Nowplaying : GFriend – Trust
"Mau sampai kapan ditekuk begitu wajahnya hmm?" Sowon menghela napas pelan lalu menoleh malas pada lelaki yang tengah menyetir.
"Fokus saja pada jalanan, jangan pedulikan aku."
Johnny mendecih. "Kau bukan pembohong baik."
"Lalu? Apa dengan terus menanyakan keadaanku akan jauh lebih baik?"
"Maybe yes... hei remember you promise me about sad face and stay happy?"
Kini giliran Sowon yang mendengus. "Kau sendiri bukan cenayang, Tuan Yoo. Dan aku tidak perlu diingatkan soal janji itu."
"Tidak perlu diingatkan tapi masih menampilkan wajah datar apa bedanya?" Johnny memasang lampu sen sambil membelokkan kemudinya ke kiri.
"Bisakah kita berhenti membicarakan ini?"
Mobil berhenti sejenak begitu lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, Johnny menoleh begitu memberhentikan mobilnya dengan sempurna.
"Tidak sebelum aku melihat senyummu. Smile, please...."
Sowon menoleh kali ini wajahnya masih datar, tangannya dilipat di depan dada lalu tersenyum. Hanya satu detik karena setelahnya langsung memalingkan wajah.
"Ya!!!" sang gadis sudah mau melayangkan protes saat tangan besar itu memegang dagu dan memaksanya saling bertatapan satu sama lain—lagi.
"Yang tulus, jangan terpaksa."
"Ck!" Decakan gadis itu terdengar seiring suara pukulan pelan mendarat di tangan Johnny yang meringis. "Cukup, antarkan aku pulang sekarang. Atau kau lebih suka aku turun dan pulang sendiri naik taksi?"
"Iya. Iya..." Johnny masih mengusap tangannya sambil memasukkan persneling seiring warna merah yang berganti dengan warna hijau di lampu lalu lintas. "Tidak akan kubiarkan kau pulang sendiri, Miss."
"Baguslah, sekarang jangan lagi—eh! Chakkaman!!!" umpatan Sowon berubah begitu matanya menemukan sesuatu yang cukup menarik di arah jam sebelas.
"Apa? Kau lihat apa?"
Sang gadis tak langsung menjawab, telunjuknya justru menunjuk ke depan membuat Johnny mengikuti arah telunjuk tersebut dan mengernyit setelahnya. Tapi di detik berikutnya ekspresi lelaki itu berubah.
****
"Ayolah, Noona. Jangan di sini. Kita bisa bicarakan ini di apartemen." Sudah hampir sepuluh menit Wonwoo merajuk seperti itu namun sama sekali tidak membuahkan hasil, baru saja ia mengiyakan sang kakak yang meminta bertemu tapi sepertinya itu termasuk salah satu kesalahan.
Karena Seulgi juga menyuruhnya mengajak Yeonjung ditambah topik pembicaraan yang sangat ingin ia hindari.
"Tidak bisa, telepon Sowon atau Johnny sekarang. Aku tidak akan pergi sebelum kalian menghubungi salah satu dari mereka."
Terlihat sekali Seulgi berusaha untuk menahan emosinya, kakak perempuan Wonwoo ini yang paling tahu masalah yang terjadi di antara adiknya hingga ke persoalan Wonwoo yang terkesan membawa masuk perempuan asing ke dalam apartemennya padahal jelas-jelas lelaki itu sudah memiliki kekasih.
"Tidak semudah itu, Noona. Jebal, tidak sekarang. Lain kali oke?"
"Sampai kapan mau lain kali? Sampai mereka tiada?"
"Noona...."
"Oppa." Kali ini Yeonjung yang bersuara, tangannya menarik-narik ujung mantel yang Wonwoo kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
고맙다 (Thanks) - (Sowon - Wonwoo) 2.0 ✔️
Ficción GeneralSequel 'Wish' (소원) Warning (!!!) : 1. Masih terdapat banyak typo, penulisan kata yang rancu atau pemilihan kata yang kurang tepat. Jangan sungkan memberi kritik, saran dan masukan. 2. Nama para casts di switch antar marga dan beberapa ada yang saya...