"PAGI SEMUAAA!!!"
Hampir semua murid yang ada dikelas meringis sambil menutup telinga mereka ketika Yuna masuk kelas dengan suaranya yang menggelegar.
"Berisik! Masih pagiii!"
Yang diprotesi hanya tersenyum lebar. Yuna melangkah masuk kelas lalu duduk dikursinya.
"SELAMAT PAGI RAKYATKUUU!!!"
Seokmin yang baru datang seperti tidak memberikan kesempatan kelas untuk tenang sedikit setelah Yuna datang. Bahkan Mingyu yang datang bersama Seokmin, bergerak memukul kepala pemuda itu karena berteriak tiba-tiba.
Seisi kelas hanya bisa mengelus dada sambil melempar sumpah serapahnya dalam hati kepada Seokmin.
"Serius sekali? Hehehe..." ujar Seokmin melihat semua temannya yang sedang berkutat mengerjakan entah apa dimeja nya masing-masing.
Mingyu menepuk jidatnya sesaat setelah menyadari sesuatu. "Aish tugas bahasaaa!" kemudian pemuda itu diikuti Seokmin berlari menuju kursinya.
"YUNA PINJAM PR MU!!!" Seokmin menghampiri Yuna yang duduk disamping kirinya. Yuna yang sedang malas berhadapan dengan Seokmin karena keberisikkannya, memalingkan wajahnya.
"Yuna pinjam!"
"Aw!"
Yuna merintih kesakitan ketika Seokmin tidak sengaja menyentuh luka dibalik cardigan hitamnya saat pemuda itu mengguncang lengan kanannya untuk memohon.
"Maaf!" Seokmin menyesal, "kena luka mu ya?"
Yuna masih meringis dan mengabaikan Seokmin. Tiba-tiba pemuda itu tanpa izin menggulung lengan cardigan Yuna sehingga luka-luka itu terlihat jelas. Seokmin bahkan meringis merasa ngilu melihat lukanya.
"Sepertinya kemarin sudah sembuh? Menyapa preman dimana lagi kamu?" tanya Eunha yang duduk sebangku dengan Yuna.
Yuna membenarkan lengan cardigannya cepat, "Kemarin. Pulang sekolah. Depan rumah." ujarnya singkat.
"Yeokshi, preman kelas kita..." sahut Seokmin yang masih berdiri disamping Yuna sambil bertepuk tangan pelan.
Yuna meliriknya sinis kemudian melempar buku tulisnya pada Seokmin lalu mendorong pemuda itu menjauh. "Ini! Pergilah!" usir Yuna.
Seokmin tersenyum lebar lalu kembali ke kursinya bersama buku milik Yuna. Ia mulai menyalin tulisan Yuna ke bukunya sendiri. Namun gerakan tangan Seokmin terhenti sempurna saat ia menyadari sesuatu.
Yuna pulang bersamanya kemarin. Ia tidak bertemu preman manapun semalam. Ia melihat jelas bahwa Yuna masuk kerumahnya dalam keadaan aman.
Gadis itu berbohong.
Seokmin menoleh, melihat Yuna yang kini sedang berbincang dengan teman-temannya hingga tertawa.
brakk!