tinggi
Mengintip dibalik awan
Ternyata, mentari berkata pada angin; menyampaikan pesanku
Angin segera bergegas; menyapu wajahmu... mendesaukan rindukuKutunggu mentari di bawah sinarnya yang mulai meredup; mendung
Akankah jawabnya sama?
Benar. jawabnya sama; seperti bulan
Aku luruh; lemas
Di bawah hujan yang mulai deras
Ternyata, rinduku tak lagi berbalasTangerang, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu; Fatamorganaku
PoetryTentang ribuan kata yang selalu kutulis dan tak pernah terbaca. . . . . . Note; update hanya ketika author galau :) Pict by: Pinterest. Copyright@2017 by Salmadmynti Highest rank; #360 in poetry (2-2-2018) #222 in poetry (4-2-2018)