01: coffee

3.2K 320 27
                                        

Bugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh!

Seorang pemuda tersungkur sempurna di atas aspal setelah seseorang memukulnya. Setelah beberapa menit adu jotos dengan lawannya, pemuda itu menyerah. Ia bangkit sambil menahan sakit lalu berlalu pergi meninggalkan gadis yang tersenyum puas.

"Ya, begitu, pergilah! Dasar lelaki mesum!" seru gadis itu.

Choi Yuna menepuk kedua telapak tangannya beberapa kali. Ia kemudian menghampiri seorang gadis yang sedari tadi berlindung dibelakangnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Yuna.

"T-terimakasih..." jawab gadis itu pelan.

Yuna tersenyum lebar lalu mengangguk mantap. Matanya kemudian beralih pada rok yang digunakan gadis didepannya. "Maaf, tapi rok mu itu terlalu pendek. Banyak laki-laki mesum disini..." kata Yuna.

"Aku juga berfikir begitu, tapi ini seragam kerja ku."

"Kalau begitu pakai stocking dulu sebelum pakai rok itu. Seperti ku," saran Yuna sambil menunjukkan stocking hitam yang ia kenakan dibalik rok sekolahnya.

Gadis itu terlihat berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Aku akan mengenakan stocking nanti..." Ia tersenyum lalu pamit pergi setelah sebelumnya ia kembali mengucapkan terimakasih pada Yuna.

Setelah kepergian gadis itu, Yuna kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah. Namun, baru beberapa langkah, ia merasa sakit pada kakinya. Setelah memutuskan untuk duduk di kursi halte terdekat, Yuna memeriksa keadaan kakinya. Benar saja, ia mendapati luka lecet disana bahkan hingga membuat stocking hitamnya robek. Ini pasti karena ia terjatuh saat di dorong oleh pemuda tadi.

Yuna menghela nafas berat. "Ahh stocking ku!"

Merasa luka di kakinya bukan sekedar lecet—mungkin juga terkilir karena ia juga merasa nyeri pada pergelangan kakinya, sehingga membuatnya sulit berjalan, terpaksa ia melanjutkan perjalanan pulang dengan bus.

Yuna mendongak. Menatap langit yang mulai menggelap. Matanya kini beralih ke jalanan di depannya. Berkali-kali menoleh mencari bus yang akan ditumpanginya.

Namun yang ia dapatkan justru seorang pemuda yang memberhentikan sepeda motornya di sebelah halte setelah membunyikan klakson dengan maksud menyapa dirinya. Yuna tersenyum menanggapinya.

"Mau pulang denganku?" tawar Seokmin masih duduk di atas motornya. "Rumah kita searah, kan."

Yuna menggeleng cepat. "Tidak usah, terima kasih. Aku naik bus saja."

"Kau yakin?"

"Iya."

"Hei, apa kau habis berkelahi?" tanya Seokmin ketika menyadari luka di lutut Yuna.

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang