14

1.5K 193 10
                                    

Seungri menatap Dara dan Jiyong yang semakin hari terlihat semakin kaku itu dari kejauhan dengan gusar.

"Bagaimana kalau aku harus membayar Tabi hyung? Atau mungkin Daesung hyung?" pikirnya.

"Mereka terlihat semakin aneh. Ada apa dengan mereka? Baru saja mereka terlihat 'lovey-dovey' tapi beberapa hari ini mereka seperti tidak mengenal satu sama lain. Apa mereka sudah mengakhiri hubungan mereka? Tapi itu lebih tidak masuk di akal" batinnya lagi masih menatap Dara dan Jiyong dengan mata pandanya iu.

Daesung yang sepertinya mengerti arti dari tatapan gusar Seungri itu mendekatinya, "aku merasakan hal yang sama sepertimu" ungkapnya begitu duduk disebelah Seungri.

"Mungkin aku terlalu percaya diri saat aku mengatakan tentang taruhan tempo hari"

"Kau memang percaya diri waktu itu" sahut Daesung tidak mencoba menapikan perkataan Seungri.

Seungri menatap Daesung kesal, "inilah kenapa dulu kita selalu tidak akur, hyung"

Daesung menatapnya cepat, "kau harus mengakuinya, kali ini perkataanku benar"

"Oke. Kau benar" jawab Seungri cepat.

Daesung terkekeh melihat Seungri yang mengaku dengan cepat.

"Aku lupa kalau ini tentang Jiyong hyung..." ujar Seungri lagi kembali fokus pada Jiyong dan Dara.

"Ya. Aku juga" gumam Daesung lemah.

"Sejak kapan kisah percintaannya pernah berjalan dengan mulus?"

"Dia bahkan menyukai wanita selama bertahun-tahun hingga saat ini" sambung Youngbae yang entah sejak kapan berada di dekat Seungri dan Daesung.

Daesung dan Seungri menatap Youngbae dengan membelalak, "jadi itu alasan kau tetap pada pendirianmu, hyung?!" teriak Seungri tertahan.

"Kau tau segalanya, tapi kau tetap membiarkan kami melakukan taruhan itu? Woaah"

"Aku sudah mencoba mengatakannya, tapi kalian sama-sekali tidak mendengarkan" ujar Youngbae tenang.

"Jadi kau benar-benar bertekad menang dalam taruhan kita rupanya" tuduh Seungri.

"Ternyata youngbae hyung sangat berambisi" timpal Daesung.

"Astaga"

***

Dara mendandani Jiyong dengan cepat lalu bertingkah seakan-akan Jiyong tidak berada disekitarnya.

"Dara" panggil Jiyong sambil memperhatikan Dara dari tempat duduknya itu.

Dara terlihat sedang menyibukkan diri, berpura-pura tidak mendengarkan Jiyong.

"Kau pikir aku akan dengan mudah dibohongi?" pikirnya kesal.

"Kau mengabaikanku lebih dari 3 hari" ucapnya lirih lalu berdiri dari duduknya.

Jiyong menatap Dara yang tidak bergeming sama sekali, ia menghela napas panjangnya berat.

"Kita harus bicara" ujar Jiyong memegang lengan Dara, membuat Dara menatapnya.

"Rehearsal 5 menit lagi! Cepatlah!" teriak Soonho dari depan pintu disaat yang hampir bersamaan.

Dara dan Jiyong sama-sama menoleh kearah Sooho yang juga sedang menatap kearah mereka.

"Pergilah" ujar Dara datar tanpa menatap Jiyong.

Jiyong menatap Dara tanpa sama sekali berniat untuk pergi.

"Kau tau aku tidak akan pergi" ucapnya.

Dara mendengus, "setelah ini kita akan bicara" katanya lalu melepaskan pegangan Jiyong pada lengannya lalu mengemasi perlengkapan miliknya.

SUPER STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang