8. Jujur Saja

2.1K 195 65
                                    

Mark x Renjun
_
_
_
_
_

Rambutnya yang sudah ditata rapi sebelum berangkat kuliah tadi kini tak berbentuk rapi lagi. Dia dengan suka rela dan sadar mengacaknya kasar ketika menghadapi Renjun yang mengibarkan bendera perang di antara mereka. Salahnya juga sih mengatakan kalau dia tidak peduli Renjun mau apa. Maksudnya, dia tidak peduli karena dia tahu Renjun mencintainya dan apapun yang tarjadi akan kembali padanya. Namun lelaki yang lebih muda itu malah salah tangkap mengartikan Mark sudah muak atas dirinya.

Bukannya kata putus yang keluar dari bibir Renjun lima belas menit yang lalu, bahkan lelaki mungil itu tidak mengatakan hal yang memicu sakit hati Mark. Renjun menanyakan Mark sudah sarapan apa belum. Lalu ia pergi merangkul Jeno di depan mata Mark, bilang akan sarapan bersama. Meninggalkan Mark, di sini, sendirian. Makanya Mark radak frustasi pada pacarnya itu.

__

Kelas siangnya usai lebih cepat dari perkiraan, dosennya ada perlu lain maka kelas dibubarkan lebih cepat. Mark senang. Dia sudah ingin bertemu Renjun. Rindu, tapi gemas juga kalau ingat yang tadi pagi.

Langkah kaki Mark terhenti saat retinanya menangkap sosok Renjun yang bersandar di tembok depan kelasnya. Lelaki yang lebih muda itu tersenyum ramah padanya. Seakan tak memiliki dosa, tak sadar sudah membuat Mark kesal sepagi tadi. Ia berjalan menghampiri Mark. Berdiri di hadapan lelaki yang kini memasang wajah sok jual mahal.

"Capek ya abis kuliah?" Dengan kedua tangan yang tersembunyi di saku celananya, Renjun agak mencondongkan tubuh ke depan, berbicara di sebelah telinga Mark. Mungkin kalau tidak tahu akan mengira Mark itu posisi bawah, Renjunlah yang dominan. Tapi ini berlangsung cepat, Mark tidak mengindahkan tanya pacarnya itu. Ia menarik tangan Renjun untuk pergi dari sana.

Mereka berakhir duduk di mobil Mark. Wajah Mark cuek, dia ngambek. Sedangkah Renjun terus tersenyum nakal. Antara senang dan bangga membuat Mark begini, jarang-jarang.

"Kenapa sih Kak?"

"Jujur aja Njun, lo bosen sama gue?!" Pertanyaan ini sukses membuat persimpangan di dahi Renjun. Untung masih samar, karena Renjun belum keriput. Lalu dia terkekeh melihat manyunnya Mark yang lucu.

"Mau jujur-jujuran?" Lelaki yang lebih muda malah menantangnya. Mark meliriknya sekilas, tanpa jawaban. "Jujur aja Kak, aku makin cinta. Aku makin sayang dan makin tergila, sama Kakak!"

Mark menahan senyumnya. Tadi Renjun bicara dengan gamblang dan jelas meski tak berani menatap wajah Mark. Mark berhasil menahan senyumnya.

"Masa?"

"Iya. Ini lo cemburu karena gue ngerangkul Jeno tadi pagi yak?"

Ketahuan. Segini aja Mark Lee cemburu melihat lelakinya yang merangkul temannya sendiri. Lemah!

Bungkamnya Mark malah membuahkan tawa lelaki yang lebih muda. Dia sampai menepuk-nepuk pahanya. Lebay sih. Tapi wajah cemberut Mark sangat lucu baginya. Renjun jadi ingin bertukar menjadi yang mendominasi, tapi Mark pasti akan mengamuk.

Tawa Renjun mulai reda karena rasanya krik krik krik dia tertawa sendiri dimana Mark hanya memerhatikannya dalam diam. Jadi benar pacarnya ini cemburu? Ia menyetel kalem dirinya. Berdehem membersihkan tenggorokan.

"Cuma butuh sedikit berpaling aja Kak. Bukan ada yang lain juga kok. Bukan juga jenuh. Lagian Jeno temenku, ngertikan?"

Ia melihat wajah Mark sudah tidak setegang tadi. Ia menaik turunkan alisnya dan tersenyum pada Mark yang laun turut tersenyum simpul. Tangan kanan Mark menangkup pipi Renjun. Membawanya mendekat untuk ia cium, sebentar.

"Ya udah kalo makin cinta, makin sayang dan makin tergila, jangan bikin cemburu!" Mark mengingatkan.

Renjun tersenyum segaris sambil menganggukkan kepala. "Kirain bener udah gak peduli," lirihnya, tapi telinga Mark sensitif.

"Itu maksudku... nih kamu harusnya ngertilah, Njun. Saking percayanya aku sama kamu, kamu bebas mau ngapain. Tapi tetep jaga perasaanku yang tulus cinta kamu. Jangan kamu nunjukin kedekatan di depan mataku gitu, perih, tahu gak?!"

Renjun mendengarkannya dengan saksama. Bukannya Renjun tidak paham, dia hanya sedikit menguji Mark bagaimana reaksi lelaki itu kalau melihatnya bersentuhan dengan lelaki lain. Eh cemburu, baguslah.

"Iya Kak, iya tahu!" Jawabnya enteng. Dia tersenyum lebar pada Mark yang kemarahannya sudah luntur. "Tapi ngambeknya Mark Lee imut banget pengen gue semein Kak!"

"Njun ntar gue gigit lo!"

"Yeee enggak Kak canda gue candaaa!"

____kkeut____

Wkwkwkwk nggak ngerti lagi ini apaan xD
Mon map kalo tulisanku sukak gak jelas, emang gak jelas, emang segini aja mampunya wkwkwk

Ah selamat merayakan Idul Adha untuk teman-teman yang merayakan:)

Sampai jumpa lain waktu~

■180821■

[bl] hrj.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang