9. God-Father

502 63 5
                                    

Minhee keluar dari kamar mandi melihat suaminya telah terlelap. Ia berjalan menuju meja rias untuk melakukan rutinitas malamnya, merawat kulit. Ia melihat di ponselnya terdapat beberapa pesan masuk.

Papa Baekkie: kapan mau kontrol lagi, say?
Papa Baekkie: sini gue temenin
Papa Baekkie: demi anak gue, gue rela cuti buat nemenin lu kontrol
Papa Baekkie: kurang apa coba gue sebagai ayah
Papa Baekkie: HAHAHA

Minhee refleks melihat kebelakang, mengecek apakah Kyungsoo benar benar sudah tidur. Ia membawa ponselnya berjalan mendekat kasur lalu melambaikan tangannya didepan wajah sang suami yang ternyata benar terlelap.

"Huft.. " Minhee berlari pelan menuju balkon kamar. Pelan-pelan ia membuka dan mebutup kembali pintu kaca balkon.

"Halo?"

"Ada apa, sayangkuh?" jawab Baekhyun seperti biasa.

"Kamu kalau chat kira-kira waktu dong!!"

"Kenapa ih?"

"Kalau malem kan Mas Dyo bisa aja ngeliat chat kita.. Nanti dia mikir macem-macem siapa yang tanggung jawab?" Minhee berteriak sambil berbisik.

"Ih lagian siapa suruh ga cerita-cerita sama suami!"

"Aku.. belum siap Baek.." Minhee memelankan nada suaranya, "Aku.. Masih merasa semua ini mimpi.. "

Baekhyun hanya diam, terdengar suara nafasnya yang stabil mendengarkan Minhee. "Kamu kan tau aku kayak gimana Baek.. Aku aja enggak pernah sekalipun kepikiran bakal punya cowok.. Aku merasa kerjaan aku udah cukup menyenangkan.. Tapi sekarang.."

"Huft..  Lu cinta ga sih sama suami lu?" Baekhyun bernafas berat.

"Mungkin.. Tapi yang jelas kita sama-sama suka.." jujur saja. Selama pernikahannya yang sudah hampir satu tahun belum ada yang pernah menyatalan cinta. Mereka berdua masih terlalu buta untuk hal yang lebih dari perasaan suka.

"Terus kalau begitu lu mau aborsi gitu kalo lu sama suami lu belom siap?"

Mendengar kata aborsi membuat dada Minhee sakit, "Uh.. Aborsi terlalu jahat, Baek.. "

"Ya kalau udah kayak gitu lu gaada pilihan selain siap kan, Min? Mau nunggu apa lagi sih buat bilang aja kok susah"

Minhee hanya diam, "Mungkin besok.. " jawabnya.

"Nah gitu dong! Jadi kapan mau kontrol? Gue mau nganter dong~"

"Hahaha... Kamu beneran mau jadi bapaknya anak ini, Baek?"

"Sebelum gue tau itu bukan anak gue,  gue udah terlanjur bertekat... Yaudahlah gue terusin aja"

"Weekend ini deh aku ke dokter..  Tapi Mas Dyo ngikut juga loh Baek.. "

"Iya gapapa.. Gaada hubungannya dia ikut apa enggak.. Itu tetep anak gue! Titik!"

Aku hanya tertawa, "Eh, Min. Kalo di luar negri ada tuh namanya god-father jadi nanti gue yang baptis sama ngasi nama gereja.. Nah gue jadi itunya aja tuh"

"Bukannya godfather biasanya dari sodara orang tuanya ya?"

"Ya asal lunya bolehin mah boleh-boleh aja"

"Iya deh terserah kamu"

"YES!!" Aku tertawa mendengar Baekhyun berteriak girang.

"Baek udah dulu ya"

"Yopp.. Oiya! Minum susu ibu hamil gih!! Gue lupa ngasi tau..  Besok beli ya, beb!  Goodnight"

"Siap Papa Baekhyun.. Good night"

Aku memutus sambungan, menatap Langit dengan tenang. "Besok yah.. "

***

Hari ini Minhee bangun lebih dulu dari Kyungsoo, ia terbangun oleh rasa mual rutinnya. Setelah itu ia mandi dan bersiap.

Keluar kamar mandi ia melihat Kyungsoo sedang mengumpulkan nyawa di kasur.

"Udah bangun, Mas?" Kyungsoo hanya diam, tak menengok, tidak juga tersenyum.

"Aku siapin ya bajunya" ucap Minhee karena ia tak bisa menawarkan sarapan. Minhee mulai berjalan ke arah lemari Kyungsoo.

Belum sempat Minhee membuka lemari, tangannya di halangi Kyungsoo. Minhee bingung menatap Kyungsoo yang memasang wajah datar, "Enggak usah. Saya sendiri aja"

Minhee manggut-manggut lalu melangkah mundur dengan canggung. "Eh..  Mas, ada yang mau aku tolongin?"

Dengan sikap yang tetap dingin, "Gausah. Kamu berangkat aja sana kalau udah siap"

DEG!

Rasanya seperti ditusuk lalu dibuang. Setelah berkata seperti itu Kyungsoo dengan cepat mengambil satu setel baju lalu masuk kamar mandi meninggalkan Minhee yang masih mematung.

"Mas.. Dyo.. Kenapa..." bisiknya pada diri sendiri.

***
Minhee tak bisa konsentrasi membaca berkasnya. Ia terus memikirkan kejadian pagi tadi.

"Min..? MIN! Lu kenapa??" Taehyung langsung berlari kearah Minhee dari pintu.

Tak sadar Minhee menangis, "Min lu kenapa?" Taehyung merangkul Minhee di kursi besarnya.

"Tae!!!" entah mengapa Minhee semakin merasa emosional. Ia mulai memukul-mukuli Taehyung yang tidak bersalah.

"Sh... Sh.. Kenapa min??"

"Mau ke Baekhyun!! "

"Hah??" Taehyung makin tidak mengerti, Minhee seperti sedang melantur.

"BAEKHYUN!!! SEKARANG!!!" tepat saat Minhee berteriak pintu ruangan Minhee dibuka oleh Minseok.

Melihat keadaan yang membingungkan Minseok mematung beberapa detik Sampai Minhee kembali merengek, "KIM TAEHYUNG!!"

Mendengar rengekan itu Minseok refleks melihat Taehyung yang masih merangkul Minhee dengan bingung, "KIM TAEHYUNG!!!  LU APAIN ADEK GUE?!!"

"HAH? SUER GA GUE APA-APAIN MIN!!" Taehyung panik melihat Minseok semakin mendekat dengan wajah sangar.

"TAE!! CEPET AMBIL MOBIL!!" rengek Minhee lagi. Taehyung buru-buru mengambil kesempatan itu untuk kabur dari Minseok.

Minseok yang melihat kejadian itu kembali bingung. "Kamu kenapa Min??"

"Aku mau ke Baekhyun!!" Minseok makin tak mengerti.

"Kamu diapain Tae?"

Minhee menggeleng-geleng, "Baekhyun!!"

"Baekhyun ngapain kamu??"

Minhee menggeleng lagi, "Mau ke Baekhyun!!" Minseok menyerah lalu mengantar adiknya ke lobi untuk pergi diantar Taehyung.

Sepanjang perjalanan Minhee hanya menangis seperti orang putus cinta.

-cc-

It Might Be Us (NBU Sequel) || dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang