Part 9
Perasaan Yang Masih Belum Terucap?
Gilang meniduri tubuhku dengan lembut , kini bagian atas ku sudah tidak menggunakan apa-apa lagi, aku masih berusaha untuk menutupinya, karena rasa malu.
"Aku ingin melihatnya, boleh ?" Seru Gilang. Akhhhh ini sangat membuat frustasi.
Tapi aku mengangguk, menandakan setuju dengan keinginanya. Dia mengecup puncakku beberapa kali membuat rasa geli yang tidak tertahankan, aku tertawa.
"Kenapa Neta ?"
"Aku merasa geli."
"Apakah ini juga geli ?" Lalu dia menggelitik sekujur tubuhku.
"Hentikan Gilang, hentikan " Pintaku sambil tertawa tidak karuan.
"Kau milikku sekarang Arneta, hanya milikku, dan aku ingin memilikimu seutuhnya malam ini." Ucap Gilang padaku, dan aku mengangguk memberikan sebuah persetujuan. Dan akhirnya malam ini kami habiskan dengan gairah dan hasrat yang menggebu.
Pagi harinya.
Aku terbangun karena bunyi alarm yang aku setel di hp ku. Masih Tidak menyangka kini aku telah menjadi istri dari seseorang, dan seseorang itu jauh lebih muda dari ku. Lengan kekarnya berada di tubuhku, masih teringat kejadian semalam yang dia lakukan padaku, sungguh manis sekali, dia sangat lembut padaku memikirkannya saja sudah membuat muka ku merona di pagi hari.
Semalam adalah hal yang mungkin tidak pernah aku lupakan dalam hidupkku, dalam sekejap Gilang telah mengubah hidupku menjadi warna warni dan penuh cerita. Kini aku bisa merasakan tubuhku yang terasa sakit-sakit semua, pegal di sana-sini, aku dan Gilang tidak ada istirahatnya semalam.
"Kau sudah bangun ?" Seru Gilang, ternyata dia sudah bangun juga.
"Hmm,,,!" Ucap ku pelan.
Gilang membalikkan badanku, dan kini kami saling berhadapan. Lalu dia mencium keningku.
"Selamat pagi istriku." Sapanya, dan aku hanya tersipu malu sambil senyum-senyum.
"Ingin melakukannya sekali lagi ?" Tanya Gilang, ini sangat sulit untuk aku jelaskan, dia seperti bukan Gilang, bagaimana mungkin dalam sekejap dia bisa berubah seperti ini, yang biasanya cuek, jutek, tiba-tiba jadi manis penuh perhatian, dan sekarang dia bersikap seperti ini. Tapi tentu saja aku tidak menolak keinginanya, pastinya aku akan berdosa kan, akhirnya kami melakukan rutinitas baru itu sekali lagi sebelum kami sarapan pagi.
Setelah kegiatan itu, kami mandi dan kami langsung pulang ke rumahku.
Sesampainya di rumah kami di sambut oleh orang-orang yang ada di rumahku.
"Duh,,,duh pengantin baru, kelihatannya lelah banget." Seru Keluarga besar kami yang lagi berkumpul sambil memakan kue di ruang keluarga.
"Iya lah Ma lelah, kan kita abis buat acara, Memang nya kalian semua enggak Lelah apa, tumben jam segini sudah pada rame kumpul ?" Tanya ku pada mereka semua.
"Hoi, bro,,,,lihat itu leher Lo abis digigit setan." Seru adikku Andri, lalu Gilang memegang lehernya dan menggosoknya, aku sendiri yang merasa aneh dengan kata-kata Adikku langsung melihat kearah lehernya Gilang , dan betapa terkejutnya aku ketika melihat tanda merah di lehenya Gilang, akhhhh, jangan-jangan itu bekas hisapanku tadi malam. Aku yang malu setengah mati langsung lari ke dalam kamar, sial ini sangat memalukan, lagi pula apa sih yang sudah aku lakukan, pastinya aku akan di bully oleh Andri selama beberapa bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]
Roman d'amourBerondong Itu, Suamiku ! Menikah dengan anak remaja ? Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana. Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri. Siapakah dia ? Dia adalah Tetanggaku...