Part 17.
Author POV.
Lalu tiba-tiba Dina memeluk Gilang.
Gilang yang terkejut langsung mundur.
"Dina, apa yang kamu lakukan?" Gilang melepaskan Pelukan dari Dina, mata Dina mulai berkaca-kaca. Dina mendekatkan dirinya lagi pada Gilang, dan Gilang tambah mundur.
"Kamu sudah dengar kan Gilang kata-kata aku, aku rela jadi simpanan kamu, aku rela . Asalkan aku tetap sama kamu, aku enggak peduli dengan status kamu, kamulah kebahagian aku Gilang ?"
"Jangan seperti itu Dina, kamu itu pintar, cantik, baik, masa depan kamu masih panjang, aku yakin kamu akan menemukan orang yang bisa membuat kamu bahagia."
"Enggak Gilang, kamu yang buat aku bahagia, cuma kamu. Kamu enggak pernah ngerti ya kalau kamulah satu-satunya kebahagian aku, kamu satu-satunya yang aku punya."
"Ini salah Dina, kamu tidak bisa seperti ini, dan aku tidak mungkin melakukan hal ini, ini salah aku enggak bisa khianati Istri aku, apalagi dia sedang hamil anakku, lagipula aku juga sangat mencintainya Dina. Dan aku enggak mungkin melakukan hal itu dengan kamu, aku sangat menghargai kamu Dina, kamu hanya akan hancur dengan pilihan kamu yang seperti itu."
"Aku sudah hancur sekarang, dan aku tidak peduli jika aku harus bertambah hancur asalkan aku memiliki kamu."
"Maaf Dina, aku enggak bisa." Gilang melangkahkan kakinya dan mengarah keluar Cafe. Dina berlari dan mengejar Gilang. Dina langsung memeluk Gilang dari belakang, lalu Gilang mencoba lepas dari Dina.
"Dina, ini tempat umum, lepaskan."
"Aku tidak peduli, aku cinta sama kamu Gilang." Lalu Dina tidak sengaja melihat seseorang yang dia pernah lihat sebelumnya walau hanya sebentar, tiba-tiba dia langsung berjalan ke depan Gilang, dan menjinjitkan kakinya dan menarik baju Gilang dengan keras hingga Gilang menunduk dan tanpa basa-basi mencium bibir Gilang. Dina memaksa sekuat tenaga. Dan ketika Gilang berontak dan mendorong Dina, akhirnya Dina terlepas dari dirinya. Tentu saja karena hal itu Dina hampir saja terjatuh karena Gilang mendoronganya dengan kuat. Lalu Dina segera melihat kearah tempat yang tadi dia lihat tapi ternyata sudah tidak ada orang itu.
"Jangan pernah melakukan hal itu lagi, jika tidak aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu lagi Dina." Lalu Gilang menuju mobilnya dan pulang.
"Maafkan aku Gilang, tapi aku tidak menyesal melakukan hal ini, kamu milikku, dan selamanya kamu akan tetap menjadi milikku." Ucap Dina.
Di dalam Taxi.
"Kamu pikir bisa melakukan ini sama aku Gilang, Kamu pikir kamu bisa ?" Neta berteriak di dalam mobil Taxi dengan air mata yang mengalir deras.
"Inikah keinginan kamu, inikah yang kamu pikirkan, jadi Memang ini yang kamu mau, Memang dasar brengsek, anak ingusan tidak tahu diri. Aku tidak akan pernah memaafkan kamu walaupun kamu berlutut dan mati di hadapanku." Neta masih saja berbicara sendiri dalam Mobil Taxi , sopir itu sudah ketakutan merasakan hawa dingin dan mengerikan di dalam mobil ini.
Gilang ternyata sampai duluan di rumah, dia tidak melihat ada Neta.
"Neta--Neta, kamu di mana ?" Seru Gilang Memanggil Neta di dalam rumah.
Tidak lama mobil Taxi itu sampai ketujuan, Neta melihat mobil Gilang sudah sampai, amarahnya tidak bisa dibendung lagi untuk kali ini.
Gilang mendengar suara pintu terbuka, pasti Neta pulang. Ketika kearahnya ternyata benar Neta pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]
RomantizmBerondong Itu, Suamiku ! Menikah dengan anak remaja ? Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana. Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri. Siapakah dia ? Dia adalah Tetanggaku...