Lewat Senyummu

21 3 0
                                    

Aku tak pernah lagi merasa seperti ini. Seperti pikiranku berdansa indah ditemani kembang api. Begitu senang hingga tak sadar senyum senyum sendiri bagai idiot. Dan aku baru pertama kali merasakan ini, setelah kuingkari cintaku lalu kita berjauhan.

Sebagian diriku mencari-cari kemana hilangnya kepingan bahagia dariku. Hingga aku mencari sebab dan kutemukan, aku terpuruk karena kehilangan kamu. Memang sedari dulu, ku tahu, kamu kepingan yang hilang itu. Kamu kepingan bahagiaku.

Aku kebingungan meraba keberadaanmu, layaknya kehilangan kepingan puzzle. Aku merasa lengkap saat menemukanmu. Aku tetap merasa luar biasa tenang saat berada di sampingmu lagi setelah sekian lamanya. Imajinasiku yang liar, harap dan anganku yang tinggi, tersampaikan kemarin.

Kamu berada disampingku, lagi.

Setelah kamu pergi tanpa pamit, momen momen ini yang selalu kutunggu hadirnya lagi. Waktuku selalu kusisihkan untuk berangan kenangan yang bermakna. Dan kemarin, aku luar biasa bahagianya, kala kamu di sisiku, walau canggung tersisa, kita tetap membuka obrolan.

Aku tak lagi menemukan tatapan bencimu kala saat itu. Tatapan yang kurindukan, kembali. Matamu lagi-lagi memandangku teduh seraya menarik senyuman tipis. Kemarin, ingin sekali kuhentikan jam. Agar bisa lebih lama bersamamu.

Senyum itu pun kembali. Aku menghargai tiap detik manis bersamamu. Yang kala malam kuingat dan kubayangi terus sampai lupa diri. Aku benar-benar gagal bersembunyi. Misiku untuk melupakanmu, mendadak tak ingin kulanjutkan. Warnamu benar-benar membuatku ingin terus mendoakanmu. Entah semesta setuju atau tidak, setidaknya aku selalu mengharapkan kamu kembali dalam bisuku.

Aku senang melihat punggung dan bahumu terasa dekat denganku. Aku senang mendengarmu berbicara denganku. Aku senang rona-rona kebencianmu tak kau tampakkan kemarin. Aku luar biasa hanyut dalam fana. Aku larut lagi dalam khayalku yang tak beraksara.

Andai aku tak punya rasa malu, sudah pasti momen saat kau mengulas senyum, akan kuabadikan. Walaupun aku tau, bisa saja kamu kembali dingin esok hari, aku tetap akan mengingat kejadian ini sebagai salah satu kenangan manis diantara ruang kepahitan. Karena aku bisa menyayangimu dalam diamku. Karena aku menyayangimu tanpa syarat.

Lewat senyummu, aku merasa kembali ke masa-masa lampau. Dan aku tersadar, kamu memang tempat terbaikku. Atau hanya aku saja yang merasakan itu?

Tentang MerelakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang