Engagement Days...

467 6 1
                                    

   Ini gue dedikasikan buat cubud gue Hilda_N wkwk, yang udah ngenalin gue sama wattpad yg akhirnya gue bisa buat cerita fiksi ini :' ) meskipun menurut gue cerita ini kayaknya mainstream... kayaknya. Thanks ya Hilda {}

  Maaf ya gabisa bales comment T.T email gue error,  tp jangan bosen buat vomment yaa :)

Aku seneng kalo banyak yang vomment *masang puppy eyes* wkwk

  Maaf bacot banget ya gue ?? wkwk

So, enjoy!!

------

    "Kak, you're so beautiful....", ujarku saat kak Ellisa menatap dirinya di depan cermin besar di kamarnya.

Kak Ellisa terlihat sangat cantik dengan gaun tanpa lengan berwarna soft pink nya yang ukurannya hampir menyeret lantai. Rambutnya yang kecoklatan ditata dengan rapih. Dan aku mengenakan Sleeveless pleated dress seatas lutut dan rambut yang ku gerai dengan rapih. Iya! ini hari yang sangat berharga baginya karna tepat tanggal 23 June ini Kak Ellisa bertunangan dengan...... Reno. Entah perasaan ku apa, antara senang dan sedih. Senang karna Kak Ellisa bertunangan dan sedih karna pria itu yang harus bertunangan dengan kakak ku.

"Hehe makasih, sayang. Eh iya, Reno nya kamu kemana? Kamu mengundang nya kan?", tanya kak Ellisa sambil berbalik menghadapku.

"Ya? Oh itu. Sebenarnya aku sudah lama putus dengan dia kak", aku menundukkan kepala saat mengatakan hal itu kepada Kakak ku.

"Loh sayang! Kok bisa??", kak Ellisa menghampiriku.

"Hmmm ya mungkin memang jalan nya sudah seperti itu kak", ku berusaha menatap Kak Ellisa sambil memaksakan tersenyum.

"Disaat kakak sedang bahagia, kamu malah begini, Ellen", Kak Ellisa memelukku.

"Ah sudah lah kak. Aku tetap senang kok. Nih liat senyum aku lebar kan", aku melepas pelukan kakak ku dan memperlihatkan senyuman ku yang sangat lebar padanya.

"Kamu bisa aja", Kak Ellisa mencubit pipi ku.

"Iish sakit tau!"

"Lebay ah", dia malah ketawa.

"Ellena Ellisa, ayo kebawah tamu nya sudah pada dateng", suara mama mengejut kan kami. Kami pun keluar kamar dan turun menghampiri tamu.

Semua mata tertuju pada kami lebih tepatnya ke Kak Ellisa. Aku melihat beberapa tamu dari teman-teman papa dan mama. Ada papa! beliau baru tadi pagi datang dari Austria. Dan aku melihat sosok yang tak asing lagi bagi ku. Dia memakai jas, kemeja, celana, dan vest berwarna putih dan dasi berwarna soft pink serasi dengan gaun yang kak Ellisa pakai. Pria yang tinggi dan tampan. Itu..... Reno, dia sedang menatap ku saat aku dan Kak Ellisa turun dari tangga. Pandangan kami bertabrakan, segera aku langsung mengalihkan pandanganku kepada tamu yang lainnya.

¤¤¤¤

Saat yang paling menyedih kan bagiku adalah tepat dihadapanku Reno menyematkan cincin pertunangan ke sebuah jari manis wanita lain yaitu Kakak ku sendiri. Setelah Reno menyemat kan cincin pada wanita itu suara tepuk tangan memenuhi ruangan ini. Aku bisa melihat senyuman lebar Kak Ellisa dan juga........ Reno. Jantungku berdetak kencang sehingga aku terasa lemas sekali. Aku pun mendekati mereka 'berdua' untuk mengucapkan selamat.

"Kak, congratulations..", sambil ku memeluk kak Ellisa.

Aku melepaskan pelukanku dan tersenyum kepada kak Ellisa dan Reno meskipun itu senyuman memaksa. Reno melihat ku dengan merasa bersalah. Lalu aku memisahkan diri dari mereka.

"Yaudah, aku mau ngambil minuman", ucapku lalu berbalik meninggalkan mereka berdua.

"Oh okay!!", ucap kak Ellisa. Aku bisa merasakan Reno masih memandangiku.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang