Melahirkan

2.9K 128 1
                                    

Haris sangat bahagia walaupun sempat jantungan karena istrinya itu terpeleset gara-gara ingin mendekati dirinya.

Suara tangisan bayi mereka yang kuat membuat semua orang bersorak. gembira. Dokter Puspa tersenyum lebar sambil mengangkat bayi itu, memeriksa semua kelengkapan tubuh.

"Wahh.. anak lelaki yang sangat tampan dan hmm.. 'pentungannya' keren.. " seloroh bu dokter.

Semua perawat wanita terkikik geli dan merona.

Haris belum ngeh lalu sontak tertawa terbahak-bahak setelah mengerti maksud perkataan dokter itu.

"Hmm.. bu dokter.. sepertinya itu keturunan dari sang ayah.." balas Janet sambil mendesah kelelahan.

Haris menundukkan kepalanya dan mencium dahi istrinya dengan penuh kasih sayang. Air mata mengalir dari sudut mata istrinya itu.

"Terima kasih banyak princess.. kamu sudah melahirkan seorang pangeran kecil untukku." ujar Haris sambil mengusap-usap rambut lembab di ujung kepala istrinya.

Janet melahirkan secara normal. Mereka sih sudah tahu bahwa anak mereka tidak kembar setelah usia kandungan 5 bulan untuk di periksa. Hanya saja mereka tidak mau di cek jenis kelamin anak tersebut.

"Sama-sama akang.. tapi ayahku pasti ingin akang kerja keras lagi setelah ini.. beliau mau kita punya anak 4 kan..?" bisik Janet manja.

"Hmm.. kalau aku di suruh bekerja keras itu mah sangat suka atuh.. tinggal kamunya saja tahan atau tidak tiap malam di datangi.. " balas Haris dengan berbisik senang.

Anak mereka sudah di bawa suster untuk di bersihkan. Anak mereka sih tidak prematur. Usi kandungan 9 bulan, hanya saja pas baru genap masuk usia ke 9 bulan.

Haris sempat khawatir karena istrinya ini dulu pernah operasi di dekat hati karena tertembak. Tapi, bu dokter mengatakan kondisi Janet kuat dan stabil untuk melahirkan secara normal.

Janet jadi nyengir sambil meringgis agak sakit. Perutnya terasa sudah plong, anaknya sudah lahir ke dunia ini.

"Akang.. kita kok belum rembukan ya mau kasih nama untuk baby..?"

"Loh.. bukannya waktu itu sudah aku kasih tahu..?"

"Kapan atuh..?"

"Hmm.. kapan ya.. hehehe.. "

"Bukannya akang tertidur ketika membahas nama..?"

"Hmm.. kalau begitu nanti saja ya sayang.. karena kamu sudah lelah. Kamu juga mau di bersihkan oleh perawat." balas Haris sambil mengecup sekali lagi dahi istrinya lalu membiarkan perawat merawat Janet.

***

Semua orang bersuka ria atas kelahiran cucu dari keluarga Munandar. Satu persatu keluarga dan teman mengucapkan selamat atas kelahiran sibaby yang di berikan nama Anggara Aslin Munandar itu menjadi pusat perhatian semua keluarga terkasih.

Para kembar dari keluarga Prawijaya sudah duluan menelepon pakai video call. Suara meriah mereka membuat Janet terkikik senang.

"Mommy.. itu adik Anggara kok terlihat kulitnya memerah?"

"Daddy kenapa adik masih tidur ya..? Anna mau lihat matanya."

"Mommy.. Daddy.. kita main ke tempat uncle Aris dan auntie Janet dong sekarang.. Amir mau kenalan langsung sama Anggara.

Suara sang ibu menenangkan anak-anaknya itu.

"Boys.. Girlss.. adik Anggara itu baru lahir tadi loh.. nanti saja jengguknya. Kan auntie Janet masih di klinik bersalin." ucap si ibu.

Kezia menarik-narik rambut Kusuma untuk meminta perhatian dari sang ibu.

"Ada apa sayang..?"

"Adik.. Adik.. tampan..?" suara Kezia masih terbata-bata. Kusuma tersenyum lebar dan mencium pipi montok anaknya itu. Rendy terlihat garuk-garuk kepala karena kelakuan semua anaknya itu.

Haris menahan senyuman. Janet nyengir karena keluarga rempong itu selalu mendominasi percakapan.

