Jiyong's POV
Kenapa kau masih menyusahkan dirimu sendiri, Ji? Kau tidak harus membawanya ke tempat ini! Bagaimana jika karena hal ini media dapat mengetahui tempat ini?
Lihat dia! Bagaimana bisa dia tidur dengan tenang dan membuat hatiku berdebar disaat yang bersamaan?
"Oi, Jiyong!" teriaknya tiba-tiba.
Mengejutkanku saja!
"Mau kemana kau?" panggilnya sambil berusaha bangun dari tempat tidur dengan susah payah.
"Tidurlah" jawabku pendek, hendak meninggalkannya. Hatiku sudah tidak tahan.
Dia berusaha bangun hingga terjatuh dari tempat tidur.
"Akk!" teriaknya kesakitan.
Aku menggendongnya kembali ke tempat tidur, "diamlah, Dara"
Kenapa kau harus seperti ini? Apa Youngbae begitu banyak mengambil tempat dihatimu?
"Kau sudah tau kalau Youngbae akan membawa kekasihnya itu, kan?" tanyanya sambil menatap tepat dimanik mataku.
"Kenapa kau tidak mencegahku untuk datang? Kau sudah tau segalanya" ucapnya lagi.
"Tidak. Aku tidak tau" elakku sambil berusaha tenang.
Rileks, Jiyong. Dia sedang mabuk berat sekarang.
"Cih... semua orang sepertinya sudah tau. Kenapa hanya aku yang tidak tau? Aku kan.. aku ini... aku adalah penggemarnya! Harusnya aku juga diberitahu tentang berita bahagia ini" ucapnya pelan diakhir kalimatnya.
Dia terlihat memejamkan matanya beberapa kali lalu kembali menatapku
"Ji..." panggilnya sambil menangkup wajahku."Apa?" sahutku sambil menenangkan jantungku yang berdetak cepat, tak mau berkompromi.
"Bantu aku, Ji" katanya lagi.
"A..Apa?"
Ini tidak adil, Dara! Aku yang berusaha, kenapa harus Youngbae yang mendapatkan tempat dihatimu?
"Kau harus membantuku melupakan Youngbae" ucapnya sambil mendekatkan wajahnya padaku.
Hey! Jauhkan wajahmu! Kau tidak sadar sedang melakukan apa padaku, huh?
"Kau harus membantuku menghindari Youngbae. Aku baru sadar ternyata selama ini aku terlalu bersemangat mendekatinya"
Kenapa aku harus membantumu? Apa dengan itu kau akan menyadari perasaanku selama ini?
"Kenapa? Kau tidak mau? Kenapa? Minggu lalu, Seungri bilang kalau wanita yang meneleponmu itu bukan kekasihmu, bukankah itu artinya kau sedang kosong?"
Dia melepaskan tangannya lalu menelungkup kedalam bantal tidurku, "tidak. Tentu saja tidak boleh. Aku bisa saja menyukaimu nantinya" ucapnya pelan tertahan oleh bantal namun cukup terdengar olehku.
Apa aku bisa melakukannya? Apa mungkin kau akan menyukaiku? Atau setidaknya menyadari keberadaanku selama ini?
***
Dara terbangun dan hendak menuju kamar mandi dengan keadaan setengah sadar. Dia menabrak dinding yang dia yakini sebagai pintu kamar mandi yang biasa dia gunakan.
"Sejak kapan kamarku menjadi begitu luas?" tanyanya sendirian didalam ruangan sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Mencari-cari pintu yang dia cari.
"Ah, disana!" serunya lalu berlari menuju pintu geser berwarna coklat tua itu lalu membukanya dengan cepat.
"Oh? Sejak kapan aku mempunyai kamar wardrobe sendiri seluas ini?" ucapnya masih linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER STAR
Fanfiction"Apa memang seberat ini menjadi makeup artist dari seorang superstar seperti dirinya? Kalau aku tau, aku tidak akan mau menerima pekerjaan ini sejak awal! Apalagi setelah aku tau dia ternyata se-menyebalkan ini! Kapan nasib bisa berpihak padaku?"-Da...