Renjun terus saja terkekeh melihat kedua sahabatnya —Haechan dan Lucas— yang sedang beragumen di sepanjang jalan.
Lucas terus saja menggoda pemuda tan itu dengan konyol, membuat Haechan beberapa kali harus melayangkan pukulan pada kepala Lucas.
"Beb! Berhenti dulu.."
"Beb-beb gundulmu!"
"Ren kita belok duluan yah?"
Renjun terhenyak sejenak, baru menyadari telah sampai di perempatan jalan. "Iya.."
Setelah melambai dengan konyol kedua sahabatnya berjalan dan menghilang di belokan berikutnya. Renjun kembali berpikir, teringat kembali saudara kembarnya —Renji, mungkin hari ini ia harus segera berkunjung ke rumah pemuda itu.
Rasanya menyesakkan sekali, tadi ia seperti ibu-ibu yang sedang ngerumpi, padahal Renji itu saudaranya sendiri. Duhh.. Renjun memalukan sekali.
Terlalu asik dengan lamunannya Renjun tak menyadari bus yang melaju ke arahnya, terlebih lagi ia merasakan dorongan di balik punggungnya.
BRUK!
CIIT!
"Ada apa ini?"
"Loh kok?"
...
"Aduhh, kenapa aku duduk di jalan?"
Alis Renjun bertaut, tangannya terangkat saat merasakan sesuatu. "Loh kok badanku ringan sekali?"
"Aku ini kenapa?"
"Kau sudah mati."
Huh?
Siapa yang berbicara?
Renjun mendongak, menyerit melihat seorang pemuda dengan pakaian serba hitam tersenyum canggung di hadapannya. "Siapa kamu?"
"Aku malaikat kematian." kepala pemuda itu terjulur kebelakang, membuat Renjun ikut menoleh. "Itu tubuhmu yang tertabrak."
"Loh! Jadi aku beneran mati?"
Pemuda itu tersenyum canggung, apalagi melihat reaksi terkejut Renjun. "Iya kamu sudah mati, tertabrak bus tadi."
Tangan Renjun mengepal, enggan menerima kenyataan. "Kenapa? Kenapa cepat sekali? Aku bahkan belum berterimakasih dengan orang-orang kusayangi dan meminta maaf pada orang-orang yang kusakti."
"Maaf —sebenarnya ini kesalahanku.."
Kepala Renjun mendongak. "Maksudmu apa?"
Pemuda itu —yang katanya— malaikat kematian, menggaruk kepalanya canggung. "Seharusnya bukan kamu yang mati hari ini—"
"—kalau begitu kamu bisa mengembalikan nyawaku?!"
"Ehh— dengarkan aku dulu.."
Renjun terdiam, masih dengan posisi yang sama. "Jelaskan.."
"Seharusnya yang mati hari ini adalah Seo Renji—"
Renji —kembarannya?!—
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Soul (Flower Seeds Of Life) [COMPLETED]
FanfictionKetika sang Dewa kematian mengambil bunga kehidupannya. Jung Renjun harus bertahan hidup dengan raga saudaranya-sampai benih bunga kehidupan yang baru mekar kembali. •Adaptasi dan terinspirasi dari Webtoon• •Planning : 20 chapter for 20 day• •Star...