"Nanti setelah auntie pulang.. Mainlah kalian semuanya ke Bogor, tapi jika kalian libur ya.. kan kalian sudah sekolah, iya kan Amar, Amir, Anna..?"

"Iya.. kami sudah sekolah TK 0 besar.. " balas ketiganya serempak.

Kusuma tersenyum bangga begitu pula Rendy. Kezia terlihat bertepuk tangan kegirangan.

"Baiklah.. auntie Janet mau istirahat sayang.. kita nanti telepon lagi. Ucapkan selamat berjumpa lagi kepada auntie Janet dan Uncle Haris."

"Bye.. "

"See you soon.. "

"Good bye.."

Ketiga anak itu menyebutkan dalam versi yang berlainan. Rendy mengangkat tangannya ke dahi seperti hormat pada Haris untuk permisi dan Kusuma kiss bye untuk Janet diikuti oleh Kezia.

Setelah keluarga rempong, lanjut keluarga papa macho yaitu keluarga Andi, lalu keluarga dari ayah hot yaitu Bram, kemudian tidak ada duanya didunia ini. Lelaki tampan terkesan cantik, Syarif ikutan menelepon padahal bisa langsung datang. Mereka bilang si kembar lagi rewel karena ada gigi yang mau tumbuh lagi.

"Aduhh.. Maaf ya bro.. Amel agak resah karena para si kembar rewel dari sedari tadi.. Kami nanti langsung datang ke rumah saja ya. Besok sudah pulang kan?" tanya Syarif.

"Iya.. besok kami sudah bisa pulang, Janet mau dirawat dirumah saja. Nini kan sekarang kuliah keperawatan di Bogor, jadi wanita muda itu menginap dirumah belakang mbok Susi. Nini bisa membantu Janet nanti." balas Haris riang.

"Hmm.. baiklah.. sampai besok ya bro, teteh selamat ya atas kelahiran si kecil Anggara." lanjut Syarif.

Wajah Amel yang agak lelah muncul di layar handphone sambil melambaikan tangannya.

"Teteh selamat ya.. Sampai besok.. Saya sangat kelelahan sore ini. Aa Aris maaf ya tidak bisa menjenguk di klinik." ujar Amel lelah.

"Tidak apa-apa Mel.. sampai jumpa besok."balas Haris.

"Bye Aa.. "

Janet tersenyum dengan bahagia juga lelah. Haris melihat hal itu.

"Istirahatlah sayang.. Aku akan ikut istirahat disini. Bayi kita ada di sana.. Aku juga akan sambilan menjaganya." tutur Haris lembut.

Haris tidak mau beresiko anaknya di letakkan diruang bayi, ia rela membayar mahal untuk ruang anaknya sendiri didekat istrinya.

So, Anggara di letaknya di bersebelahan dengan Janet, hanya terpisah pembatas dinding kaca saja dengan seorang dua perawat gantian menjaga bayi mereka.

**

Kehidupan Haris dan Janet berjalan lancar, Haris sibuk diperusahaannya dengan Janet juga sibuk dengan anaknya dan juga bekerja dari rumah. Perusahaan mereka berkembang jauh melesat ke depan.

Haris memberikan pengawalan ekstra untuk Janet juga untuk anaknya. Ia tidak mau terjadi sesuatu pada mereka berdua jika ia tidak ada di rumah. Jangan sampai ia kecolongan walaupun ia sudah tidak bekerja di kepolisian lagi, musuh mungkin masih suka dendam dan mengintai dirinya dan keluarganya.

Janet suka sekali mengasuh anaknya. Ia dengan perasaan meluap-luap menjadi seorang ibu muda yang baru bagi Anggara. Ia setiap hari memotret anaknya dengan posisi ketika anaknya tidur ataupun bangun, satu persatu foto tersebut di cetak dan langsung di tempelkan di dinding kamar tidur anaknya untuk kenangan.

Sambil bekerja merancang baju yang sekarang ia kerjakan dirumah itu, Janet dipercayakan sebuah perusahaan untuk mendesign baju bagi model cilik laki-laki dan perempuan untuk dibawakan pada fashion show.

Semua teman-teman Janet yang wanita sangat senang dengan perkembangan serta kemajuan para anak-anak mereka. Ketika mereka libur dan butuh refreshing, maka mereka akan bertemu untuk merumpi seperti biasa. Jatah tempat merumpi biasanya di sesuaikan dengan kebutuhan saja.

***

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang