Jiyong's POV
Dia memang cepat akrab dengan semua memberku. Aku juga tau kalau dia sejak lama menjadi fans dari Youngbae. Dia sering tertangkap olehku saat sedang memperhatikan Youngbae dengan senyum bodohnya itu.
Tapi kenapa aku merasa terganggu setiap kali dia berbicara dengan Seunghyun hyung? Senyumnya terlihat berbeda. Cara Seunghyun hyung memandangnya juga berbeda. Cara berbicaranya juga.
Atau mungkin hanya perasaanku saja?
"Ji?" tegur Teddy hyung entah yang keberapa kalinya.
"Maaf, hyung" balasku mencoba kembali fokus.
"Sebaiknya kau selesaikan saja urusanmu. Aku bisa menyelesaikan sisanya" ujarnya lagi.
Aku menatap wajahnya.
"Jangan menatapku seperti itu. Pergilah sebelum aku berubah pikiran" katanya lagi tanpa memandang kearahku.
"Terima kasih, hyung!" ucapku setengah berbisik lalu beranjak dari tempatku.
"Dara-ya, come on!" seruku padanya yang sedang berbicara asyik bersama Seunghyun hyung.
Dia tampak terganggu saat aku panggil sementara Seunghyun hyung menyunggingkan senyuman misteriusnya seperti biasa.
Calm down, Ji. Itu bukan senyuman misterius. Itu bingu smile. Bingu smile.
***
Tanpa berbicara sama sekali Jiyong membawa Dara ke apartemennya. Dara yang tidak mempunyai bayangan kemana mereka akan pergi terkejut begitu tiba di halaman parkir apartemen mewah milik artisnya itu. Namun ia terlalu kikuk untuk sekedar bertanya kenapa dia harus mengikuti Jiyong hingga ke rumahnya.
Pandangan Dara mengelilingi sudut bangunan. Terparkir dengan rapi mobil-mobil mewah disana. Beberapa darinya adalah milik sang artis.
"Kau mau mencobanya?" tanya Jiyong begitu memperhatikan Dara yang menatap salah satu kendaraan kesayangannya itu tanpa berkedip.
Dara gelagapan, "huh? Tentu saja tidak" jawabnya cepat. "Yang benar saja" gumamnya pelan.
"Mungkin setelah konser jadwalku ada yang kosong" ujar Jiyong lagi.
Dara hanya berpura-pura tidak mendengar perkataan Jiyong. Sebanyak apapun Dara memikirkannya, Jiyong memang member Bigbang yang paling aneh menurutnya.
"Tenang saja, aku tinggal bersama orang tua dan noonaku" jelasnya tanpa ditanya.
"Ne.." Dara menjawabnya dengan malas. "Kenapa dia harus mengatakan hal-hal itu padaku?" batin Dara curiga.
"Aku sudah menyetujui pakaian dari tim sponsor dan tim stylish" ungkap Jiyong santai saat mereka berada di dalam lift.
"Apa?! Lalu untuk apa kau menyuruhku datang dan ikut bersamamu sekarang?" protes Dara.
"Aku perlu pakaian untuk backstage, airport, offstage, after party, aksesoris...."
"Kenapa aku harus memilihkannya untukmu?"
"Karena kau makeup artist-ku" jawabnya ringan.
"Tapikan sudah ada fashion stylish yang bertugas memilihkannya untukmu" kata Dara lagi.
"Aku maunya kau yang memilihkannya"
Dara tidak lagi mendebatnya. "Sabar, Dara. Ingat... kau adalah tulang punggung keluarga saat ini dan kau harus ingat, kenaikan gaji yang kau dapat untuk bekerja dengan artis menyebalkan ini. Pikirkan gajinya... pikirkan gajinya..." pikir Dara menenangkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER STAR
Fanfiction"Apa memang seberat ini menjadi makeup artist dari seorang superstar seperti dirinya? Kalau aku tau, aku tidak akan mau menerima pekerjaan ini sejak awal! Apalagi setelah aku tau dia ternyata se-menyebalkan ini! Kapan nasib bisa berpihak padaku?"-Da...