14: one fine day

1K 189 12
                                    

Hari ini Seokmin lagi-lagi memaksa Yuna membawanya ke suatu tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Seokmin lagi-lagi memaksa Yuna membawanya ke suatu tempat. Pemuda itu bilang ada festival kecil di ujung kota malam ini. Yuna tidak menolak ketika Seokmin bilang bahwa keduanya butuh hiburan setelah apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Baru sampai ditempat saja, senyum Yuna sukses mengembang. Tidak terlalu ramai namun festivalnya terlihat cukup meriah. Kembang gula, balon warna warni sampai berbagai macam makanan ada disana. Ada satu yang Yuna nantikan, wahana permainannya.

Tapi Yuna ingin menarik keinginannya untuk bermain wahana ketika tau hanya ada satu permainan disana. Bianglala. Yuna takut ketinggian. Dan Yuna merutuki dalam hati ketika Seokmin justru mengajaknya naik bianglala itu.

"Apa tidak ada permainan lain?" tanya Yuna.

Seokmin menoleh, mengangkat sebelah alisnya, "Kau takut naik bianglala, eh?" ucapnya dengan nada jahil.

Yuna baru saja ingin mengaku kalau ia takut akan ketinggian. Namun melihat wajah Seokmin yang menyebalkan itu membuatnya cukup kesal.

"Aku tidak takut! Baiklah ayo naik!" tanpa sadar Yuna malah berujar kesal lalu menarik tangan Seokmin untuk naik ke bianglala yang saat itu antriannya tidak terlalu panjang.

Beberapa saat, Yuna masih bisa mengontrol rasa takutnya. Namun ketika bianglala kembali bergerak lebih tinggi, Yuna memekik keras. Apalagi saat gerbong bianglala yang dinaikinya sedikit bergerak.

Tanpa sadar Yuna loncat dari duduknya lalu berpindah menghampiri Seokmin yang duduk didepannya. Memeluk sebelah tangan Seokmin kencang sambil menenggelamkan kepalanya pada lengan pemuda itu.

"Kau kenapa?!" Seokmin memekik ketika Yuna bergerak tiba-tiba membuat gerbong mereka kembali bergoyang. Gadis itu menggeleng beberapa kali tanpa mengangkat kepalanya dari dekapan Seokmkn.

"Kau takut?" tanya Seokmin.

"Iya! Aku takut! Aku takut ketinggian huhu..." sembur Yuna sembari mengeratkan pelukannya pada lengan kanan Seokmin.

Terdengar helaan nafas dari Seokmin, "Jika kau bilang takut sejak awal, kita tidak perlu naik bianglala."

"Apa maksudmu?"

"..."

"Kau juga takut??" Yuna menduga setelah melihat raut wajah Seokmin.

"I-iya sedikit..."

Dan Yuna tidak tahan untuk menghujani Seokmin dengan pukulannya, "Jika kita berdua takut, kenapa harus naik?!!!"

"Seharusnya kau bilang kalau kau takut ketinggian."

"Kau akan mengejekku jika kubilang begitu!"

"Padahal aku berharap kau menolak ajakkanku," karena Seokmin sendiri telah menyesal mengajak Yuna untuk naik bianglala.

"Hei! Bagaimana denganmu Tuan-Sok-Pemberani?!"

"Kau bilang kau tidak takut. Setelah kau mengatakan itu aku tidak mungkin mengaku!"

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang