19. Will not Give Up (Mark Lee)

1.6K 261 29
                                    

"Jadi kamu datang kesini cuma mau minta maaf?"

Renjun mengngguk mantap, walau sedari tadi wajahnya terus menunduk tanpa berani menatap lawan bicaranya.

Lee Seungcheol, Papa Mark.

"Iya, maaf atas pandangan saya yang tidak sopan Om, saya benar-benar minta maaf."

Seungcheol bersedekap memperhatikan Renjun penuh pertimbangan. "Seharusnya saya gak begitu, saya juga sama kayak kalian, saya cuma kaget aja, maaf-"

"-sama dengan kami? Maksudmu?" Seungcheol bersuara, memotong perkataan Renjun.

"Iya-saya juga memiliki pacar laki-laki."

Dahi Seungcheol berkerut sebal. "Lalu kenapa kamu memandang kami seperti itu? Dan baru meminta maaf sekarang?"

Renjun membungkuk berkali-kali sembari mengucap maaf. "Saya benar-benar meminta maaf baru bisa datang, sulit sekali bagi saya datang kemari.."

Seungcheol mencibir. "Kamu berkata seperti orang sibuk saja, padahal masih seorang pelajar."

Renjun tersenyum malu sembari menggaruk kepalanya gugup. "I-tu.."

Seungcheol mendesah kecewa. "Sudah punya pacar ya? Kupikir belum, soalnya Mark sering membicarakanmu.."

Alis Renjun bertaut bingung. "Maksudnya apa?"

"Kamu bertanya padaku?"

Renjun cemberut merasa tak dinggap, membuat Seungcheol terkekeh. "Tanya saja pada anakku.."

Mereka terdiam cukup lama, seolah bingung mencari topik pembicaraan, karena tujuan awal Renjun hanya untuk meminta maaf dan ia bingung akan bicara apalagi.

"Tidak pulang?"

Renjun mendongak menatap Seungcheol yang masih setia bersedekap dada. "Om mengusir saya?"

"Kamu pikir?"

Renjun mengumpat dalam hati, tetapi tetap tersenyum. "Sepertinya sata harus segera pulang."

Seungcheol terkekeh dan mengikuti Renjun dari belakang, ketika akan sampai pintu barulah ia merangkul pundak sempit teman anaknya itu.

"Om hanya bercanda, jangan dimasukan di hati ya? Tapi Om rasa kamu harus pulang sekarang, kurasa sebentar lagi Mark dan Ayahnya akan pulang."

Renjun mengangguk paham karena dari awal ia hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan Papa Mark.

Saat Renjun sibuk mengikat tali sepatunya, Seungcheol kembali bersuara. "Setelah mengantarmu pulang kemarin Mark sudah menjelaskannya padaku, jadi aku sedikit bertoleransi padamu."

Renjun Mendongak, menatap Seungcheol dengan dahi berkerut. "I-ya?"

Seungcheol mengangguk dan berdeham setelahnya. "Apa orangtuamu tahu kamu itu-beda?"

Renjun tersenyum tipis dan mengangguk. "Iya mereka tahu.."

"Lalu tanggapan awal mereka seperti apa?"

Senyum Renjun melebar. "Mereka kecewa tentu saja, tapi mereka orangtua yang baik."

Seungcheol ikut tersenyum. "Kuharap jalan hidupmu lebih baik daripada aku dan suamiku.."

Renjun mendekat, membukuk sembilanpuluh derajat. "Maaf untuk kelakuan saya kemarin dan terimakasih banyak untuk hari ini.."

Seungcheol mendekat menepuk pundak Renjun beberapa kali. "Lain kali ayo berbincang lagi, aku akan menceritakan hal yang seru padamu."

Renjun tersenyum lebar dan mengangguk penuh semangat. "Iya."



...





Temporary Soul (Flower Seeds Of Life) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang