(15)Bermain Rahasia

108 19 17
                                    

Hari ini hari pertama mereka turun ke sekolah setelah ujian.Mereka membawa baju ganti,karena saat class meeting,tidak ada yang berjaga di gerbang sekolah,alhasil,mereka bebas keluar masuk sekolah.

Shabrina menguap memasuki gerbang sekolah,ia menengok arloji di lengan kirinya,'pukul 09.30',Shabrina mengedikkan bahunya,masa bodo,lagi pula tidak ada yang peduli juga ia datang jam segini.Syafa bahkan pernah masuk 10 menit sebelum jam pulang,ia datang hanya untuk mengisi absen,dan setelah itu langsung pulang lagi.Untung saja Mutia tidak tau kalau mereka membolos karena tas mereka tidak ditaruh di kelas,kalau Mutia tau,beh,bisa diceramahi mereka.

Shabrina juga sebenarnya tidak ada niat untuk turun ke sekolah,ia sudah merencanakan akan pergi ke Mall,Starbucks,Plaza,dan Wahana Play Ground di tengah kota.Karena jika ia hanya mendekam di kelas,itu tidak lebih dari hanya sekedar sesuatu yang membosankan.

Shabrina memasuki gedung utama sekolah,ruangan itu memiliki ornamen yang paling menunjukan khas eropa kunonya.

Tiba-tiba seseorang menubruk tubuh Shabrina,membuat gadis bermata sipit itu terhuyung hampir terjatuh.Shabrina memberikan deadth glare pada orang yang menabraknya.Namun,gadis itu dibuat terkesiap sejenak,dibalik topi dan jaket bomber yang membalut tubuhnya,Shabrina dapat melihat pria yang menabraknya tersenyum kecil.

Sebuah kertas berwarna coklat melayang di atas kepala Shabrina,Shabrina menangkapnya.Ia ingin berteriak pada pria tadi bahwa kertasnya terjatuh,namun,pria itu sudah menghilang di lorong menuju kelas 12.

Shabrina melihat kertas itu,itu bukan kertas biasa,ada tulisan rapi berjejer di atasnya

Shutt,jangan beritahu siapa-siapa ya.Aku sedang mengajakmu bermain,bukankah kamu curiga pada Arifah dan Layla? Hm,mereka memang mencurigakan sih...

Kenapa kamu tidak pergi mencari tahu? Aku tunggu kamu di kelas 12 IPS 3,pukul 16.00.Disana kamu akan menemukan sesuatu yang sangat ingin kau temukan.Karena kau,tidak akan bisa mempercayai siapapun di kelasmu.Mereka semua pengkhianat.

Tapi ingat,jangan bawa siapa-siapa ya,karena aku akan tahu jika kau menyembunyikan sesuatu dariku...

Salam,
Sang pemburu

Shabrina menatap kertas itu.Sepertinya kertas itu memang di peruntukkan untuknya,karena isinya persis seperti apa yang ia pikirkan.Matanya bergulir ke lorong kelas 12,siapa si pemburu ini? Apa ia ingin membantu memecahkan kasus yang terjadi di kelasnya,atau justru ia pelakunya? Tapi,itu tidak mungkin karena bila ia memang pelakunya,ia tidak akan memberikan petunjuk seperti ini padanya.Apa ia sedang dijebak? Tapi ia tak terlalu yakin juga.Lagian,bagaimana pria itu bisa tahu tentang masalah di kelasnya? Apa hanya kebetulan? Atau memang ia mengetahuinya? Padahal,Shabrina tau,perangkat inti kelasnya serta para anggota OSIS di kelasnya sudah menutupi dengan rapat kisah pembunuhan berantai ini.Apa diantara mereka ada yang berkhianat?

Tapi jika memang pria ini tau dari salah satu anak di kelasnya,ia pasti tidak akan memberikan surat ini padanya.Tapi,apa memang surat ini untuknya? Ah,ia jadi tambah pusing.

Shabrina melipat surat itu,kemudian memasukkannya ke saku roknya.Ia akan memikirkannya di kelas nanti.

***

Kelas 11 IPA 4 lumayan kosong,hanya ada beberapa siswa di kelas.Annisa merobek surat yang ia temukan di laci kelasnya.Wawa,Enjewe,Leni,Zamel,Ranny,dan Khansa yang penasaran segera mengerubunginya.

" Surat ini terlihat mencurigakan kalian tahu? ",Annisa menjelaskan sambil menunjuk-nunjuk surat di tangannya.

Setelah robek,Annisa pun mengeluarkan surat itu dari amplopnya.Ia tidak terlalu peduli surat itu untuk siapa,karena tidak tertulis nama orang yang diperuntukan di pojok surat.Hanya ada tulisan 'Hai' di atas sana.Bukankah itu aneh? Harusnya disana tertulis alamat dan nama,bukan sapaan.Lagi pula tidak ada perangko ataupun stempel sekolah di surat itu,jadi dapat dipastikan jika surat ini adalah surat pribadi tidak baku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang