11: broken

980 199 13
                                    

Seokmin melihat sendiri bagaimana beringasnya ayah Yuna tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokmin melihat sendiri bagaimana beringasnya ayah Yuna tadi. Ia tidak mungkin membawa Yuna kembali ke rumah itu. Entah bagaimana, Seokmin pada akhirnya menawarkan rumahnya sebagai tujuan akhir bagi Yuna. Dan Yuna tidak punya alasan untuk menolak.

Ketika sampai dirumah Seokmin, Yuna tentu saja langsung disambut dengan suka cita oleh ibunya. Apalagi saat Seokmin menjelaskan kalau gadis itu akan menginap selama beberapa hari.

Satu hal yang Seokmin lupakan. Dirumahnya hanya ada dua kamar tidur. Kamarnya dan kamar adiknya. Kamar utama milik ibunya sudah lama tidak digunakan. Malah kamar itu terlihat seperti gudang sekarang.

Yuna tidak mau menganggu ibu Seokmin yang tidur dikamar Dino. Jadi disinilah ia, menempati kasur besar Seokmin seutuhnya sementara pemuda itu tidur di sofa di ujung ruangan kamarnya.

Yuna tidak tau apa Seokmin sudah terlelap atau belum. Yuna sendiri tidak bisa tidur. Ia hanya menatap langit-langit kamar Seokmin sedari tadi sambil menahan sakit disekujur tubuhnya. Rasa sakit bekas pukulan ayahnya kembali terasa sekarang. Yuna bergerak memeluk dirinya sendiri. Mengelus pundaknya yang tiba-tiba terasa nyeri.

Disisi lain, Seokmin mau tak mau membuka matanya setelah mendengar sesuatu. Ia mendapati Yuna yang meringkuk diatas kasurnya memeluk tubuhnya sendiri. Seokmin tidak bisa melakukan apapun selain kembali mencoba untuk tidur. Memejamkan matanya sambil mengindahkan Yuna yang tengah menangis disana.


———


Beruntung beberapa hari ke depan, sekolah libur. Yuna tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana caranya ia mengambil seragam sekolah di rumahnya lalu bertemu ayahnya. Ia tidak peduli untuk esok hari, Yuna ingin istirahat hari ini. Dan ibu Seokmin benar-benar membuatnya nyaman sekarang.

Saat ini Yuna tengah membantu ibu Seokmin membuat kue kering di dapur dengan Seokmin sedari tadi memperhatikan keduanya dari meja makan. Melihat anaknya hanya diam, ibu Seokmin memaksanya untuk ikut membantu. Barulah Seokmin bergerak ikut membantu dua perempuan itu.

"Biar aku saja..."

Seokmin mengambil alih paksa adonan kue dari tangan Yuna. Terlihat jelas kalau Yuna sedikit kesulitan ketika tengah mengocok adonannya tadi.

"Tanganmu masih sakit?" tanya Seokmin tanpa meepaskan perhatiannya pada adonan kue ditangannya.

"Kau menangis semalaman, apa sangat sakit?" tanya Seokmin lagi.

Yuna berjengit pelan. "Kau mendengarnya?"

"Bahkan tangisanmu terdengar berisik..."

"Ck!"

Seokmin terkekeh. "Coba kulihat..." Seokmin meninggalkan adonan kuenya lalu bergerak meraih pundak kanan Yuna.

"Aw!!" pekik Yuna tiba-tiba. Tanpa sadar gadis itu langsung melayangkan kepalan tangan kirinya pada lengan Seokmin.

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang