[L]
Kakiku sudah sedikit pegal. Berdiri di antara keramaian yang begitu mengerikan. Aku tidak tahu kalau hari ini banyak orang yang akan berkunjung menjemput orang-orang terkasih mereka.
Tubuhku terlihat seperti digencat orang-orang. Meski begitu, aku masih mampu bersandar pada tiang pembatas.
Kebahagiaanku sedang meletup-letup. Si Kecil sepertinya tidak sabar menunggu di rumah, pada akhirnya aku memilih pergi ke bandara secara diam-diam.
Ah, kalau ketahuan pun, aku tidak peduli. Yang penting aku bisa sesegera mungkin menangkap pemandangan suamiku dari balik pintu sana.
Renjun bilang Jeno akan tiba sekitar jam tiga siang ini. Sayangnya aku sudah berdiri satu jam di sini dan tidak mendapati sosoknya.
Aku bilang pada diriku untuk menunggu. Mungkin pesawatnya delay. Tidak perlu kecewa.
"Apa mungkin lewat pintu belakang?" gumamku dengan mata tak lepas dari jam tangan.
Pada akhirnya, aku membelah keramaian dan memilih untuk pulang saja. Siapa tahu pemikiran terakhirku benar-benar terjadi. Dan jika begitu, otomatis Jeno sudah berada di jalan dekat rumah. Aku harus bergegas.
Beberapa kali aku bertubrukan dengan orang asing. Berkali-kali meminta maaf dan aku akhirnya tiba di teras bandara.
Saat itu aku sedikit mengernyit karena silau matahari yang tiba mengenai wajahku. Sampai-sampai aku pening sesaat, aku lalu celingukan ketika mendengar seseorang memanggil,
"Nana?"
Kedua bola mataku seperti akan lepas. Persis sekali, aku diam-diam berjalan mendekat ke arah mereka.
"Jaemin-ssi." panggil Renjun dengan tubuh sedikit membungkuk.
"Hai, Renjun-ssi." ucapku basa-basi.
"Sedang apa di sini?"
aku menoleh ke arahnya. Menatapnya yang juga memerhatikanku. Aku menggaruk tengkukku kemudian. Pemandangam apa ini?
"Mengantarkan seseorang." jawabku asal. Sayangnya aku mendapati Jeno justru mengerutkan dahinya.
Ia kemudian kembali bertanya, "Siapa?"
"Eummㅡorang tua Haechan."
Jeno mengangguk-angguk pelan, "Mereka tinggal di luar negeri?"
Aku menggeleng, "Rumah orangtua Haechan di jeju."
"Lalu kenapa ke incheon? Bukankah seharusnya ke gimpo?"
Ini pertanyaan gila. Ternyata berbohong tidak semudah yang aku pikirkan.
"Ituㅡitu karena.. Karena keduanya bilang akan pergi ke thailand. Berlibur."
Mampus.
♣🔹♣
Aku sama sekali tidak ada niatan berbohong tadi. Tidak terpikirkan. Tapi pemikiran itu berubah. Kala manikku beradu pandang dengan seseorang yang berdiri tegak di belakang Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa? - L. Jeno + N. Jaemin
FanfictionDari yang Jaemin tahu, hanya dirinya yang jatuh hati pada Jeno. Entah kalau suaminya itu. YAOI! Boy x Boy M-preg ➡Dimulai : 20180819 ➡Berakhir : 20181227 ©dprvtfngrls.