09: getting closer

1K 183 6
                                    

Kalau ditanya sejak kapan Seokmin akrab dengan ibu Yuna, jujur ia tidak tahu kapan tepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ditanya sejak kapan Seokmin akrab dengan ibu Yuna, jujur ia tidak tahu kapan tepatnya. Setelah ponsel Yuna rusak yang menyebabkan gadis itu selalu mengabari ibunya lewat ponsel Seokmin, membuat pemuda berhidung mancung itu kini terikat di lingkaran hubungan ibu dan anak tersebut.

Ibunya sudah menjelaskan perihal bagaimana beliau meminta Seokmin menjadi 'mata-mata' bagi Yuna bahkan sebelum Yuna bertanya mengenai itu. Yuna juga sudah cerita pada ibunya kalau ponselnya rusak. Tentu saja ia tidak bilang siapa pelaku perusak ponselnya itu.

Saat istirahat tadi Seokmin bilang ibunya mengirim pesan kalau ia ingin bertemu sepulang sekolah nanti. Dan disinilah Yuna, duduk di satu kafe kopi dekat sekolahnya, menunggu kedatangan ibunya ditemani Seokmin.

Kenapa ada Seokmin?

Ibu Yuna juga mengajaknya. Ini pertama kalinya Yuna bertemu ibunya ditemani Seokmin. Entah apa yang ingin dibicarakan ibunya sampai Seokmin juga harus ikut.

Ngomong-ngomong, sampai saat ini Seokmin belum cerita mengenai keadaan ibunya pada Yuna. Yuna sendiri tidak terlalu memikirkannya. Ia tidak mau terlalu ikut campur. Tapi, meniru apa yang dikatakan Seokmin kepadanya dulu, ia juga siap menjadi pendengar yang baik jika pemuda itu ingin mengeluarkan keluh kesahnya.

"Heol! Seok, lihatlah harga latte nya mahal sekali!" Yuna terkesiap saat tengah melihat-lihat menu sembari menunggu ibunya datang. "Wah, ini menghabiskan uang jajanku..."

"Padahal aku ingin minum itu..." ujar Yuna sambil menjatuhkan kepalanya diatas meja. Seokmin tertawa lalu menepuk-nepuk pelan kepala Yuna.

"Pesan saja yang lain," kata Seokmin. Tak lama Yuna mendongak menatap Seokmin kemudian bergerak membenarkan duduknya. Kembali menelusuri daftar menu dan kembali mengerucutkan bibirnya.

"Yang lainnya lebih mahal, tersisa americano saja..." kata Yuna.

"Itu saja, aku juga berniat memesan americano," sahut Seokmin.

Yuna menghembuskan nafasnya. "Hidupku sudah pahit, aku tidak mau menambahnya jadi lebih pahit."

Sudut bibir Seokmin terangkat. "Minus dikali minus hasilnya plus loh," komentarnya asal.

"Dikira hidup semudah itu apa..."

"Aku berharapnya begitu," ujar Seokmin pelan.

"Kalian pasti sudah lama menunggu..."

Mendengar suara yang tak asing ditelinganya, Yuna menolehkan kepalanya ke sumber suara. Senyumnya merekah melihat orang yang ditunggunya datang. Tanpa sadar Yuna memeluk ibunya seperti tidak pernah bertemu entah berapa lama. Saat itu juga Yuna sadar kalau ibunya tidak datang sendiri, ada seorang pria yang mengekorinya.

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang