3

136 7 0
                                    

Kabin itu terlihat berpendar, begitu terang, dan bagaikan sesuatu yang salah di tengah-tengah kegelapan hutan cemara dan pinus yang mengusai bentang alam yang begitu luas. Serangga-serangga berkerumun di sekitar kabin itu, tertarik, atau terjebak oleh cahaya yang mungkin mereka kira sebagai bulan. Beberapa ekor kupu-kupu terlihat merayap di kaca, bersama beberapa ekor ngengat, kumbang, laron, dan kelelawar yang berputar-putar di sekitar kabin itu.

Seekor eagle owl terlihat bertengger di salah satu cabang pohon cemara dan black-woodpecker merayap dengan cepat ke atas di permukaan kulit pohon dari jenis yang sama.

Beberapa orang terlihat tengah bercakap-cakap di dalam kabin yang tembus pandang dari luar ruangan. Seeorang laki-laki sedang berbicara sambil berjalan dan dua orang perempuan tampak duduk di sofa merah yang mencolok sekaligus indah.

"Aku tetap memilih Constable, Pet. Terserah kau mau berkata, bla bla bla bump bump bump atau apalah." Mcarty Je berbicara dengan suara keras sambil berjalan ke sana kemari, membuat Peter Atkins, yang sedang bersandar di sofa, sedikit tak begitu nyaman. "Harusnya Tate memilih Constable. Bukan Turner. Oh Turner, Turner yang hebat! Ah, sayangnya, orang tua itu bahkan terlihat buruk saat melukis di luar ruangan. Apa kau pernah melihat Turner melukis dengan kanvas besar di alam terbuka, Pet? Oh, dia tidak mampu. Dia pernah melakukannya, dan kau tahu," mengecap bibir, "hasilnya buruk. Sangat buruk. Yang bisa dia lakukan hanyalah sekedar mencorat-coret saja! Kau lihat, apa yang salah dan terlihat konyol dari kanvas-kanvas miliknya? Kau bisa membandingkan awan milik Constable dan Turner. Itu sudah cukup Pet. Lebih dari cukup. Dan apa kau llihat, detail mengagumkan dan hijaunya rerumputan yang diresapi oleh Constable? Kau tak akan melihatnya di dalam Turner. Ya, Constable dan Turner, Itu tak ubahnya dengan van Gogh dan Gauguin. Tapi, yah, aku masih tak terima jika terlalu banyak penghormatan diberikan kepada Turner dari pada Constable."

Peter Atkins masih diam. Tak segera membalas. Buku di tangannya terbuka dan berpindah halaman. Sejak tadi dia lebih memilih menenggelamkan dirinya ke dalam buku, bersandar dengan nyaman di sofa merah yang menyenangkan punggungnya, dan sebenarnya, nyaris mengabaikan satu manusia yang kini masih mondar-mandir di depan dirinya dan perlahan-perlahan terlihat mulai jengkel dan tak sabar.

"Aku lebih menyukai Hokusai, atau Kitagawa Utamaro yang sensual. Gimana menurutmu Je? Aku rasa, aku lebih memilih David Cox yang juga lembut atau, Cozens? Jika itu menyangkut seniman kita. Mereka semua satu generasi bukan?" Lizzie menatap Mcarty Je dan kemudian meletakkan tangannya di paha Peter Atkins. "Gimana menurutmu Pet?"

Laki-laki muda yang terlihat kebal dengan segala jenis suara di sekelilingnya kini mendadak bangkit. Menuju rak-rak buku yang menjulang tinggi sampai langit-langit kabin. Kabin dua lantai yang sangat memesona, nyaman, indah, berisikan segala jenis ornamen, lukisan-lukisan langka, puluhan ribu judul buku yang memenuhi segala sisi ruangan, beberapa buah patung dan berbagai macam spesies binatang yang diawetkan dengan sangat baik dan terlihat begitu hidup.

Dia mengambil dua buah buku, British Painting: The Golden Age milik William Vaugan dan satu buku lainnya dari Andrew Wilton, Five Centuries of British Painting. Kemudian berjalan perlahan ke tempat duduknya. Meletakkan dua buku itu di atas meja kayu dari pohon cedar yang ada di depannya, dan kembali membaca. Seolah ingin mengejek Mcarty Je yang kini terlihat lebih jengkel dan sangat tak sabar.

Cubi tertawa dan melirik ke arah Mcarty, "Lihat Je, Peter mengolok-olokmu, hahaha..."

Lizzie tersenyum geli melihat laki-laki kurus berambut pirang panjang, yang tampak gelisah, tak tenang, menahan perasaan geram yang terlihat jelas dari sorot mata dan mimik mukanya. Mcarty Je duduk sebentar di sofa, di sebelah Lizzie. Tapi tak lama kemudian bangkit lagi. Mondar-mandir di depan mereka bertiga. Menahan napas. Lalu kembali berbicara. "Pet, hai, Pet!" Orang yang sedang dipanggilnya tak menjawab. Mengabaikan dirinya. "Sial. Kau memang laki-laki brengsek! Sangat brengsek Pet!" Lalu pergi dari tempat itu, menuju lantai atas, ke ruangan khusus miliknya.

J'NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang