Part 15.
Author POV.
Sehari Sebelum Kejadian Tidak Terduga.
Mereka sudah pindah ke rumah baru sejak 1 bulan yang lalu, Awalnya Neta sulit untuk mengurusi rumah itu sendirian, orang tuanya awal-awal memang masih mengurusi untuk makan , mengatur rumah dan lainnya, tapi lambat laun mereka dibiarkan untuk lebih mandiri, agar Neta lebih terbiasa. Tapi namanya orang tua mampu sampai kapan melihat anak manjanya kesusahan.
Hubungan Neta dan Gilang sekarang sudah lebih baik, Gilang lebih perhatian sekarang dengan Neta, ya karena Neta juga lebih manja sekarang dengan Gilang, mungkin efek kehamilan mudanya.
"Aku akan kerja hari ini ." Seru Neta pada Gilang.
"Apa kau yakin Neta ." Tanya Gilang, dia khawatir Neta akan kelelahan, dia ingin sekali menyuruh Neta untuk berhenti bekerja, tapi dia takut dengan reaksi Neta, karena Gilang tau Neta adalah orang yang suka marah tanpa mau mendengarkan dulu penjelasan orang, dan tentu saja Gilang tau pekerjaan itu adalah kesukaanya Neta, Neta memang manja hanya saja dia sangat tekun dan pekerja keras dengan pekerjaanya.
"Iya aku sudah pulih 100 persen kok, aku juga sudah tanya sama dokter kandunganku katanya enggak Apa-apa untuk aku mulai beraktivitas lagi asalkan bukan yang Berat-berat seperti kerja bangunan ." Gilang tersenyum dan mengelus rambut Neta.
"Ya sudah jika dokter sudah bilang oke, yang jelas kamu jangan terlalu lelah ya, kalau ada apa-apa langsung telepon aku. Obat jangan lupa minum, susu juga jangan lupa minum ." Seru Gilang.
"Hm,,,iya Gilang makasih ya sudah perhatian sama aku." Gilang mengangguk sambil tersenyum.
Lalu setelah sarapan mereka langsung berangkat, Gilang seperti biasa mengantar Neta ke kantor.
"Aku pergi ya Gilang ." Neta tersenyum pada Gilang, dia Memang masih canggung untuk menyalami tangan Gilang atau sekadar peluk Gilang, dia malu kalau harus dia duluan yang melakukannya, sedangkan Gilang sendiri tidak pernah melakukannya duluan, Memang Gilang lebih perhatian hanya saja untuk sentuhan Fisik Gilang masih banyak Ragu dan canggungnya, kecuali waktu dan tempat yang mendukung untuk membuat suasana menjadi romantis, barulah Gilang akan bertindak lebih dulu.
"Hati-hati ya, nanti aku jemput."
"Okey Gilang, kamu juga Hati-hati ya."
Neta langsung masuk ke kantornya.
Ketika sudah masuk kantor Neta disambut hangat oleh teman-temannya.
"Duh..duh pengantin baru tokcer banget sudah hamil saja nih." Seru teman kerja Neta sambil tertawa girang.
"Bagaimana Neta, bahagia enggak."
"Pertanyaan apa itu ? Ya bahagia lah , namanya juga sudah nikah, sekarang sudah hamil siapa juga yang enggak bahagia."
"Neta lebih sensitif ya. Lebih cantik juga, katanya sih kalau ibu hamil jadi lebih cantik, pertanda anaknya perempuan ."
"Wajar saja lah kan lagi hamil, dulu pas aku hamil muda dan baru pertama kali juga gitu, tiba-tiba marah, emosi, nangis, kangen, semua campur aduk deh, jadi kamu Siap-siap deh ya Neta akan merasakan semua itu." Neta jadi berpikir apa yang dibilang oleh temannya ada benarnya, Moodnya enggak karuan Akhir-akhir ini, sering marah, terus sedih, terus senang, terus kangen banget sama Gilang.
"Perempuan ataupun Laki-laki, aku akan sangat bersyukur, tapi memang aku maunya perempuan, tapi apa saja yang penting sehat deh." Ujar Neta.
"Ya, kami semua berdoa agar kamu dan calon anak kamu selalu sehat ya Neta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #1 [END]
RomanceBerondong Itu, Suamiku ! Menikah dengan anak remaja ? Memikirkannya saja sudah membuat hati gundah kelana. Kok bisa ? Itulah yang menjadi pertanyaan setiap orang yang mengenalku, bahkan terkadang diriku sendiri. Siapakah dia ? Dia adalah Tetanggaku...