Penculikan

1.9K 114 3
                                    

Janet terbangun di sebuah ruangan bersih, mungkin sebuah rumah, ia tidak tahu. Tapi yang pasti, ia tadi dibawa oleh seorang wanita dan juga ada lelaki yang memepet dirinya setelah ia keluar dari toilet.

Kepalanya agak pusing, sepertinya ia menghirup sesuatu dari saputangan yang di tutupkan di hidungnya sesaat setelah ia naik ke dalam mobil dengan dorongan kuat, matanya juga di tutup dengan sapu tangan. Ia merasa seperti di film-film action tentang penculikan saja. Namun, ini benar terjadi padanya.

Yang pasti ia sekarang di culik, karena ia tidak kenal dengan kedua orang tadi juga dilihat dari gelagat orang tersebut, tidak mungkin kan menutup hidup seseorang dengan cairan sejenis bius pikir Janet berputar-putar.

"Akang...?" desah Janet pada suaminya.

"Pasti suamiku sedang khawatir sekarang, ayah, ayah mertua, bro Syarif, Amel.." 

"Bagaimana ini?"

"Ada apa sebenarnya ini? Kenapa saya harus mengalami hal seperti ini?" 

"Apa penculikan ini dendam?"

Janet mulai mengoceh sendirian karena gugup, ia tidak sadar sudah ada wanita yang berdiri di depan pintu ruangan tersebut.

"Halo Janet...? Apa kabar?" ujar wanita itu.

Janet menoleh dan melihat wanita yang membawanya tadi kemari. Wanita itu mengetahui namanya? Kenapa Janet tidak ya?  Janet berusaha mengingat siapa sebenarnya wanita itu. Wajah wanita itu terlihat tidak asing, tapi ia tidak terlalu bisa mengingatnya.

"Apa kamu punya penyakit lupa? Atau karena kamu sudah sukses jadi tidak menggingat aku?" suara Sisil terdengar beracun.

Janet langsung terkesiap, wanita itu adalah Sisil, model yang dulu pernah masuk penjara karena kasus penipuan. Apa wanita ini dendam dengan Haris? pikir Janet kalut.

"Iya.. aku dendam say.. kamu adalah istri dari seorang lelaki yang pernah memenjarakan diriku 5 tahun yang lalu." ucap Sisil seakan tahu arah pemikiran Janet dari mata wanita itu.

"Dan aku adalah Sisil, model yang dulu pernah juga sepanggung dengan kamu 5 tahun yang lalu, tapi sayang, kamu menjadi wanita sukses sedangkan aku.. wusssss..." Sisil membuat perumpamaan keadaan dirinya dengan tangan yang menukik ke bawah.

Janet menelan ludah, ia harus berpikir jernih, kalau wanita ini dendam pada suaminya. Maka, urusan ini bisa sangat panjang. Suaminya tidak akan bisa melepaskan Sisil dari jeratan hukum lagi, wanita ini mencari masalah sendiri.

"Hmm.. kamu masih terlihat seperti dulu Janet.. Cantik, sombong dan sekarang tajir. Malah sangat tajir, karena suami kamu punya lebih dari satu perusahaan." tutur Sisil sambil mendesis. Wanita itu mendekati Janet dengan perlahan.

Janet tidak bisa turun karena kakiknya di ikat di masing-masing sisi tempat tidur menggunakan borgol. Kakinya saja sudah terasa lecet akibat gesekan besi di borgol tersebut.

"Kamu ini sangat beruntung Janet.. Apa suami kamu itu hebat di ranjang? Hmm.. sepertinya sangat hebat kalau di nilai dari semu merah wajah kamu ini." tutur Sisil sambil menjambak rambut Janet dengan kuat membuat Janet berteriak refleks karena kesakitan akibat jambakan tersebut.

Janet mencoba menarik juga rambut wanita tersebut, tapi Sisil menghindar dengan tertawa sangat jahat.

"Hohoho.. tidak bisa.. kamu tidak bisa menyakiti aku Janet.. Hmm.. bagaimana kalau wajah kamu itu yang rusak ya? Sepertinya  tidak akan ada lagi pihak agensi yang akan memanggil kamu." ujar Sisil sambil mengeluarkan pisau lipat dari jeans.

"Kamu tidak akan bisa lari Sisil, suamiku seorang polisi, ia akan dengan sangat cepat meringkus kamu beserta teman kamu." ujar Janet tegas.

Sisil malah tertawa seperti orang sakit jiwa, atau mungkin wanita itu memang sudah hilang akal.

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang