18. Ego

453 59 2
                                    

"Halo?"

"Kyung, lu gabisa banget pulang?"

Kyungsoo mengerutkan dahinya lalu mengecek nama pemanggil di layar ponselnya. Ini Baekhyun atau Minhee? Kenapa suaranya Baekhyun tapi yang keluar kalimat sorang istri?

"Hah? Gimana? Ini Baekhyun kan?"

"Iya ini gue. Lu gabisa izin pulang dulu apa?"

"Emang kenapa, Baek?"

"Lu tega banget sih istri hamil di tinggal-tinggal sendiri"

"Kamu di rumah saya?"

"Iya.. Ini gue mau balik ga tega jir"

"Kunci aja rumahnya, gue bawa kunci kok"

"WOI BANGSAT! LU YANG SERIUS AJA DONG! MAKSUD GUE KASIAN MINHEE SENDIRIAN BEGO! BUKANNYA TAKUT RUMAH LU KEMALINGAN!" Nada suara Baekhyun seperti kemasukan setan di telinga Kyungsoo.

"Santai aja dong! Udah biasa--"

"Lu bego apa bego sih?! Astaga.. Kenapa dulu gue sempet respect banget sama lu ya.. " Baekhyun menggeram, "Pokoknya lu pulang sekarang atau Minhee gue bawa. Gue tunggu sampe jam satu"

Panggilan terputus begitu saja, menggantungkan perasaan Kyungsoo.

'Haruskah saya merelakan Minhee dengan ayah si anak, atau mempertahankan Minhee sebagai istri saya.. '

Begitu pikir hatinya. Tapi lalu,

'Sebagai istri saya yang telah berselingkuh lalu akan punya keturunan dengan laki-laki lain'

Kyungsoo terlanjur sayang dengan istrinya namun egonya terlalu tinggi untuk memperjuangkan.

***

"Mana Minhee?!"

"Di kamar depan" jawab Baekhyun setengah hati. Ia laku tersenyum miris kepada dirinya sendiri.

'Ah.. Apalah yang gue harapkan.. Berharap babi bisa terbang.. ' pikir Baekhyun pada dirinya.

***

"Dek? Udah bangun? Ini susunya di minum dulu" Kyungsoo memberikan segelas susu hangat untuk istrinya yang bahkan belum sempat mengumpulkan nyawa.

"Uh.. Mas kita dimana?"

"Kamar tamu.. "

Minhee meneguk susunya laku berhenti di tengah secara tiba-tiba sampai tersedak. "Pelan -pelan dek, minumnya.. " Kyungsoo menepuk-nepuk punggungnya.

"Mas, Baekhyun kemana?"

Untuk sekejap hati Kyungsoo sakit, tapi ia punya hak apa? Ia bahkan menelantarkan istrinya yang hamil sudah 5 bulan begitu saja. Hanya modal uang ia berikan, kasih sayangnya ia simpan sendiri.

"Udah pulang dari semalem.. " jawabnya

Minhee terdiam laku melanjutkan minumnya sampai habis lalu menaruh gelasnya di nakas. "Aku kayaknya kemaren ketiduran di mobil.. " ucap Minhee hampir tak terdengar, "WAHHH MASSS MAU DI TARO MANA MUKAKU!!!" Minhee tiba-tiba memeluk suaminya yang duduk di sebelahnya.

"Ada apa dek??" Kyungsoo ikut panik melihat istinya panik bukan main.

"HUAA AKU GEMUK!! BERAT!!"

"Hah? Gimana?" Kyungsoo masih belum menangkap maksudnya.

***

"Mas enggak jadi jaga malem?" kali ini Kyungsoo menemani sang istri sarapan, walau ia hanya makan buah.

"Enggak.. Saya izin.. "

"Kenapa?"

"Nanti kamu di rumah sama siapa?" Minhee merona mendengarnya, ah... Betapa rindunya dia dengan sisi suaminya yang seperti ini. Jujur, singkat tetapi tetap manis.

"Uh..  Mas.. Kemaren Baekhyun cerita sesuatu enggak?" tanya Minhee hati-hati.

Flashback

Setelah telefon dari Baekhyun terputus begitu saja Kyungsoo mematung beberapa menit, badanbya bercucuran keringat. Ia harus memutuskan pilihan besar dalam hidupnya saat itu.

Ia sedang membuat daftar plus/minus dari setiap pilihan di dalam otaknya.  Namun saat ditengah pendataan kekurangan tiba-tiba terbesit wajah Minhee.

Kenangan dari awal mereka bertemu di pernikahan, lika-liku perjalanan mereka untuk sadar kalau mereka suka satu sama lain, lalu bulan madu. Ekspresi wajah Minhee terbayang begitu jelas.

'Saya gabisa melepas Minhee begitu saja.. Saya mencintainya.. Saya mencintainya! Tak peduli anak siapa yang dikandungnya! Saya tetap mencintainya!'

Tanpa menunggu lagi ia berlari menuju salah satu temannya untuk izin pulang.

Sesampainya di rumah, ia melihat Baekhyun duduk di ruang tengah. Begitu Baekhyun memeberi tahu keberadaan Minhee, ia langsung lari menuju wanita yang ia rindukan itu.

Saat sadar ia belum berterima kasih, Baekhyun sudah pulang.

Flashback end

"Enggak..  Dia enggak ngomong apa-apa" Minhee langsung menghembuskan nafas lega yang justru membuat Kyungsoo curiga.

"Emangnya kenapa, Dek?" tanya Kyungsoo hati-hati.

Ia terdiam sebentar, lalu terngiang suara tangisnya di kantor saat bersama Baekhyun. Wajahnya langsung merah padam. Malu sangat. "Enggak apa-apa.. Ha...  Kenapa sih kalau hamil ga stabil emosinya.. " Minhhee menyenderkan punggungnya ke kursi makan.  Wajahnya diadahkan supaya lampu menutupi wajah merahnya.

Kyungsoo makin penasaran. Pikirannya mulai kotor berpikir tidak-tidak, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya lalu mengganti topik pembicaraan. "Kamu kapan kontrol lagi?"

"Hm.. Kapan ya enaknya.. Mungkin Minggu nanti"

Kyungsoo mengangguk-angguk, "Ngomong-ngomong, kamu kenapa tidur di kamar tamu semalem?"

Minhee kembali panik menahan malu, "Uh..  Uh...  Aku capek naik tangga" ucapnya bohong. Yang seharusnya capek kan Tae dan Baekhyun.

"Oh..  Apa mau pindahin aja barang ke bawah? Sampe kamu lahiran--"

"Enggak usah, mas..  Kemaren lagi gatau kenapa capek aja.." lagi-lagi bohong, kalau suaminya tau ia kemarin bekerja bisa habis ia.

***

Mas Dyo udah jalan ke rumah sakit, aku langsung pergi ke kamar,  mandi dan siap-siap. Pergi ke kantor.

Aku mengunci pintu lalu memesan taxi.

...

"Astaga ibu hami ini.. "

"Heh! Berani kamu sama aku Tae!" Aku refleks menunjukkan jariku kepada Tae padahal aku tahu itu tidak sopan, tapi enath mengapa aku melakukannya.

"Saya bilangin... Baekhyun apa pak Kyungsoo ya?" Tae seperti menimbang-nimbang mana yang lebih buruk.

"Kamu bilang, kamu dipecat!" aku bahkan tak tahu aku bisa bicara sekejam ini.

"Ampun, Min.." Tae langsung memohon-mohon dengan tangannya seperti berdoa.

Aku membiarkan Tae lalu masuk ke ruanganku yang masih bertumpuk dengan berkas.

"Hehehe... Aku kembali berkasku sayang~"

-cc-

It Might Be Us (NBU Sequel) || dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang