Part 16.
Author POV.
Hari Kejadian.
"Andri tadi Neta telepon minta carikan buah belanda, temani yuk." Ajak Gilang.
"Ah,,enggak ah, Gue mau jalan sama Maya, Lagian Istri Lo ya Lo lah yang cari."
"Tega Lo Andri, ini kan demi Keponakan Lo juga, ayo lah temani Gue, Gue malu beli sendiri-sendiri."
"Sekarang mainannya ngancam pakai Keponakan ya, malas banget Gue." Seru Andri.
"Tapi berhasil kan." Gilang tersenyum.
"Ya sudah ayo cari, di mana Memang nya ?"
"Supermarket lah , masak di bengkel."
"Anjir Lo Gilang, Gue juga tahu kali, maksudnya Supermarket Mana, Memang nya Supermarket cuma satu."
"Nah Lo pakai acara nanya lagi, ya sudah pergi saja dulu."
"Buah belanda itu Memang Lo tau bagaimana Gilang, Gue cuma dengar-dengar saja tapi belum pernah lihat wujudnya."
"Lo pikir Gue tahu, tapi tadi Gue Searching kayaknya tau deh sering lihat tapi enggak sadar itu buah apa namanya."
"Ya sudah kita pergi saja dulu ke sana."
Lalu mereka pergi ke Supermarket dan pergi kearah Buah-buahan dan untung saja buah yang mereka cari ada, Gilang mengambil satu bungkus yang sudah di pack lalu segera membayarnya di kasir.
"Gilang soal Dina Gue harap Lo jauhi dia, Kak Neta itu sadis Lo Gilang, nanti merembet Ke mana-mana, Gue juga bisa kena."
"Iya Gue tahu kok Andri, tenang saja Lo, tadi dia cuma nanya saja, terus satu lagi Andri Gue harap Lo jangan bilang-bilang Neta ya yang tadi, Gue enggak mau dia kepikiran, Lo tahu sendiri Neta mudah banget emosi, dan kepikiran."
"Apa imbalan yang Gue dapat kalau Gue tutup mulut Gue?"
"Gila Lo." Lalu mereka tertawa dan mereka segera pulang.
***
Di depan rumah Gilang melihat ada mobil yang terpakir, mobil siapa ? Keluarganya ataupun Keluarga Neta enggak ada mobil seperti itu ? Daripada penasaran Gilang memilih untuk masuk ke dalam rumah dan melihat, terdengar suara cekikikan dari arah ruang tamu dan di sana ada Neta yang sedang tertawa bebas bersama seorang Lelaki. Dan lelaki itu adalah mantanya Neta si Rama.
"Neta, aku pulang." Neta berdiri dengan gugup , anehnya entah kenapa dia merasa deg-deg kan. Seharusnya tidak kan kalau Neta tidak berbuat salah.
Rama yang melihat Gilang langsung berdiri, dan Gilang memperhatikan Rama.
Rama mengulurkan tangannya terlebih dahulu, sambil tersenyum.
"Hai, Gilang kan, aku Rama, temannya Neta." Seru Rama pada Gilang.
"Ya aku Gilang, Suaminya Neta" Kata-kata suami lebih ditekankan, membuat Neta dan Rama saling memandang canggung.
"Ini buah belandanya Neta." Gilang memberikan plastik isi Belanda untuk Neta.
"Iya Gilang terima kasih ya. Kamu mau makan, kamu sudah makan belum ?" Tanya Neta masih dengan kecanggungannya.
"Enggak aku mandi saja dulu, kamu enggak mau cicipi dulu Buahnya, tadi kamu katanya mau banget. Kalau kamu mau sini aku cucian terus potongin ya." Gilang terus terusan berbicara, apakah dia cemburu. Seru Neta dalam hati.
"Enggak perlu Gilang aku sudah makan tadi, ini untuk nanti saja, makasih ya sudah dibelikan, ya sudah kamu sana mandi dulu gih, nanti kita makan malam yuk, Rama membelikan makanan untuk kita sekalian perayaan rumah baru katanya." Gilang diam saja sambil menatapi Rama dengan raut wajahnya yang tidak bisa diprediksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]
RomanceBerondong Itu, Suamiku ! Menikah dengan anak remaja ? Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana. Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri. Siapakah dia ? Dia adalah Tetanggaku...