Namaku Jung Renjun, usia enambelas tahun.
Kurasa hidupku selama ini cukup berjalan baik dengan orang-orang yang menyangiku. Walau hari-hariku berjalan biasa saja, tapi aku tetap merasa bahagia.
Papa dan Mama sangat menyayangiku, dan sahabat-sahabatku yang selalu bersamaku. Dan Lee Jeno, kekasih terbaikku.
"Ren, cepatlah kamu bisa terlambat!"
Aku mengucek mataku sejenak sebelum beranjak dari kasurku, seketika bergerak cepat melihat jam di nakas yang hampir menunjukkan pukul tujuh.
Tanpa mandi, aku pergi ke kamar mandi hanya membasuh muka dan menggosok gigi dan berganti seragam. Berjalan cepat keluar kamar. "Pa—Ma aku berangkat dulu!"
"Yak! Kamu gak sarapan dulu?"
"Hati-hati anak Papa!"
Aku hanya terkekeh mendengar teriakan kedua orangtuaku, dan segera memakai sepatuku.
Sedikit berlari menuju sekolah, yang memang jaraknya hanya satu blok dari rumahku. Di perempatan jalan aku bisa melihat sahabat-sahabatku.
"Chan! Lucas!" Aku berteriak membuat keduanya menoleh.
"Wah Ren, tumben kesiangan?"
Aku tersenyum. "Aku bangun kesiangan nih Chan!"
"Habis ngapain hayyo?"
"Memangnya Renjun habis ngapain sih Lu?"
Aku terkekeh melihat Heachan yang menggeplak kepala Lucas. "Emangnya ngapain?"
"Pasti pikiranmu kotor kan?"
"Ya ampun beb nethink mulu sih sama aku?"
"Idiih.. Gelii.."
"Kalian seru banget sih?"
Aku menoleh, begitupun Haechan dan Lucas, aku tersenyum melihat Jeno di sampingku.
"Wah.. Wah.. Udah dijemput pacar nih!"
Aku memutar kedua bola mataku melihat kelakuan absurd Lucas. "Yuk pacar kita duluan dari pada jadi obat nyamuk!"
"Pacar pacar gundulmu!"
Haechan menoleh padaku ketika selesai menggeplak kepala Lucas. "Ren, kita duluan yah? Jja!"
Aku mengangguk sebagai jawaban, dan balas menggenggam tangan Jeno.
"Hari ini aku gak bisa pulang bareng nih?"
Aku mendongak menatap Jeno sejenak. "Ada eskul ya?"
Jeno mengangguk sembari tersenyum, membuat kurvaku otomatis tertarik ke atas. "Aku bisa pulang sendiri kok."
"Maaf ya?" Aku mengangguk.
Aku dan Jeno baru berpacaran kurang lebih enam bulan, dia adalah pemuda yang baik dan juga pintar, dia memikiki hati yang lembut dan murah senyum, itulah salah satu alasanku menyukainya.
Kami berbeda kelas, dia di kelas unggulan, berbeda denganku yang hanya dikelas reguler. Tapi ia tak malu memiliki pacar sepertiku.
"Nanti istirahat, kita gak ketemu gakpapa juga kan?"
Aku mengangguk paham. "Pasti mau rapatkan?"
Jeno menggeleng, membuat alisku berkerut tak paham. "Hari ini siswa yang mendaftar beasiswa harus berkumpul."
"Ahh.." Aku mengngguk mengerti. "Semangat ya!"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Soul (Flower Seeds Of Life) [COMPLETED]
Hayran KurguKetika sang Dewa kematian mengambil bunga kehidupannya. Jung Renjun harus bertahan hidup dengan raga saudaranya-sampai benih bunga kehidupan yang baru mekar kembali. •Adaptasi dan terinspirasi dari Webtoon• •Planning : 20 chapter for 20 day• •Star...