mencintaimu dan menahan rasa kantuk rasanya sama saja, fatamorgana. Sama-sama menyiksa.
rasanya aku ingin memejam, mengistirahatkan kedua mata yang selalu mengarah padamu, tapi ternyata rindu masih jauh lebih berkuasa, enggan sedetik pun mataku memejam, fatamorgana. tolong pergi sebentar dari kepalaku. atau, kita bertemu saja dalam mimpi, bagaimana?
datang dan nyatakanlah perasaanmu seolah kau mencintaiku, lalu kita akan menjadi sepasang kekasih. tak apa hanya dalam mimpi, sebab harapku padamu masih begitu kuat.
jangan terus mengusik dan menyiksa saat malam sudah larut begini. karena mauku sebenarnya sederhana, fatamorgana. bisa langsung terpejam tanpa harus memikirkanmu, lalu terbangun esok pagi dengan tubuh dan pikiran yang segar tanpa ada lingkar hitam di bawah kelopak mataku yang akan membuatnya terlihat begitu sayu. itu saja.
jangan terlalu sibuk berlalu lalang dalam pikiranku. kau menimbulkan rasa pening kalau terus begitu, tak cukupkah sakiti perasaanku? jangan pula kesehatanku.
ah fatamorgana, daripada terus berlarian di ruang kepalaku, lebih baik kau duduk di sana. berikan ingatan tentangmu yang manis-manis saja, seperti saat kau tersenyum padaku, atau saat kau bernyanyi untukku misalnya, agar aku bisa terlelap. sebab kantukku sekarang rasanya semakin hebat, dan jika tidak segera tidur, mungkin kantung mataku akan terlihat semakin nyata. serupa kenyataan yang kulihat sekarang --kau sudah bersama dia.
***
tangerang,
19 desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu; Fatamorganaku
PoetryTentang ribuan kata yang selalu kutulis dan tak pernah terbaca. . . . . . Note; update hanya ketika author galau :) Pict by: Pinterest. Copyright@2017 by Salmadmynti Highest rank; #360 in poetry (2-2-2018) #222 in poetry (4-2-2018)