Main Story (5)

3 0 0
                                    

2 jam di perjalanan dan akhirnya mereka sampai. Beberapa saat sebelum sampai di toko buku, Wilson membangunkan Jessie perlahan. Jessie terbangun dan tersadar bahwa ia bersandar di bahu Wilson, ia langsung melihat keluar jendela. Wilson memberhentikan bisnya lalu berjalan keluar diikuti Jessie. Wilson membayar ongkos bis untuk dirinya dan juga Jessie. Saat turun, Jessie mengambil dompetnya dan ingin mengembalikan uang Wilson, Wilson berkata "Gak usah.", kemudian dia masuk, dan Jessie mengikutinya dari belakang.

Setelah menitipkan tas mereka, Jessie langsung masuk, kini Wilson yang mengikuti Jessie kemanapun Jessie berjalan. Setelah beberapa lama, Jessie menoleh ke belakang dan berkata "Bantu cari bukunya! Jangan ngikutin di belakang aja.". Wilson tersenyum dan berjalan ke lorong rak disebelah.

30 menit berkeliling, Jessie sudah mendapat 2 buku, dan Wilson mendapat 1 buku. Di sela-sela rak, Wilson melihat Jessie yang kesulitan mengambil buku di rak yang tinggi. Ia berjalan menuju Jessie di saat Jessie masih bersusah-payah untuk mengambil buku itu. Dari belakang Wilson mengambilkan buku yang ingin diambil Jessie. Terkejut, Jessie sontak berbalik badan dan semakin terkejut melihat si 'nerdy-boy' (yang memiliki tinggi 182 centimeter) berada di belakangnya.

Setelah berhasil mengambil buku, Wilson memberikannya kepada Jessie. Melihat Jessie sempat terdiam, Wilson menjadi sedikit gugup dan menaikan kacamatanya dan matanya berkedip-kedip. Jessie tersadar lalu mengambil buku itu dan memasukannya kedalam tas. Jessie pun meninggalkan Wilson untuk membayar buku. Wilson lagi-lagi harus mengejar Jessie.

Setelah membayar dan mengambil tas, mereka harus kembali menunggu bis. Wilson menoleh ke arah Jessie bermaksud ingin bertanya, namun sebelum pertanyaan diucapkan, Jessie menjawab "Hari ini langsung dikerjain. Di rumah gue.", Wilson menolehkan tatapannya kembali ke arah depan.

Bis datang, mereka pun naik dan duduk dengan posisi yang sama. Setelah beberapa lama, Wilson menoleh ke arah Jessie, dan tidak terlihat tanda-tanda bahwa Jessie akan tertidur, tapi ia justru tersenyum, memperhatikan Jessie.

Sampailah mereka di rumah Jessie. Lalu Jessie mengambil kunci dan membuka pintu rumahnya, mereka masuk. "Tunggu sini.". Wilson duduk di sofa dan melihat sekeliling, ia melihat beberapa foto Jessie dan ibunya dari Jessie masih kecil dan beberapa momen spesial.

10 menit kemudian, Jessie keluar dari kamarnya langsung menuju dapur dan membuatkan minum untuk mereka berdua, lalu membawakannya ke ruang tamu. Melihat Jessie sudah datang, Wilson turun untuk duduk di lantai –di antara sofa dan meja-, Jessie menaruh minuman itu di sisi ujung meja, dan duduk di seberang Wilson. Lalu mereka mulai mengerjakan tugas mereka.

Tidak terasa sudah 3 jam mereka mengerjakan tugas yang diberi waktu 1 minggu hingga selesai, bahkan mereka juga sempat mengerjakan tugas individu yang harus dikumpulkan besok. Mereka merapihkan buku dan alat tulis, kemudian Wilson pamit pulang, sesaat sebelum pulang, Ibunya Jessie pulang dari kerja.

"Oh, tante." Wilson seketika langsung salam –mencium tangan- Bu –Febby- Ibunya Jessie, "Saya Wilson...tante.", Bu Febby menepuk-nepuk pundak Wilson, "Oh, temannya Jessica ya? Habis belajar bareng?", Jessie menjawab "Ngerjain tugas.". Kemudian Wilson berkata "Hmm, tante saya pulang dulu ya.", Bu Febby menepuk bahu Wilson beberapa kali "Iya, hati-hati di jalan.", Wilson tersenyum "Iya, tante."

Setelah Wilson sudah berada di kejauhan, Jessie masuk. Bu Febby menutup pintu dan menguncinya, lalu berkata "Keliatannya anak baik-baik ya Jes?", Jessie hanya menjawab "Hmm." Sambil merapihkan gelas dan membawanya ke dapur. Bu Febby tiba-tiba berkata "Ibu seneng deh sama dia. Anaknya sopan, ganteng juga walaupun keliatannya nerdy. Ibu belum pernah ketemu dia ya?", Jessie menjawab dengan nada yang sama, kemudian Bu Febby berkata "Ibu kayak pernah ketemu dimana gitu, atau dia mirip seseorang ya? Mirip temen kamu yang lain gitu?", Jessie menjawab "Aku kan gak pernah bawa temen lain selain sahabat-sahabat aku.", Bu Febby setuju dan mengangguk "Hmm, iya juga."

Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang