– ·– ·–· ––· · – –·– · – ·· ––· ·– –·· ·· – · –– ··– –·– ·– –·
"Jangan sentuh tanganku...." Gadis itu menundukkan kepala, jantung berdebar keras. Ia menatap sepasang sneakers hitam di sampingnya, terdiam di atas eskalator. Tangannya meremas perlahan lengan kemeja pemuda di sampingnya. "Seperti ini saja," ujarnya lirih.
Gadis itu tahu mungkin pemuda di sampingnya akan menatapnya ganjil, tetapi ia sedang tidak memperdulikannya sekarang.
Karena pemuda itu yang kini berdiri di sampingnya. Pemuda yang... mungkin sudah 5 tahun ia tidak pernah menatap langsung matanya. Pemuda yang mungkin saja sudah ia lupakan banyak detilnya: warna favoritnya, makanan kesukaannya, apa phobianya....
Gadis itu merasa bodoh sekarang. Amat sangat.
"Kenapa?" Suara bernada rendah itu bertanya, memelankannya agar hanya gadis itu yang mendengarnya.
Gadis itu mengembuskan napas terpatah-patah, "Malu," ungkapnya. Tidak, pekiknya. Wajahnya menghangat, ia tahu.
Kini gadis bersurai safir-keunguan iu mendongak, mendapati pemuda berambut cokelat gelap itu tersenyum kecil.
Jantungnya berdegup lebih keras lagi.
Terlihat jelas langkah mereka senada, seakan-akan menari pelan di atas lantai krem tanpa alunan musik, hanya ritme jantung yang memburu.
"Grey...."
"Hm?"
Gadis itu terbata, ia tidak yakin ia dapat mengucapkannya.
Aku merindukanmu, itu yang ingin ia ucapkan.
"Kenapa?" tanya pemuda itu lagi, menunggu jawaban dari gadis di sisinya.
Gadis itu mengepalkan tangannya, tangan satunya masih menggenggam erat lengan kemeja sang pemuda.
Aku merindukanmu, pikirnya.
Jangan pergi jauh dariku.
Berhenti sebentar, peluk aku.
Jangan tinggalkan aku.
Aku membutuhkanmu.
Kenapa aku tidak dapat selalu menemuinya?
... Aku lelah, tetapi lelah itu selalu hilang ketika aku merasakan kehadiranmu di sini.
"Tidak," ucap gadis itu, "... aku senang kau mengajakku berjalan hari ini."
"Sama," jawabnya singkat. "Ah, bagaimana jika kita--"
Gadis itu tidak terlalu mendengarkannya. Teriakan-teriakan menggema dalam otaknya. Frasa demi frasa meronta, meminta untuk dikeluarkan tanpa banyak pikir dan akal.
"Ah, ayo." Gadis itu tersenyum lebar.
Mau bagaimanapun juga, semua orang akan merasa kehilangan lagi.
... Dan gadis itu tidak pernah siap akan perpisahan.
[ Mempertemukan 2 OCmu dari cerita berbeda ]
NPC'S 30 Days Writing Challenge
Twentieth Daynote:
Grey Fleur Impera > Odds Academy
Kuromizu Arada > ReinkarnasiTo: Admin NPC
Mereka berasal dari cerita berbeda, universe yang sama. Jadi, wajar saja jika mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Oke? Oke sip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Silver Lining: NPC's 30 Days Writing Challange
Short StoryKarena kita tidak selalu memiliki harapan untuk melalui semua hal ini. Update setiap hari mulai tanggal 1 hingga 31 Agustus untuk mematahkan semangatmu dalam rangka event @NPC2301.