Melamar (1)

2.3K 157 0
                                    

Janet menelpon driver pribadi ayahnya dan menginfomasikan bahwa dirinya akan pulang nanti sekitar jam 5.30 sore. Ia lagi mau minum teh bersama Haris. Ia juga menelepon ayahnya bahwa perusahaannya menang dari tuntutan penggugat, Janet seperti mau meloncat-loncat di kursi penumpang mobil Haris.

Haris sih hanya tersenyum-senyum saja. Ia tahu wanita itu layak untuk mendapatkan kemenangan karena memang perusahaan Janet tidak bersalah.

"Akang..?"

"Ya..?"

"Hmm.. itu.. Apa akang tahu tentang seorang penyidik swasta?" tanya Janet sambil mengamati wajah Haris yang tiba-tiba berubah terkejut.

"Hmm.. Iya ada apa?" jawab Haris netral.

"Itu.. Kata Husin sih ada seorang penyidik swasta sejenis detektif gitu menolong kasus saya. Saya mah mau mencari beliau." lanjut Janet penasaran.

Haris jadi mematung, ia tidak mau dirinya ketahuan telah membantu wanita ini.

"Akang.. ? Kok diam sih?" rutuk Janet keki.

"Iy.. Nanti saja kita bicarakan ini.  Aku lagi konstrasi mengendarai mobil." ujar Haris mengelak.

"Baiklah, kalau akang nanti tidak tertalu tahu banyak, saya mah bisa meminta bantuan pada pak Rendy, suaminya Kusuma itu kan punya perusahaan security, pasti punya kenalan dengan orang-orang seperti ini." tukas Janet sambil membuka handphone dan mulai mengirimkan pesan kepada Kusuma.

Jantung Haris berdebar-debar sangat kencang. Bagaimana ini? pikir Haris resah. Penyidik swasta itu adalah temannya Rendy, ia memang sengaja menyewa Andre untuk menyelidiki kasus Janet.

Haris sih tidak mau Janet tahu karena ia merasa ini hanyalah bantuan kecil saja. Ia tidak mau di besar-besarkan. Ia juga tidak suka mencari perhatian. Padahal kalau perhatian dari Janet mah ia mau banget.

Jari-jari Janet mengetik dengan sangat lincah dihandphonenya tanpa tahu Haris kebat-kebit takut ketahuan.

Sumpah mungkin inilah rasa kalau orang melakukan tindakan kejahatan, takut ketahuan sehingga ketar-ketir jika dicari infomasi.

Sampai juga di cafe tempat Janet meminta mereka untuk minum teh dan mencari camilan. Haris buru-buru keluar untuk membuka pintu, tapi Janet sudah turun duluan.

"Princess, apa kamu tidak bisa menunggu sebentar untuk dibukakan pintu?" tanya Haris keki.

"Aduh pak polisi yang caem.. Saya mah bisa buka sendiri." balas Janet dengan riang.

Haris hampir saja manyun karena wanita itu tidak mau di manja. Ia kan seorang lelaki gentlemen, ehh.. malah disia-siakan.

"Ayo pak polisi, saya sudah haus.. dan juga lapar lagi. Hehehe.. Soalnya tadi nasinya hanya sekotak, hanya mengganjal saja. Tapi, saya mengucapkan terima kasih pada yang membelikan nasi kotak itu. Maksudnya lain kali dibanyakin nasinya." tutur Janet bercanda.

Haris jadi terkekeh karena Janet memang wanita terunik yang pernah ia jumpai. Wanita itu tidak malu untuk mengungkapkan sisi manusiawinya yang lapar akan makanan. Ada kan kebanyakan wanita malah kalau diajak makan maunya pesan salad, atau makanan ringan saja dan berujar 'maaf lagi diet' atau 'maaf lagi pengurangan berat badan'.

Keduanya makan dengan tenang dicafe.

Janet merasa mengantuk dan mulai tertidur lagi dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Ia seperti putri tidur saja ketika pergi bersama Haris. Janet tadi sudah meminta untuk diantarkan ke rumahnya langsung, tanpa mampir ke rumah lelaki itu lagi.

Haris sih setuju pada permintaan Janet, tapi usahanya dalam menanyakan perihal hati agak tersendat karena Janet sibuk tadi dengan telepon masuk dari Kusuma yang mengatakan bahwa Rendy berjanji akan mencari informasi tentang penyidik swasta yang membantu kasusnya tersebut. Itu sih yang di katakan Janet ketika mereka selesai minum teh.

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang