15

1.6K 189 10
                                    

Dara membongkar isi lemarinya begitu ia tiba dirumahnya dengan cepat. Dia begitu rusuh hingga membangunkan Sanghyun yang berada di sebelah kamarnya.

"Noona! Ada apa?" tanyanya panik melihat Dara yang terlihat seperti kesetanan itu.

Dara menatap adiknya yang berada diambang pintu kaget, "oh? Aku hanya... sedang mencari sesuatu" jawabnya tergagap.

"Mau aku bantu?" tawarnya hendak masuk kedalam kamar.

"Tidak. Tidak perlu" jawab Dara cepat, "kau tidur saja" lanjutnya sambil tersenyum.

Sanghyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "aneh sekali. Dara noona terlihat semakin mencurigakan akhir-akhir ini" pikirnya.

Dara menatap kepergian Sanghyun lalu kembali sibuk membongkar isi lemarinya.

"Aku yakin masih menyimpannya" gumamnya pelan sendirian.

Mata Dara seakan berpendar cahaya ketika dia menemukan sebuah kotak kecil berwarna putih polos dilaci paling bawah yang jarang ia buka itu.

"Aku menemukannya!" serunya tertahan.

Ia membuka kotak itu dan menemukan kalung dengan liontin berbentuk bunga daisy berwarna putih dengan ukiran huruf dibelakangnya.

"KJY. Itu kau, 'kan, Kwon Jiyong?" ucapnya dengan senyum lebar sambil menatap kalung itu lama.

***

Jiyong's POV

Orang-orang boleh mengatakan kalau aku memberi sedikit bumbu pada cerita masa lalu antara aku dan Dara.

Sebenarnya kami —tidak benar-benar— memiliki kenangan bersama.

Maksudku, kami dulu memang bersekolah di sekolah yang sama. Namun kelas kami berbeda. Jauh. Dia adalah kakak kelas yang lumayan populer, sedangkan aku hanya anak pindahan biasa.

Aku berbohong kalau aku bilang pernah makan bersama di kantin sekolah bersamanya. Tapi aku tidak sepenuhnya berbohong! Dia duduk bersama teman-temannya di satu meja sedangkan aku duduk di beberapa meja setelahku.

Bukankah itu sama saja? Bahkan aku membayarkan makanannya! Tentu saja secara diam-diam.

Kami juga pernah duduk santai bersama ditaman sekolah, di pohon belakang sekolah. Ya, tanpa berbicara. Bahkan tanpa diketahuinya.

Aku hanya berani melihatnya dari kejauhan. Menyemangatinya secara diam-diam. Merekam sebanyak-banyaknya senyumannya didalam pikiranku.

Orang-orang boleh mengatakan kalau aku pengecut waktu itu. Tapi aku punya alasan sendiri kenapa aku melakukannya.

Aku harus melindungi orang-orang yang aku sayangi termasuk dirinya. Aku tengah dalam persiapan debut waktu itu, Soonho hyung yang mengetahui tentang perasaanku itu  mengatakan kalau aku harus menjaga Dara demi semua orang.

"Jangan sampai kau terlibat skandal disaat-saat penting seperti ini, Jiyong-ah. Kau tau bagaimana perjuangan anggota lainnya, bukan? Dia juga harus kau jaga. Tidak semua orang suka kehidupan pribadinya menjadi konsumsi publik. Ingat, kau akan debut sebagai idol. Nanti, pada saatnya, kau akan menemukan waktu dan cara yang tepat. Dan pada saat itu aku yakin dia akan berada bersamamu"

Aku masih mengingat setiap penggal kalimat Soonho hyung saat itu. Aku berpegang teguh pada kata-katanya hingga hari ini.

'Hari yang tepat'ku itu sebentar lagi akan tiba. Aku merasa inilah saatnya untuk memulai semua yang sebenarnya belum sempat dimulai sama sekali.

Dulu aku berpikir jika aku menjadi seorang superstar seperti saat ini, aku akan bahagia. Hidup bergelimangan harta, mempunyai anggota yang solid, terkenal, sering muncul di televisi. Aku bahkan sempat berpikir akan dengan mudah mendapatkan hatinya.

SUPER STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang