Bagian 3

1.1K 41 0
                                    

Seru nggak sih, ceritanya?



Naufal baru pulang dari masjid dengan mengendarai sepeda motor Bik Sumi, dia melihat Dini sedang duduk di teras dengan ponsel di telinganya.

Gadis berambut panjang itu melambaikan tangannya pada Naufal, pemuda itu mengangguk dan mengarahkan motor ke garasi terlebih dulu.

Masih sambil menelpon Dini, berjalan menghampiri Naufal.

"Pa.....Dini sama Naufal kok perginya, izinkan ya? Ada tugas buat Senin."

"....."

"Pa...Dini sudah besar, sekali - kali boleh dong mencari sendiri kebutuhan Dini."

Gadis itu duduk di taman dekat garasi sementara Naufal di sampingnya. Pemuda itu nampak segar setelah sholat. Setelan koko warna salem dan celana hitam, serta rambut yang disisir rapi membuat dia terkesan kalem.

Tak lama Dini menutup ponselnya, dia menatap tajam ke Naufal yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa berdiri di situ? Seperti bodyguard saja."

"Maaf Non, jadi perginya?"

"Belum, Papa mau bicara sama kamu dulu. Sebentar lagi pulang, tunggu saja." Dini melangkahkan kakinya menjauhi Naufal.

"Non Dini mau ke mana?"

"Bukan urusanmu."

"Aneh...."

Mendengar kata Naufal dia berbalik dan kembali menatap pemuda itu dengan tatapan mata sendu tapi menusuk.Naufal segera mengalihkan pandangannya.

"Iya.....aku memang gadis yang aneh dan manja, selalu dipenuhi kebutuhannya , didekte, diawasi , dijaga seperti barang antik agar tidak kena debu sekalipun. Tak ada yang peduli dengan keinginanku sendiri."

Dini berkata dengan linangan air mata, Naufal jadi bingung dengan kelakuan Nona cantiknya ini.

"Maaf Non, saya tidak bermaksud begitu. Saya......."

Kata-katanya berhenti setelah melihat Bik Sumi datang memeluk majikannya.

"Cuma Bibik yang tahu Dini hiks.......hiks....., Mama dan Papa tidak pernah mau mengerti. Dini sudah besar Bik, kenapa masih diperlakukan seperti anak kecil?"

Bik Sumi hanya diam menenangkan dengan mengelus punggung Dini, tangisnya makin keras di pelukan Bik Sumi.

Naufal yang mlihat jadi semakin bingung, dia memgusap kasar mukanya dan menyisir rambutnya dengan kedua tangannya. Naufal duduk di bangku taman sementara Bik Sumi membawa majikannya ke dalam rumah.
------
Dini membuka matanya, saat sebuah kecupan mendarat di keningnya. Dia menggeliat manja, setelah capek menangis matanya terlelap dan membawanya ke alam mimpi.

"Papa jahat."

"Lho Papa jahat kenapa?"

"Kenapa Dini masih saja dilarang pergi."

"Papa sayang sama kamu Nak." Papanya ikut berbaring di samping anak kesangannya itu.

"Tapi tidak begitu juga caranya, Dini sudah besar Pa, sudah kelas sebelas. Sebentar lagi kuliah."

Dini menghadapkan wajahnya ke papanya, dia mengambil tangan ayahnya dan menciumnya .

"Papa sudah bicara dengan Naufal, dia sudah menceritakan kejadian tadi pagi dan persyaratanmu."

"Menceritakan semuanya?" Dini langsung duduk di tengah ranjangnya sambil menatap tajam papanya.

"Iya....." Papanya ikut bangun dan duduk dihadapan putrinya.

Ketika Dini Jatuh Cinta (sudah dibukukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang