(13)Suram

108 27 16
                                    

'Kutanam bunga ini di perbatasan dingin itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kutanam bunga ini di perbatasan dingin itu.Untuk Aida,yang kalian lihat secara langsung.Untuk Maya Shavana yang telah hilang.Dan untuk Maya Fitriani,yang telah ditunjukkan bukti-buktinya.Serta,mungkin... Untuk kalian yang selanjutnya'.
-Anonim

Ini hari minggu,hari pemakaman bagi Aida.Dan sekali lagi,hanya kelas 11 IPA 4 saja yang melakukan pemakaman.Guru-guru tidak ada yang peduli karena,ya kalian tahulah,bagi mereka,jika wali murid  sudah mengatakan bahwa ia tidak tahu kabar tentang,anak-anak mereka itu,mereka akan langsung percaya dan tidak peduli.Ah,jangan kalian kira pendidikan di ibukota ini sebaik pendidikan di negara-negara maju,lagipula anak-anak itu hanya tinggal di negara kecil dengan daerah-daerah yang sebagian wilayahnya masih berupa hutan-hutan.

Setelah menemukan Aida yang tergeletak tak bernyawa di kelas mereka,anak-anak membersihkan Aida dari pecahan kaca (ini tugas anak-anak cowok,anak perempuan merasa ngeri harus mencabuti potongan itu dari daging yang sudah terbuka) dan langsung membungkus Aida dengan kain putih yang di dapat dengan mencuri dari gudang PMR.

Mereka bergotong-royong merapikan kelas,memunguti pecahan kaca yang terdapat banyak noda darah dan daging,serta menyembunyikan mayat Aida di kursi paling belakang yang kosong (Rizal agak bernasib sial karena harus berduaan dengan mayat Aida sampai jam pelajaran selesai).Mereka menyemproti area itu dengan pengharum ruangan sampai isinya sisa seperempat agar aroma bangkai tidak tercium.Untung saja setelah matematika adalah pelajaran Bahasa yang gurunya lebih suka duduk nyaman di kursi dari pada susah payah berkeliling.Sehingga mereka tidak perlu khawatir soal ketahuan menyembunyikan mayat di kelas.

Saat jam pulang tiba,mereka,dengan liciknya,menyembunyikan mayat Aida di toilet perempuan yang sudah tidak terpakai karena pintunya rusak.Akibatnya saat mereka ingin membawa mayat tersebut untuk prosesi pemakaman,toilet itu berbau busuk sekali.

***

Untuk menuju tempat pemakaman,mereka menumpang pada mobil Febri,Ghaitsa,Annisa,dan Syafa.Sebagian lagi menggunakan motor.Mayat Aida mereka bawa di mobil Ghaitsa yang cukup besar,dalam hati Ghaitsa berdoa semoga hantu Aida tidak menggentayangi mobilnya setelah ini.Perjalanan ke wilayah pekuburan memakan waktu cukup lama karena tempatnya yang jauh dari kota.

Suasana kesedihan kembali meliputi mereka,sekali lagi,dalam kurun waktu yang tak sampai dua minggu,mereka kembali kehilangan teman sekelas mereka.Beberapa dari mereka menangis mengingat bagaimana kondisi kelas mereka sekarang.Penuh teror,kecekaman,dan rasa takut.Membuat mereka tidak nyaman saat proses belajar mengajar di kelas.Apalagi Maysavh belum di temukan sampai sekarang,ini menimbulkan berbagai pertanyaan di benak mereka semua.siapa pelakunya? Apa motifnya? Apa tujuannya? Bagaimana cara dia melakukannya? Apa yang diincarnya? Mengapa dia melakukannya? Kapan hal seperti ini akan terus terulang? Kapan semua teror ini akan berhenti? Semuanya berputar-putar di kepala mereka tanpa titik terang yang jelas.

Sebentar lagi mereka akan tiba di pemakaman,pemakaman itu adalah satu-satunya pemakaman di kota mereka.Tempatnya pun terpencil.Kau harus masuk ke jalan setapak dulu untuk dapat sampai kesana.Jalannya sulit dan sedikit berlumpur.Mereka yang menaiki motor memilih untuk memarkirkan motornya di depan jalan agar tidak menanggung resiko amblas di lumpur.

DestinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang