Jaemin x Renjun x Jeno
_
_
_
_
_Jaemin memejamkan matanya lamat. Mencoba menghapus bayangan sosok yang duduk di hadapannya dan mengadu tentang pacar brengseknya. Renjun terluka lagi. Dan lagi atas cinta rumit yang dia jalani.
Jaemin tidak habis pikir kenapa Renjun masih mau pada lelaki tidak jelas begitu. Iya, statusnya memang pacar Renjun namun tidak pernah peduli pada Renjun. Dia juga suka menghilang. Dan yang jelas, yang selalu peduli dan ada untuk Renjun adalah dirinya, di hadapannya kini.
Jaemin melengus, ia menaruh tangannya di atas pundak Renjun. "Lepaskan lelaki itu, Renjun. Dia tidak berhak membuatmu mengeluarkan air mata, lebih banyak." Tangan di pundak mungil Renjun bergerak, menggoyangnya.
Netra Renjun yang semula memandang keluar jendela kini menatap Jaemin. Lelaki di depannya ini serius. Lebih serius dari saat mengerjakan ulangan matematika. Renjun tak bergeming, ia tak juga menjawab. Tangannya bergerak menyingkirkan tangan Jaemin dari pundaknya. Ia tersenyum pada Jaemin seakan melupakan dirinya yang tadi menangis mengadukan Jeno yang ia lihat pergi dengen lelaki lain.
"Jangan berpura-pura kuat!"
"Aku kan memilikimu, teman, kau akan selalu menguatkanku, kan?"
Jaemin tidak punya pilihan selain mengangguki sosok mungil di depannya ini. Senyum itu sangat indah, berharga. Jaemin akan meninju siapa pun yang berani melunturkannya.
"Tapi sekali lagi kau menangisinya di depanku, aku tidak akan tinggal diam!" Keukeuhnya matang. Dan kali ini giliran Renjun yang mengangguk.
___
Memang brengsek. Jaemin sudah meraih jaket kulitnya di belakang pintu namun sosok yang ia lihat sesaat pintu terbuka mencegahnya untuk berlari dan meninju Lee Jeno. Renjun datang, matanya sembab dia menghambur ke dalam pelukan Jaemin. Jaemin panas dingin mendadak, tapi menikmatinya meski perasaan sakit didera juga oleh hatinya.
Jaemin ingin Renjun mengerti bahwa Jeno bukan untuknya. Membuat Renjun mengerti akan dirinya yang sebenarnya orang yang paling mencintainya.
Apa Renjun tidak pernah mendengar seruan lara hati Jaemin setiap lelaki manis Huang itu terluka hatinya karena Jeno? Renjun terluka, Jaemin lebih terluka. Karena sejatinya cinta adalah yang merasakan luka teramat saat orang yang dicintai terluka.
Apa Renjun tidak mendengar panggilan hatinya yang menyeru-nyeru nama indah Renjun? Jaemin mencitainya, karena separuh Jaemin adalah Renjun. Luka yang dirasa Renjun pun Jaemin rasakan. Bagi Jaemin, Renjunlah separuh dirinya.
Lelaki mungil itu tidak bersuara. Ia hanya menghambur pada pelukan Jaemin. Menyimpan dalam wajahnya di dada Jaemin. Lalu untuk dua detik berikutnya ia mendongak. Jaemin merasakan dadanya sesak melihat wajah sendu itu. Dia tidak tega lelaki manis ini terluka.
"Sampai kapan kau akan terluka oleh Jeno?" Jaemin memandangi wajah itu. Ia menanti bibir Renjun terbuka untuk menjawab. Tidak ada jawaban. Lagi-lagi senyum simpul yang makin menyayat hati Jaemin. "Kapan kau akan paham kalau Jeno itu bukan cintamu, Renjun?" Kesal juga, Jaemin meninggikan suaranya.
"Jaemin, aku menyayanginya, sangat."
Jaemin melengus kesal. Ia membuang muka. Hatinya benar-benar remuk sekarang. Tak ada gunanya bicara dengan orang yang dibutakan cinta. Jaemin juga mencintai Renjun, tapi tidak sebodoh Renjun. "Terserahlah aku muak denganmu!"
Aku ingin kau merasa kamu mengerti aku mengerti kamu
Aku ingin kau sadari cintamu bukanlah dia
Dengar laraku suara hati ini memanggil namamu karena separuh aku, dirimu - Na Jaemin korban cinta sepihak Huang Renjun si bodoh yang mencintai Lee Jeno.___kkeut___
Kok menurut aku jaemin selalu cocok jadi orang ketiga yang hatinya terluka ya? Suka kasian tapi bodo amat wkwkwk mon map nih ya kalo ada yang triggered karena aku gak pernah njadiin jaemren /disleding/
Ok sampai jumpa lain kali~
■180825■
KAMU SEDANG MEMBACA
[bl] hrj.
Short Storykumpulan one shot hrj x boy dari tiap lagu yang kudengar. enjoy! august, 2018.