9

1.5K 183 6
                                    

Dara sudah duduk di hadapan Jiyong selama lebih dari 15 menit sambil memainkan jemarinya. Dia masih sibuk menimbang apakah dia harus menanyakan tentang kejadian tempo hari atau tidak.

"Kau berencana untuk menanyakannya padaku atau hanya  akan kau lakukan didalam pikiranmu?" tanya Jiyong sambil menikmati kopi yang Dara bawakan untuknya.

Dara hanya tersenyum kikuk sambil menyembunyikan kegugupannya dihadapan Jiyong.

"Kenapa ini terasa berat" batin Dara.

"Kalau kau mengkhawatirkan kejadian saat kau mabuk, tidak terjadi apa-apa saat itu" ujar Jiyong tenang memulai pembicaraan.

"Kalau kau merasa tidak enak padaku, kau tidak perlu seperti itu. Kau sama sekali tidak merepotkanku" lanjut Jiyong lagi sambil menatap wajah Dara.

"Benarkah? Aku tidak merepotkanmu?" tanya Dara menyakinkan diri.

Jiyong mengangguk, "kau stafku, semua staf sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri"

Dara menatap Jiyong tidak percaya lalu tersenyum lebar, "terima kasih, Ji"

Jiyong membalas senyum Dara, "sudah lebih baik sekarang?"

Dara mengangguk cepat, "harusnya aku mengatakannya sejak awal"

Jiyong tersenyum menatap wajah ceria Dara yang telah kembali dengan sedikit penyesalan didalam hatinya.

"Kenapa aku mengatakan hal bodoh seperti itu? Keluarga? Hah?!"

***

Seunghyun duduk didekat Dara saat member lainnya sedang berada didalam set.

"Bagaimana kabar hatimu? Sudah lebih baik?" ucapnya sambil menatap kearah dimana membernya berkumpul.

Dara mendengus, "kau benar-benar peduli atau hanya ingin mengejekku?" jawab Dara sinis.

Seunghyun terkekeh mendengar perkataan Dara, "kau selalu berpikiran buruk padaku"

"Kau sudah melihat perubahan Jiyong?" tanya Seunghyun lagi hampir seperti bisikan.

Dara menatapnya serius, "kau juga merasakannya?"

"Tentu saja. Semua orang bisa melihatnya"

"Apa dia memang seperti itu?"

"Seperti apa?" tanya Seunghyun mengernyitkan alisnya.

"Sikapnya sangat mudah berubah-ubah" jelas Dara.

"Kau berpikir seperti itu? Sikapnya 'mudah' berubah?" tanya Seunghyun dengan penekanan di kalimatnya.

Dara mengerutkan dahinya, "lalu?"

"Dia hanya seperti itu saat sedang jatuh cinta, Dara"

Dara membelalakkan matanya, "benarkah?"

"Kau pikir?"

"Itu masuk akal juga..." ucap Dara menggantung.

"Aku ingin tau siapa wanita beruntung itu" lanjutnya.

Seunghyun menatapnya dengan tatapan tidak percaya, "aku menyesal sudah mengatakan ini" ujarnya lalu melenggang pergi meninggalkan Dara dengan kebingungannya.

"Kalian membicarakan apa?" tanya Jiyong yang baru tiba.

"Bukan hal yang penting" jawab Dara sambil mengambil beberapa helai tisu lalu menyeka keringat Jiyong.

"Baiklah" sahut Jiyong acuh.

***

Dara's POV

SUPER STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang