12 : 30

326 42 7
                                    


Nowplaying : BEAST – 12.30


Sowon membuka mata perlahan seiring kerjapan yang gadis itu lakukan tatkala sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden jendela, kemudian ia bangun sambil menghela napas pelan. Satu pagi tenang selanjutnya meski ia harus dihadapkan dengan berbagai pikiran yang menyeruak seakan ingin diselesaikan.

Kaki panjangnya turun menjuntai ke bawah tempat tidur, tak mempedulikan wajah bantal dan rambut acak-acakkan khas orang bangun tidur kini tangannya disibukkan mencari ponsel. Diketuknya dua kali layar ponsel tersebut dan sedikit tertegun melihat ada satu pesan masuk belum terbaca di sana.


From : Wonwoo

Kutebak pasti belum bangun.


Sowon mengernyit, darimana lelaki ini tahu? Seketika ia mengedarkan pandangan berharap tidak ada cctv atau alat pengintai diam-diam jarak jauh tapi sepertinya itu terlalu berlebihan.

Belum sempat membalas ternyata ada satu pesan masuk lagi setelahnya.


From : Wonwoo

Mau sampai kapan jadi pemalas seperti itu? Tidak kasihan pada calon suamimu nanti?


Lelaki ini benar-benar....


"Apa maksudmu hah? Calon suami yang mana?" Sowon langsung memborbardir begitu sambungan telepon terangkat. Tanpa salam. Tanpa basa-basi.

"Satu satu tanyanya. Lagipula kau tidak ingin mengucapkan sesuatu? Misalnya selamat pagi?"

Sowon berdecak. "Kau tidak perlu ucapan selamat pagi, sekarang jawab apa maksud perkataanmu di pesan singkat barusan?"

"Galak sekali." Terdengar suara decakan setelahnya. "Padahal rencananya aku ingin mengajakmu jalan-jalan pagi ini."

"Eh? Jalan-jalan? Kemana?"

Dan Wonwoo langsung tertawa. "Seperti biasa, kalau soal jalan-jalan kau lebih gesit dari yang kuduga."

"Menyebalkan sekali kau, semua pertanyaanku dialihkan dengan sangat baik." Sowon nyaris menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, satu sisi ia kesal karena Wonwoo selalu bisa menggodanya tapi di sisi lain ia justru menyukai saat-saat seperti ini.

"Kutunggu sepuluh menit dari sekarang. Kalau tidak, ajakanku batal."

"Y-Ya! Tidak bisa begitu... YAA!!!" sang gadis tak sadar berteriak begitu sambungan telepon dimatikan secara sepihak. Ia mendengus keras-keras lalu berjalan menuju kamar mandi setelah sebelumnya melempar asal ponselnya ke atas kasur.


****


Motor sport yang dikendarai Wonwoo sudah berhenti sempurna di depan apartemen namun ia belum beranjak turun. Matanya menunduk sebentar dan tersenyum saat tangan seseorang masih melingkar sempurna di pinggangnya.

"Mau sampai kapan memelukku begitu hmm?" tanya Wonwoo sambil menaikkan kaca helm yang dipakainya, kontan saja hal itu membuat si pemilik tangan langsung melepaskan pelukkannya dan buru-buru turun dari motor.

"Jangan tertawa!" hardik Sowon sambil memberikan helm yang baru saja ia lepas pada Wonwoo lalu berbalik dan berjalan masuk ke dalam apartemen mendahului sang lelaki yang kini geleng-geleng kepala.

고맙다 (Thanks) - (Sowon - Wonwoo) 2.0 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang