Dirundung Dilema .

22.4K 744 15
                                    

Part 12.

Neta POV.

"Gilang kamu kenapa ? Dari tadi menung terus, apa yang dikatakan Dokter ? Kenapa tadi kalian bicara di ruang Dokter ? Apa aku kena penyakit mematikan ya ?" Tanyaku heran pada Gilang yang sepertinya sangat aneh dari tadi semenjak keluar dari rumah sakit.

"Omongan itu doa, Neta. Jadi jangan asal bicara." Balas Gilang.

"Terus kamu kenapa ? Raut muka kamu aneh gitu, seperti ada sesuatu ?" Tanyaku, yang masih penasaran.

"Tidak ada apa-apa, tidak ada yang serius, Dokter Cuma bicara tentang kondisi kamu yang lemah dan harus banyak dijaga, jangan Stress dan banyak pikiran, soalnya kamu lagi hamil muda." Ucap Gilang, lalu Hening.

"Maksud kamu aku hamil Gilang ?" Tanyaku lagi padanya.

"Iya kamu hamil Neta, mana mungkin aku yang hamil." Ucap Gilang lagi.

"Kok kamu ngomong gitu sih, iya aku tahu aku yang hamil, mana mungkin kamu, tapi kok kamu ngomongnya kayak enggak senang gitu, ini kan anak kamu." Ucapku dengan kesal. Gilang hanya diam tidak menjawab.

Kenapa Gilang seperti tidak suka dengan kehamilanku, ini kan anak dia ? Kenapa dia malah bersikap cuek dan tidak peduli ?Apakah jangan-jangan dia tidak menginginkan kehadiran anak ini ?

Aku hanya diam saja tidak banyak bicara, dia juga tidak mempertanyakan apa yang aku pikirkan, kami terhanyut dalam pikiran kami masing-maing. Lalu sesampainya di rumah aku langsung keluar dari mobil, dan masuk dalam kamar sebelum dia mengikutiku ke kamar aku langsung menguncinya.

"Neta, kok di kunci ?" Gilang mengedor-ngedor pintu kamarku. Aku tidak menjawab.

"Neta,buka dong, aku mau ganti pakaian nih. Kok di kunci sih ?" Ucapnya lagi.

"Kamu pulang saja dulu ke rumah kamu Gilang, tukar baju di rumah kamu saja." Seru ku padanya.

"Lah, Kok gitu sih, Kok kamu ngomongnya gitu, ada apa, kamu marah sama aku ? Aku salah apa ? Buka dulu pintunya, ayo kita bisa bicarakan apa masalahnya ?" Emang aneh itu Gilang, dia masih nanya apa salahnya ? Dia itu peka enggak sih jadi suami.

"Enggak mau, aku mau sendirian Gilang, kamu pergilah dulu." Ucapku pada Gilang.

"Sudah bro, dia enggak akan merubah keputusannya, Neta adalah wanita paling sulit kalau di bilang, mendingan Lo kasih waktu." Aku mendengar suara Adikku.

"Tapi dia nyuruh Gue pulang Andri, nanti Gue di cincang Mama Gue kalau Gue pulang."

"Yaelah gitu aja di repotin, ya udah lah, kan Lo bisa tidur di kamar Gue Gilang, kok gitu aja di pikirin. Ngomong-ngomong tadi Gue denger Kak Neta ke rumah sakit ? Ngapain ? Dia sakit ?" Aku mendengar Andri bertanya pada Gilang. Lagian kenapa juga mereka mengobrol di depan pintu kamarku.

"Iya kondisinya lemah, soalnya Neta lagi Hamil." Ucap Gilang, lalu aku tidak mendengar suara Adikku lagi.

"What,,,what,,ha,,hamil.? Kak Neta hamil. Serius loh Gilang, Kak Neta hamil ?" Barulah terdengar lagi.

"Mama,,,Mama,,,,,Neta Hamil Ma, Neta Hamil." Aku mendengar Andri teriak-teriak bilang Aku Hamil. Dasar mulut ember.

Lalu Entah kenapa aku malah menjadi mau menangis, hati aku jadi enggak karuan banget, aku tidak tahu apa yang aku rasakan tentang kehamilan ini, senang kah ? Atau malah sebaliknya. Nyatanya Gilang sendiri tidak menunjukkan kegembiraannya sedikit pun , berbeda dengan Andri Adikku, yang malah lebih bersemangat.

"Neta---Net--Neta buka sayang pintunya, kamu benaran hamil. Keluar dulu Mama mau ketemu kamu ?" Seru Mamaku yang sudah berada di depan pintu kamar, dan menyuruhku membuka pintunya.

Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang