Berondong Itu, Suamiku !
Menikah dengan anak remaja ?
Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana.
Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri.
Siapakah dia ?
Dia adalah Tetanggaku...
Neta pulang terlebih dahulu karena tidak enak badan, sekarang dia sudah ada di rumah, tapi dia belum mengabari Gilang, dia lupa untuk mengabarinya karena sehabis turun dari taxi dia langsung tidur.
Ketika Gilang menjemputnya di kantor, seperti biasa Neta seharusnya sudah berada di depan Bank, hanya saja kali ini Neta tidak keluar-keluar juga. Akhirnya Gilang memutuskan untuk masuk ke dalam dan bertanya, tapi malah bukannya Neta yang dia dapatkan, tapi malah kabar dari Security yang katanya Neta sudah pulang sekitar jam 2 tadi di jemput taxi, karena tidak enak badan. Kenapa Neta tidak menghubunginya. Gilang langsung pulang ke rumah dan mendapatkan Neta sedang terbaring lemah.
Gilang langsung mendekati Neta dan memegang keningnya. Badan Neta panas sekali, lalu dia memutuskan untuk mengompres Neta. Semalaman Neta tidak bangun, Mamanya juga bilang ke Gilang jangan di bangunin, dia gitu kalau kelelahan, pasti dia sakit, kalau sakit dia harus banyak tidur, nanti sehabis minum obat biasanya dia akan enakan, itu sudah seperti kebiasaan Neta. Jadi Gilang memutuskan tidak membangunkannya.
Hari sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan Gilang memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya setelah mengganti kompresan Neta.
"Gilang ?" Seru Neta dengan suara lemah.
"Hai, kau sudah bangun."
"Kau kapan pulang, astaga maaf aku lupa mengabarimu, apakah kau tadi ke kantor, maafkan aku ya." Neta cemas karena dia tadi tidak mengabari Gilang dan langsung tertidur, badannya sangat tidak enak, pusing dan sakit-sakit semua.
"Tidak apa-apa, aku pulang jam 5 tadi. Bagaimana sudah enakan belum badan kamu ? Tadi kamu panas sekali enggak seperti biasanya, kamu mau ke rumah sakit enggak, aku khawatir dengan kondisi kamu ?"
"Enggak Gilang, aku cuma kelelahan, nanti aku sembuh sendiri kok, sudah biasa."
"Ya sudah Tidurlah lagi kalau begitu, biar besok sembuh ya."
"Iya Gilang, kamu enggak tidur." Tanya Neta.
"Aku akan mengerjakan tugas dulu ya, ada sedikit tugas dari Kampus, kamu tidur lah, kalau kamu ada perlu apa-apa kamu panggil aku ya, nanti setelah itu aku akan tidur juga."
"Oke Gilang, kamu jangan malam-malam ya."
"Iya Neta." Lalu Gilang menyelesaikan tugasnya, dilihatnya sudah jam 2 subuh, barulah Gilang memutuskan untuk tidur, di peluknya Neta dari belakang, suhu badan Neta juga sudah normal, syukurlah dia sudah enakan, sepertinya betul dia hanya kelelahan, Memang akhir-akhir ini Neta sering lembur dan banyak kerjaan.
Keesokan Paginya.
Suara alunan musik yang cukup keras terdengar, itu adalah kebiasaan Andri kalau hari sabtu dan minggu, pasti bangun pagi dan mendengarkan lagu dengan speaker besar.
Neta terbangun tapi kepalanya sakit sekali dan perutnya juga sakit dia langsung bangun duduk dan tiba-tiba dia mual, dia langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya yang bahkan belum dia isi dari kemarin. Gilang yang terbangun karena goncangan dari kasur membuat dia langsung berlari kearah Neta ketika melihat Neta muntah. Dia dengan sigap menarik rambut Neta kearah belakang agar tidak kena muntahan, dan mengurut leher belakangnya.
"Kamu kenapa, masuk angin ya, Kita ke rumah sakit ya, aku panggil Mama dulu." Seru Gilang panik.
"Baiklah." Neta pasrah karena kali ini dia sangat lemah dan tidak seperti biasanya yang paginya langsung sembuh kalau seharian tidur setelah minum obat. Mereka segera pergi ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Neta langsung diperiksa dan setelah pemeriksaan selesai dokter mengajak Gilang untuk bicara.
"Apakah bapak suaminya ?" Tanya dokter itu.
"Iya dok."
"Selamat Pak anda akan menjadi Ayah, Istri anda hamil, dan sekarang kehamilannya mau masuk usia 4 minggu. Hal ini wajar mengingat sepertinya ini kehamilan muda, jadi dia lemah dan tidak ada energi. Bapak harus selalu memperhatikan asupannya karena calon Ibu yang lagi hamil muda sangat susah menjaga kesehatannya, apalagi sepertinya Istri Bapak sangat lemah." Gilang Shock dia bahkan tidak mendengar apa yang Dokter bicarakan selanjutnya setelah Dokter bilang kalau Neta hamil dia hanya terdiam dan termenung.
"Iya, dia hamil Pak, Selamat ya." Setelahnya Gilang pergi menjemput Neta untuk membayar administrasinya dan mengambil obat.
Ketika diperjalanan menuju Apotek untuk menebus obat hingga keparkiran untuk mengambil mobil, Gilang hanya terdiam termenung, tidak tahu harus melakukan apa. Entah senang, atau malah sebaliknya. Dia belum siap untuk menjadi Ayah, kenapa selama ini dia tidak memikirkan tentang kehamilan , dia hanya ditutupi oleh nafsu untuk menyentuh Neta lagi dan lagi, karena Neta membuatnya gila dan ketagihan.
Bagaimana dia akan menghidupi Neta, bahkan dia baru akan lulus 2 tahun lagi. Untuk hidup saja sampai saat ini Gilang masih tinggal dengan Keluarganya. Dan uang tabunganya sudah dihabiskan untuk pernikahan kemarin. Tapi sekarang mendengar kata hamil, dan dia akan menjadi Ayah. Apakah dia siap ? Apakah ini benar kenyataan ?
Kenyataannya kini Gilang masih sangat meragukan dirinya sendiri.
TBC.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.