Negosiasi

2.6K 137 1
                                    

Sore hari, Haris tidak mengizinkan Janet keluar dari rumahnya. Ia adalah seorang suami. Jika seorang suami tidak mengizinkan istrinya keluar rumah maka sang istri tidak bisa melanggar perintah tersebut.

"Akanggg.. nanti saya di marahi ayah.." rengek Janet di ruang keluarga sewaktu mereka minum teh dan makan camilan. Haris mengeram sebal.

"Aku tidak peduli ayah kamu marah princess. Aku suami kamu, aku yang lebih berhak pada kamu sekarang."

"Iya kang.. tapi setidaknya akang telepon ayah dong.. saya tidak mau anak buah kang Tony di marahi karena mengantarkan saya ke sini. Mereka kan kerja kang.. apa akang tidak kasian pada dua pengawal saya itu?" bujuk Janet sambil merangkak di pangkuan sang suami.

Haris berusaha menggeser istrinya yang mau memecahkan konsentrasinya dalam berpikir, siang tadi saja mereka sudah kewalahan dengan sesi 3 tempat. Ehh.. ini malah istrinya mengesek-gesekkan pinggulnya.

"Akangggggg....?" rengek Janet di telinga Haris. Wanita itu menarik leher suaminya dan mulai menciumi wajah pak polisi tersebut.

"Tidak.. princess.. kamu.. awww...?!" Haris berseru ketika Janet menggigit telinganya dengan sedikit keras.

"Hehehe..." balas Janet sambil mulai mencari sasaran terbarunya yaitu bibir lelaki itu.

"Jangan coba-coba.. " ucapan Haris terpotong karena mulutnya sudah di tangkap oleh Janet. Istrinya membuat hero tegang kembali. Janet mengeram senang sambil menggerakkan pinggulnya di pinggul suaminya.

"Hmmffttmm.. hmmm.." gumam Janet sambil menggigit bibir suaminya.

Haris terlena oleh istrinya.

"Akang.. ?"

"Hmm...?"

"Telepon ayah nanti ya..?"

"Hmm... nanti.."

Haris mendorong istrinya ke sofa sambil mengeram senang, ia menarik lidah sang istri dengan gemas. Janet mendesah lagi. Pergulatan mereka di sofa di tonton oleh Syarif yang kebetulan berada di atas tangga karena ia mau turun untuk mencari camilan.

Syarif mengangga lebar, matanya melotot melihat dua orang itu bergulat di sofa seperti sedang syuting film dewasa saja. Ia menyeringai lebar melihat tubuh besar Haris di jepit oleh sang istri.

"Hmm.. pak polisi sedang di jepit kepiting."

"Aku akan menganggu mereka, bro Aris tidak bisa membuat saya iri dengan beradegan seperti ini."

Syarif bergumam sendirian sambil turun mendekati meja tempat dua orang itu masih asik saja.

"Woyyyyy.... ini mah ruangan tempat orang bisa lalu lalang. Jangan bikin film blue di sini dong! Enak saja mau bikin saja 'panas' ya? Atau mau bikin saya segera ke kamar mandi?" teriak Syarif di dekat kedua orang itu.

Haris dan Janet tersentak karena suara teriakan Syarif yang usil itu. Haris menarik tubuhnya menjauhi sang istri dengan gerakan militer yang tanggung. Syarif tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat kakak iparnya keki.

"Kena deh...?!" ujar Syarif sambil terpingkal-pingkal.

Wajah Janet merah padam, ia melihat suaminya juga sudah memerah seperti tomat.

"SSSSSYYAAAARRRRRRIIIIIIFF...!" suara Haris terdengar mengeleggar dan seram.

Syarif langsung kabur ke ruang makan dengan cepat, Amel tergopoh-gopoh berlarian dari koridor atas menuju ke sumber suara kakaknya itu.

"Ada apa aa..?" tanya Amel sambil mendekati Haris yang seakan siap memukul seseorang.

"Amel.. suami kamu itu akan aku berikan pelajaran!" seru Haris pada Amel.

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang