(3)Firasat

224 27 27
                                    

'Hidup itu hanyalah sebuah ajang perang dan balas dendam'.
-The Study Class

Gadis mungil itu menangkup pipi chubbynya dengan kedua tangan.Bibirnya ia kerucutkan sambil sesekali mendengus sebal.Ditatapnya jam dinding di belakang kelas,kemudian decakan kesal meluncur mulus dari mulutnya,'sial! Kenapa 10 menit terasa lama sekali',batinnya sebal.

Ia menoleh kesamping,di tatapnya Leni yang fokus menulis.Ia merasa heran,'kenapa Leni santai-santai saja?',pikirnya heran.

"Len",gadis itu memukul pelan pundak Leni sembari berbisik.

"Uy".

"Kamu ngerasa gak sih ada yang aneh?",tanyanya lagi.

Leni mengerutkan kening,di tatapnya si gadis mungil dengan heran,"apa maksudmu may?".

Gadis berpanggilan Mayfit itu menggigit bibir bawahnya,antara takut dan gugup,"suasana kelas...Rasanya kayak agak lebih....Dingin".

Satu alis Leni terangkat mendengar ucapan Mayfit,"nggak tuh,aku malah merasa kepanasan",timpal Leni.

"Bukan itu,aku hanya merasa... Ada aura bahaya yang melingkupi kelas ini,seakan ada seseorang yang bersiap-siap ingin melahap kita semua",Mayfit melanjutkan ucapannya dengan wajah pucat.

Leni meletakkan tangannya di kening Mayfit,kemudian gadis itu mengehela nafas,"kayaknya kamu mulai demam May".

"Aku serius Len! Please aku takut banget",wajah Mayfit semakin pucat.

"Mungkin itu hanya perasaanmu aja May,gak ada yang aneh kok di kelas",ucap Leni.

Mayfit mengedarkan pandangannya kesekeliling kelas,memang tidak ada yang aneh dengan kelas mereka.Semuanya terlihat normal dan apa adanya.'Apa ini memang hanya perasaanku saja?',pikirnya.Tapi kalau di telusuri lebih jelas lagi,aura mengerikan itu memang benar adanya,dan Mayfit mulai ragu dengan opini Leni.Apa benar kelas mereka aman-aman saja?

Bel pulang berbunyi,Mayfit dengan segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.Ia ingin cepat-cepat keluar dari situasi tidak mengenakkan ini.Leni yang duduk di samping Mayfit-pun tampak tak mengerti dengan kelakuan teman sebangkunya yang kelewat aneh,'kenapa Mayfit segelisah itu?'.

"Baikalah kita sudahi dulu pelajaran hari ini,Selamat Siang,dan Salam Sejahtera",Bu Avena,selaku guru pelajaran Kimia menyudahi pelajaran siang itu.

Murid-murid kelas 11 IPA 4 pun bersorak gembira.Tentu saja,siapa yang tidak suka jam pulang,Albert Einstein saat masih sekolah juga pasti mencintai waktu pulang.Apa lagi anak 11 IPA 4 yang hanya berisi murid-murid sok kalem itu.Sudah pasti mereka senang bukan kepalang.

Mayfit segera menuju pintu begitu Bu Avena keluar kelas.Entah gadis itu sadar atau tidak,ia menjadi orang yang paling pertama keluar kelas.Otomatis ia menjadi tontonan seluruh anak 11 IPA 4,'aneh',pikir mereka.Mayfit itu kalau keluar kelas biasanya lambat,boro-boro juga keluar,anak itu biasanya malah menyempatkan untuk bermain Hago bersama yang lain.

"Mayfit kenapa sih? Kok buru-buru gitu?",tanya Mia pada Leni.

"Gak tahu juga",balas Leni sambil mengedikkan bahu.

"Yahh padahal hari ini kita kan jadwalnya main werewolf satu kelas",sahut Ghaitsa lesu.

"Iya,".

***

Langkah Mayfit mulai tenang ketika ia sudah agak jauh dari kelas.Jalannya sudah tak lagi terburu-buru dan tangkas.Keringat sebesar biji jagung meluncur di pelipisnya.Nafasnya ia atur hingga menuju normal.

Gadis itu juga merasa ada yang aneh dengan dirinya,kenapa ia sampai terburu-buru seperti tadi? Padahal kalau dilihat-lihat tidak ada yang mengejarnya,bahkan setan sekalipun.Lalu kenapa ia langsung meninggalkan kelas? Mayfit merasa heran dengan cara kerja hatinya,otaknya mengatakan bahwa ia baik-baik saja,tapi hatinya sangat bertolak belakang.

Dan anehnya,tubuhnya lebih memilih hatinya dari pada otaknya.Bukankah serasa ada yang janggal?

Tapi suasana kelas memang membuat Mayfit merinding,ada aura membunuh yang pekat hingga menusuk tulang di sana.Tapi kenapa hanya ia yang merasakannya? Kenapa yang lain tidak?

Mayfit membuang jauh-jauh pikiran negatifnya,'bisa jadi aku hanya berhalusinasi,eh tapi halusinasi kan tidak ada yang tentang perasaan?',Mayfit semakin bingung dengan dirinya sendiri.Gadis itu kemudian memilih untuk meraih gagang ponsel di saku tasnya,ia bermaksud untuk meminta dijemput.

"Hallo,ada apa nak?".

"Pa,Maya minta jemput".

"Loh,gak jadi pulang bareng Ghaitsa?".

"Gak pa,kata Ghaitsa mobilnya rusak gara-gara kemaren nabrak warung depan sekolah,jadinya dia juga di jemput",balas Mayfit berbohong.

"Ooh,ya nanti papa jemput 15 menit lagi,masih ada meeting soalnya",Mayfit mengiyakan dan menutup ponsel secara sepihak.Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di bangku taman sekolah.

Matanya menatap orang yang berlalu lalang,kemudian ia menghela nafas.Ia masih gelisah sampai saat ini.Entah kenapa dan pada siapa.

"Oy may!",Mayfit menatap kosong pada Cea.Gadis kerempeng itu memberikannya sebotol air mineral dingin.Mayfit mengambilnya tanpa makna.

"Kenapa mukamu lesu begitu?",sepertinya Cea memerhatikannya sedari tadi,Mayfit membuka botol air mineral yang diberikan Cea tanpa meminumnya.

"Aku takut Ce",balas Mayfit kosong.

"Takut? Takut apaan?",Cea bertanya tak mengerti.

"Aku takut,takut kalau aku mati hari ini...".Lirih Mayfit tanpa tenaga.

"Astaga May! Jangan ngomong begitu! Dosa tau! Yang tau kapan kita mati itu hanya tuhan,kita gak boleh menduga yang enggak-enggak!",seru Cea tak terima.

"Tapi perasaanku mengatakan aku akan mati hari ini Ce",Mayfit kembali berujar mirip.

"Ya tuhan May!!! Sudah aku bilang kita gak boleh ngomong mati-mati!".

Mayfit terdiam,gadis itu menatap Cea sembari tersenyum sedih,"Ce,kalo aku  mati hari ini,sampaikan salamku pada teman-teman sekelasku ya?",pintanya.

"Gak bakal aku lakuin May! Kamu gak akan mati hari ini! Kamu ngomong apaan sih!",Cea bangkit dari posisi duduknya,gadis itu menatap Mayfit sengit.

"Aku hanya meminta satu hal itu Ce,tapi kalau kau tak mau,aku juga takkan keberatan".

Belum sempat Cea membalas ucapan Mayfit,gadis kerempeng itu sudah di jemput oleh pacarnya,membuatnya hanya bisa mendengus sebal.

"May! Aku duluan! Awas kalau kamu berani ngomong pengen mati lagi! Besok-besok aku tonjok pipi chubby mu!",ancam Cea.Kemudian gadis itu segera naik ke atas motor ninja pacarnya dan berlalu.

Mayfit hanya bisa menatap kepergian Cea dengan miris,satu bulir air mata pun lolos dari pipinya,"Ce,aku takut".

"Ia sudah dekat,tapi aku tak bisa berlari",Mayfit kembali bergumam.

Lalu sebuah tali tambang mengikat lehernya,tali itu menggores lehernya dengan kasar,kemudian,semuanya berubah gelap.




🕸
Hi!

Maaf kalo chapter ini dibuat pendek yaa//haturnuhun haturnuhun🙏🙏//

Ada yang merinding,gak deh kayaknya ya//plakk":

Oh ya tokoh yang belum muncul dari chapter 1-4 adalah Mayfit👼,alias Maya Fitriani!!

Gimana,sudah terobati kan penasaran anak SCOEF?

😎

Tidak usah berpanjang lebar lagi,kita pendekkan saja cuap-cuap author yang sangat tak bermutu ini :v

Sampai jumpa di chapter berikutnya,pai pai👐

Please give vote and comment👍


DestinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang