Kesepian

3.8K 194 3
                                    

Haris menutup pintu depan dengan pelan. Ia akan menelpon adiknya saja, mau melihat keponakan kembarnya yang sekarang berusia sekitar 5 bulan.

"Halo..?" suara Syarif yang mengangkat handphone adiknya bikin Haris keki.

"Halo.. mana Amel?" tanya Haris datar.

"Lagi mandi.. " balas Syarif juga sama datarnya.

" Mandi..? Kamu bohong Rif?" lanjut Haris pada adik iparnya itu.

"Ehh...di bilangin tidak percaya, kami sedang berada di bathtub.. mau video call apa?" balas Syarif keki tapi terdengar suara wanita terkikik dan menampar sesuatu.

Wajah Haris merah padam karena ia salah waktu dalam menelepon.

"Apa kalian tidak malu mandi di bathtub berdua dan memegang handphone?" lanjut Haris tidak mau kalah dari Syarif.

"Helooo.. kenapa mesti malu, kami mandi bersama supaya hemat air dan kami sudah pasangan resmi. Mengenai handphone kenapa ada di sini ya tadi Kusuma telepon yang kepo mau melihat si kembar." balas Syarif anteng.

Haris jadi terdiam sebentar. Lalu, ia berkata pada Syarif, "Mana Amel, aku ingin bicara."

"Kami sibuk.. " balas Syarif. Suara Amel mendesah membuat Haris ingin menjatuhkan handphonenya itu.

"Kalian.. kalian..?" suara Haris jadi gelagapan.

"Hmm.. bye Ris, lanjut nanti saja." balas Syarif dengan suara parau.

Haris menatap handphonenya dengan wajah panas.

"Dasar lelaki buas!" rutuk Haris pada Syarif.

Haris menonton TV saja sampai malam, ia suntuk tidak ada kerjaan. Inilah nasib kalau bujangan pikirnya sama menonton berita di TV.

"Sebuah perusahaan bernama Janet Collections di Bogor mengalami pemerasan oleh sekelompok orang yang bersekongkol untuk membuat perusahaan milik seorang wanita muda cantik bernama Janet Amardi tersebut mengalami kerugian. Owner perusahaan tersebut sudah menyerahkan kasus pemerasan itu kepada pihak berwajib di Polres Bogor. Sekian breaking news sore ini." suara pembawa berita itu tenang tapi membuat efek tidak tenang pada jantung Haris.

Haris mematung menatap TV, jantungnya berdebar-debar dengan sangat kencang.

"Janet..?"

"Wanita model..?"

"Wanita yang menindih tubuhku dengan tubuh langsing miliknya itu..?"

"Pemerasan?"

"Punya perusahaan sendiri.?"

Haris ngoceh sendirian seolah ia hilang akal.

Bayangan wanita cantik bertubuh langsing itu masuk ke dalam pikiran Haris. Ia mengusap dadanya karena ada rasa yang tidak ia pahami menyelinap di dalam hatinya.

"Ada apa ini?"

"Apa itu Janet yang sama dulu ketika aku berada di rumah Syarif?"

"Huuhhh.. kenapa bisa wanita itu di peras? Apa wanita itu mempunyai musuh?"

Haris mengusap wajahnya yang lelah. Ia berbaring di tempat tidur dan memandangi plafon dengan pikiran penuh mengarah ke Janet.

"Aku akan bertanya pada seorang teman di kepolisian Bogor tentang masalah pemerasan itu, untuk saat ini aku hanya akan memantau saja."

Haris memejamkan matanya untuk tidur sebentar. Ia sangat lelah.

***

**Di Bogor**

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang