Kekasih?

2.5K 141 1
                                    

Janet pulang ke hotel tempat awal mula ia datang untuk fashion show diantar oleh Haris. Lelaki itu juga bersikeras akan mengikuti dari belakang mobil Janet. Mereka makan malam tadi dengan suasana yang relatif 'kodusif' karena mulut Janet terus-terusan di isi oleh makanan. Jadi, tidak sempat berdebat.

Haris geleng-geleng kepala di dalam mobilnya sendiri. Ia teringat Janet yang banyak makan tapi sungguh ajaib tidak mempengaruhi pada bentuk tubuh. Ia salut pada wanita itu, wanita yang rewel karena tidak mau di bayarin ketika makan. Lah, kalau dia seorang lelaki kere, mau ngajak makan wanita pasti cari pinjaman uang dulu. Terkadang kan wanita ada yang tidak mengerti tentang seorang lelaki yang bekerja keras, tapi ketika mau keluar ngajaknya makan di tempat yang hits kalau tidak di tempat yang lagi instagrable. Ya.. walaupun kalau mengajak anak orang itu harus butuh modal. Tapi, tipe cewek seperti Janet ini yang bisa di ancungi jempol. Kaya tapi tidak mau di bayarin, untung dirinya lumayan tajir. Coba kalau tidak pasti banter ia hanya bisa mengajak makan di warteg pikirnya geli.

Haris memacu mobiknya dengan stabil, ia selalu membunyikan klakson atau menembakkan lampu jauh jika Janet sudah mau ceroboh dalam mengemudi. Ia sih sangat khawatir karena wanita itu makan banyak pasti matanya mengatuk. Ia tadi sudah berdebat lagi perihal mau mengantar dan mobil Janet akan di antar oleh pihak hotel atau ada yang ambil. Ehh.. Janet malah berkata.

"Aduh.. akang ini, saya mah tidak mau merepotkan orang. Apa kata dunia nanti 'tuh seorang model manja, mobil ditinggal saja dan minta di antarin pula.' Hmm.. tidak mau saya."

Well, akhirnya Haris harus mau menuruti kemauan wanita itu. Sebenarnya wanita itu tidak salah. Janet kan wanita mandiri, dan ia sendiri yang mau mengantar wanita itu ke rumah. Mungkin dalam hati Janet pasti merutuki dirinya yang terlalu lengket seperti perangko. Akhirnya rumah besar berwarna hijau toska bercampur kuning itu terlihat. Haris mendesah lega.

Mobil putih Janet membunyikan klakson menyuruh Haris pergi dari belakangnya. Haris tidak mau, ia ingin menunggu sampai Janet benar-benar masuk ke rumahnya.

Janet masuk setelah pagar rumah besar itu otomatis terbuka menggunakan remote yang di pegang oleh Janet. Security terlihat tampak berjaga di depan rumah Janet. Haris suka dengan proteksi pada Janet. Ayah Janet ternyata mementingkan keselamatan anggota keluarganya itu.

Haris membunyikan klakson tanda permisi. Janet keluar mobil dan menatap Haris dari kejauhan. Lalu, wanita itu masuk ke dalam rumah untuk istirahat.

Haris pulang menuju ke rumahnya, jarak rumahnya dengan Janet hanya 10 menit dalam berkendaraan saja.

"Kenapa hubungan kami jadi seperti ini?"

"Apa wanita itu hanya bersikap sopan saja dengan menerima ajakanku makan ataupun mengantar. Karena Janet sepertinya tidak ada genit-genitnya sama aku."

"Apa wanita itu sudah punya kekasih?"

Memikirkan Janet punya kekasih, Haris memukul kemudi mobil menyebabkan tangannya menekan klakson.

"Aku begitu PD nya mengajak wanita itu makan dan mengantar ke rumah, jika wanita itu punya kekasih maka aku hanya sebagai angin lalu saja."

"Tapi, kamu juga bodoh Ris! Kamu bilang tidak mau mendekati wanita yang berprofesi sebagai model? Kamu ternyata menjilat air ludah sendiri."

Haris meracau sendiri sampai tiba di rumahnya. Ia turun, masuk ke rumah, langsung ke kamar mandi, buka pakaian, cuci muka serta gosok gigi. Ia tidak akan mandi malam-malam. Nanti membawa dampak pada kesehatan di usia lanjut.

"Aku tidak akan mendekati Janet lagi."

"Aku akan membatasi diriku ini."

"Aku tidak mau kejadianku terulang lagi karena seorang wanita, terutama seorang model."

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang