Part 2.
Author POV.
Setelah teriakan demi teriakan yang mereka dengar, akhirnya mereka di sidang di rumah Neta di ruang Keluarga. Neta hanya berdiam diri dan merenung tanpa kata, tidak seperti Neta yang cerewet dan ribut di rumah itu.
Dalam renungannya Neta berpikir, Entah kenapa dia sama sekali tidak ingat, yang dia ingat dia hanya pergi ke Club malam dan minum, dan inilah kebiasaan buruk Neta, di mana dia suka sekali keluar malam, dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya yang dia temui di Club malam. Dia sama sekali tidak mengingat apapun, kecuali tentang mimpinya, mimpi tentang dia bertemu dengan malaikat tampan, dan mereka berciuman di kolam itu, tapi hanya sampai disitulah ingatannya, setelahnya dia tidak ingat sama sekali."
Neta masih terus mengingat, menerka-nerka dan bicara dalam hati, sambil merenung duduk di sebelah Mamanya. Semua muka tampak serius, masih terdiam dan shock dengan apa yang barusan mereka lihat.
Dalam keheningan itu Mama Neta bersuara sambil menangis.
"Bagaimana ini Pa. ? Katakanlah sesuatu." Seru Mamanya Neta yang sudah meneteskan air matanya.
"Ma kenapa menangis, sudah Ma ? Jangan menangis ya, mana tahu itu Cuma salah paham, Neta saja tidak ingat apa yang sudah terjadi, jadi kita tidak boleh berburuk sangka dulu, Papa yakin ini hanya salah paham Ma, tenanglah dulu Ma ?" Papa Neta mencoba untuk menenangkan Mamanya yang sudah panik dan tidak berhenti menangis karena kejadian ini.
"Papa masih bisa bilang tenang, Mana bisa Mama tenang Pa, lihat Anak gadis kita seperti ini."
"Ma tenanglah jangan seperti itu, Neta yakin Neta enggak melakukan Apa-apa kok sama Gilang." Seru Neta yang mencoba menenangkan Mamanya juga.
"Tenang kamu bilang Neta, Iya kamu bisa bilang tenang karena kamu enggak ingat karena kamu mabuk, tapi apa yang harus diingat dan harus di yakini lagi Neta, kami semua sudah melihat dengan mata kepala kami , kalian berada satu ranjang tanpa menggunakan baju, kamu ya Neta, buat malu nama Keluarga saja, ingat umur kamu itu loh Neta , kamu itu sudah umur 25, masih saja mabuk-mabukan, Mama sama Papa enggak pernah mengajari kamu mabuk seperti itu ya, terus kamu lihat itu akibatnya sekarang, kamu sungguh sangat mengecewakan nama Keluarga kita, kamu benar-benar buat malu." Mama Neta menangis lagi , Papanya Neta hanya memeluk dan mengelus punggung Mamanya.
Mendengar perkataan seperti itu sangat menyakiti hati Neta, Neta tahu dia salah tapi dia tidak menyangka akan mendapatkan perkataan yang seperti itu dari mulut Mamanya. Apalagi selama ini Memang Neta menjadi anak kesayangan yang selalu dimanja dan tidak pernah kena marah sekalipun .
"Sudahlah Mbak Yu, jangan gampang emosi toh Mbak, kasihan Neta, lagipula benar kata Neta Mbak, dia kan enggak ingat apa-apa, mana tahu ini semua bukan seperti yang kita perkirakan. Iya kan, Pak?" Mama Gilang langsung menggenggam tangan Papa Gilang erat mencoba untuk meyakinkan pikirannya kalau benr ini tidak seperti yang mereka semua bayangkan.
"Menurut Bapak bagaimana ? Coba Bapak yang angkat bicara , selesaikan masalah ini Pak. Anakmu itu loh Pak, Mbok ya berani-beraninya dia tidur di kamar anak Gadis Orang Pak. Lagi pula kan Neta itu sudah seperti Mbaknya sendiri, tanya dia lah Pak, kok Bapak mah diam saja sih dari tadi." Sambung Mamanya Gilang yang matanya juga sudah berkaca-kaca.
"Kak Neta bukan Mbak aku Ma, dia Cuma tetangga kita." Ucap Gilang lantang ditengah-tengah kegundahan diruangan ini, sontak membuat orang melihatinya dengan tajam.
"Gila ya kamu Gilang, kamu ya, sudah salah masih saja menjawab, kamu itu coba jelaskan apa yang terjadi ? Bagaimana ini semua bisa terjadi ? Kenapa kamu tidur di kamar Neta, Neta itu seperti Mbak mu sendiri Gilang." Seru Papanya Gilang dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]
RomansaBerondong Itu, Suamiku ! Menikah dengan anak remaja ? Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana. Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri. Siapakah dia ? Dia adalah Tetanggaku...