E I G H T E E N

17.5K 1.2K 86
                                    

[❤]

Dan kebenaran yang sesungguhnya ada di dalam chap 18 adalah konten dari komenan windeer520 yang merujuk:

Dan kebenaran yang sesungguhnya ada di dalam chap 18 adalah konten dari komenan windeer520 yang merujuk:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi di chap ini cuma sepotong pemikiran Nana kita yang bimbang.

♣🔹♣

Duniaku dengan dunia Haechan jadi sedikit berbeda. Kami jadi jarang bersama-sama semenjak Haechan pacaran dengan Mark.

Ketika waktu yang biasa kami gunakan untuk bermain bersama selalu terbagi menjadi waktu untuk menemani mereka berkencan bersama, sedikitnya aku jadi iri.

Ini juga sebuah kesalahan yang aku perbuat. Padahal aku sangat mendukung hubungan sahabatku itu dengan pacarnya. Tapi di setiap kesempatan mereka kencan dan mengikut sertakanku, jujur, aku terbawa perasaan oleh sikap baik hati Mark.

Amit-amit menikung pacar sahabat sendiri. Khilafku tak boleh dilanjutkan.

"Hei, Na. Kalau ada laki-laki yang sempurna. Dia tampan, pintar, dan keren. Sangat-sangat menyukaimu, kau akan menolaknya dan menyuruh dia untuk mencari laki-laki lain, atau kau akan langsung menerimanya walaupun kau tidak terlalu kenal padanya."

Ini saat jam istirahat. Dimana hanya tersisa aku dan Haechanㅡsetelah Mark hyung lulus dan tidak memungkinkan untuk pergi makan atau sekedar berjalan-jalan bersama. Kami berjalan berdua berniat mencari makanan ringan pengganjal perut.

Ujian sudah semakin dekat saja. Sementara aku berusaha menjadi yang terbaik untuk diriku, Haechan adalah teman paling suportif yang dengan baik hati ada di sisiku meski pada akhirnya kalau pacarnya ada waktu luang kami jadi terlihat seperti tiga serangkai yang pergi bersama-sama.

Haechan tidak mau meninggalkanku sendirian.

"Aku tidak tahu. Tergantung bagaimana orang itu bisa menyentuh hatiku." aku menjawab Haechan. Kemudian berjalan lebih cepat ketika menemukan sebuah meja kosong. Haechan menjadi orang yang membawakan beberapa roti kacang merah dan jus jeruk untukku.

"Memang bagaimana kriteria yang bisa menyentuh hatimu?"

"Kalau itu, aku sendiri juga tidak tahu."

Waktu itu, Haechan langsung menyentil dahiku keras. Mendecak setelahnya dengan mulutnya yang sibuk menyeruput susu, "Berarti tidak perlu kriteria kalau begitu."

Ada Apa? - L. Jeno + N. JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang