5. Who You?

2.7K 250 67
                                    

Mark x Renjun
_
_
_
_
_

Apa yang terjadi di masa yang akan datang memang merupakan misteri. Mark merencanakan ikut kredit pada kelas Renjun di semester ini saat pengisian Kartu Rencana Studi sebulan yang lalu. Saat status mereka masih berpacaran. Sialnya, dua minggu setelah pengisian Kartu Rencana Studi mereka putus karena suatu alasan yang klise. Keduanya hanya salah paham, mungkin.

Mark merutuki dirinya yang berjalan masuk ke dalam kelas yang sama dengan Renjun. Ia melihat Renjun sudah masuk terlebih dahulu dengan lelaki yang kalau Mark lihat dekat sekali dengan mantannya itu, namanya Jaemin. Entah kalau mereka sekarang pacaran. Mark tidak ingin tahu. Mungkin.

Ia mengambil duduk di kursi nomer dua dari belakang, di dekat jendela. Sedangkan mantan kekasihnya berada di... Mark mengeluarkan buku catatannya sambil menyapu pandang kepala yang menghadap mimbar di depan kelas. Dari kepala bagian belakang pun dia hapal benar sosok Renjun yang dua baris di depannya bersama Jaemin. Apa benar Jaemin pacarnya? Ok, Mark mulai ingin tahu.

Lelaki itu setengah fokus mendengarkan ceramah dosen di mimbar tentang materi kuliah yang menjadi jadwal saat ini. Mata Mark berulang kali mencuri pandang pada sosok Renjun yang diam memperhatikan dengan hidmat ceramah dosen tersebut. Ia melengus sendiri. Jujur, ia rindu Renjun. Tapi dia menolak mengakuinya. Kan hubungan antara keduanya sudah berakhir. Berakhir konyol karena Mark cemburu pada Jeno, teman Renjun. Padahal di antara keduanya tidak ada apa-apa, hanya Mark terlalu negatif thinking dan berprasangka. Ok itu sama saja. Renjun lelah sendiri karena Mark menuduhnya selingkuh jadi dia berteriak putus pada lelaki itu kemudian pergi tanpa kata lain. Sungguh labil.

Jujur Mark merasa menyesal karena over acting waktu itu sampai membuat hubungan percintaan dengan lelaki manisnya, yang sekarang jadi mantan, usai. Ia sampai menjambak rambutnya sendiri saking gemas pasa dirinya itu.

Dosen di depan mengucapkan salam lalu berbenah dan kemudian pergi. Mahasiswa yang lain pun menata alat tulisnya kemudian berjalan beehamburan keluar ruangan. Mark masih di tempatnya, dia lebih baik duduk dulu supaya tidai berdesakan. Tapi malah membuatnya dalam situasi hanya berdua dengan Renjun. Lelaki manis di depan itu menoleh sedikit. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi yang berarti. Berbeda dengan Mark yang terlihat gugup. Ia mempercepat geraknya memasukan alat tulis miliknya ke dalam tas. Menyampirkan tasnya di pundak lalu jalan menuju pintu. Sialnya kaki Mark itu berhenti tanpa di minta, tepat di sebelah Renjun.

"Selamat ya udah punya pacar baru!" Katanya cepat lalu melebarkan langkah menuju pintu. Meninggalkan Renjun yang matanya menyipit masih mencerna maksud kalimat Mark barusan. Ia kemudian ingat Jaemin yang pergi duluan karena ada rapat organisasi, mungkin Mark mengira Jaemin adalah pacar Renjun yang baru.

Mark tidak menyangka lelaki manis yang sempat singgah, dan masih singgah, di hatinya secepat itu memiliki orang lain sebagai penggantinya. Ia mengusak rambutnya kasar, tersenyum meremeh untuk dirinya sendiri. Rasanya aneh ketika dia merasa buruk atas kebahagiaan orang lain. Mark tidak seharusnya begini. Ini karena hatinya berlum berubah. Ia masih mengelem rekat nama Renjun di elu hatinya. Egonya benar-benar...

_who you_

Sudah jatuh tertimpa tangga juga. Begitulah Mark kini. Ia masuk ke kelas yang sama dengan Renjun dan masuk ke dalam satu kelompok yang sama untuk presentasi. Rasanya ingin kabur saja kalau bisa. Tapi dia malas kalau harus ikut semester pendek.

Jadi di sinilah dia berada, perpustakaan kampus. Mencari buku referensi menggarap tugas kelompoknya dengan Renjun dan Jinyoung. Tetapi Jinyoungnya izin dulu karena dia ada rapat Himpunan.

So, here they go. Mark dan Renjun berdua mencari buku referensi tugasnya. Awkward jelas menyelimuti keduanya yang berstatus mantan. Mereka tidak saling bicara sejak ditinggalkan Jinyoung. Sampai,

"Ni gue dapet! Tapi gak bawa kartu perpus. Lo yang pinjem!" Mark menyodorkan buku itu pada Renjun yang berdiri tak jauh dengannya. Lelaki mungil itu menerimanya. Ia hanya mengangguk.

Setelah mereka mendapat sejumlah buku yang menjadi referensi tugas, keduanya menuju gazebo taman kampus. Untung ada beberapa yang sepi bisa untuk digunakan.

"Lo bawa laptop kan Kak?" Renjun sudah mulai mau membuka mulutnya. Saling diam hanya menambah siksa keduanya dalam keawkwardan tak berujung. Mark mengangguk dan mengeluarkan laptopnya.

Mereka duduk tidak saling berhadapan. Laptop berada di depan keduanya. Ya, mereka bersebalahan. Dan Mark lupa kalau background desktopnya masih foto Mark dan Renjun.

Dia jadi salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mati kutu kalau begini. Renjun pasti senang mengetahui Mark belum move on atas dirinya, pikir Mark.

"Lupa belom diganti," Ucap Mark cuek. Renjun hanya mengendikkan bahunya. Dia pikir Mark akan langsung mengklik kanan dan menggantinya tapi lelaki yang lebih tua itu membuka lembar kerja microsoft word.

Renjun meliriknya sekilas, mata rusa mantan kekasihnya itu fokus menatap layar laptop. Mengabaikan atmosfir kaku di antara mereka. Ia tersenyum simpul. Dia juga rindu Mark.

_who you_

Ka Mark
|Jinyoung yang ngprint?

Renjun
|Iya kak
|Sini kirim gw aja
|Ntar gw send ke dia

Ka Mark
|Ok
|Document sent

Renjun
|Sip kak

Mark sudah membuka pesan itu. Dia ingin obrolan lewat chat ini tidak berakhir, sebenarnya. Tapi dia tidak tahu bagaimana untuk menjaganya. Pusing sendiri, ia melempar asal ponselnya.

Sampai beberapa menit berikutnya ponsel itu bergetar berulang kali. Pesan bertubi.

Renjun
|Ka Mark
|Hm soal yang kaka bilang habis matkul Pak Siwon
|Aku belum punya pacar lagi kok
|Cuma ngelurusin aja

Entah apa yang menarik sudut bibir Mark naik secepat kilat begitu membaca pesan dari Renjun. Rasanya ada Forsythia menghujaninya kini.

Kalau boleh mengatakannya jujur, Mark rindu Renjun. Dia terus memikirkan lelaki mungil itu. Dia tidak bisa mengenyahkan Renjun dari pikiran maupun hatinya. Tak ada yang semenarik lelaki manisnya. Dia tidak ingin selain Renjun. Egonya bodoh. Ia menyusupkan kepalanya ke dalam bantal. Antara senang dan benci pada dirinya sendiri karena sikap yang grasa grusu membuat Renjun sampai minta putus dengannya.

Dia tidak membenci Renjun, mana bisa. Yang ada dia masih mencintai lelaki manis itu. Meski status mereka adalah mantan pacar.

Ia menarik nafas dalam. Mengambil ponsel yang sempat ia telantarkan saking bingungnya harus berbuat apa. Tangannya sudah berposisi mengetik pada layar ponsel. Matanya tidak berkedip menatap ponsel. Ditulisnya untuk Renjun,

Ka Mark
|Ill do better. Lets meet. I beg you to come back to me. I miss you
Sent

Ia kembali melempat ponselnya dan menyusupkan lagi kepalanya. Dirinya sudah seperti remaja alay yang baru menyatakan perasaan pada gebetannya.

____kkeut____

Lucu kalu mbayangin markeuli ngebucin renjun huhuhuhu

Ah Dirgahayu Indonesiaku♡♡♡

■180817■

[bl] hrj.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang