Pindah

2.6K 153 0
                                    

Janet pulang kerja dengan wajah kuyu. Ia seorang model tapi berparas tidak selayaknya model hari ini. Kepalanya sangat pusing karena kasus ini banyak menyita harinya.

Ia berkendara dengan pelan, tapi ketika ada mobil jeep hitam dari arah berlawanan menembakkan lampu jauhnya, Janet hilang keseimbangan dan langsung tergelincir di pinggir jalan serta hampir menambrak pohon. Untung dirinya memakai seat belt dan tidak ada orang ataupun rumah.

Janet stop dengan jantung yang berdebar-debar. Wajahnya jadi sepucat mayat. Ia tetap di dalam mobil sampai terdengar gedoran dikaca mobilnya memanggil dirinya untuk keluar.

Janet melepaskan seat belt dan membuka pintu tanpa melihat siapa orang yang mengedor kacanya tadi. Ia keluar dan hampir oleng.

Sepasang lengan kuat menangkap pinggang langsingnya untuk menyeimbangkan dirinya. Janet mendonggak dan menatap wajah dingin lelaki yang pernah ia tindih di kamar tidur rumah pak Yanto.

"Kamu..?!"

Janet pun terkulai pingsan di lengan lelaki itu. Suara lelaki itu memanggil namanya dengan panggilan manis 'princess'. Janet tidak mau bangun, ia mau tidur saja di lengan kuat lelaki ini. Jiwanya seolah melayang, atau dirinya yang di angkat? Janet tidak peduli. Ia tetap memejamkan matanya, pikirannya lelah.

Tubuhnya terasa melayang, ia juga merasa angin sore dengan lembut menerbangkan rambutnya yang kebetulan tidak di kuncir. Terdengar suara mobil dibuka dan tubuhnya di dudukan disebuah kursi. Ia bergumam pelan tanpa arti dan kembali tidur.

Haris mengusap wajahnya yang lelah, ia sudah hampir sebulan berada di Bogor karena harus menggantikan posisi kepala Sat Reskrim di Bogor. Ia dengan berat hati dilepas oleh timnya di Bekasi karena permintaan dari Kapolres Bogor agar dirinya yang di pindahkan ke Bogor demi mengikuti kebijakan yang ada. Giri dan teman-teman yang lain terlihat sedih karena bos mereka yang biasa mengadakan training gratisan itu harus pindah ke Bogor.

Haris tidak bisa menolak perintah Kapolres Bekasi juga Bogor. Ia juga berat hati meninggalkan Bekasi karena awal mulai ia bertugas itu di Bekasi. Tapi, ia berjanji pada anak buahnya kalau mau ke Bogor yang mainlah ke rumahnya karena ia juga punya rumah di Bogor yaitu rumah ayahnya. Rumahnya di Bekasi ia sewakan tinggalkan tapi tetap di perhatikan serta di bersihkan assisten rumah tangganya agar sesekali ia rindu Bekasi ia ada tempat berteduh.

Ia menoleh melihat wajah pucat wanita model yang bersandar di kursi penumpang sebelahnya ini. Wanita ini mengemudi mobil dan tergelincir di pinggir jalan padahal tidak ada genangan air atau hujan. Ia tadi menembakkan lampu dari jauh karena mobil sedan putih yang ternyata milik Janet agak ke tengah dan seolah si pengemudi tidak dalam keadaan prima untuk mengemudi. Dan, benar saja, wanita ini malah pingsan dengan wajah sepucat zombie.

Haris membawa Janet ke rumahnya saja, mobil wanita itu ia kunci tadi dan sudah ia kirim pesan kepada pihak derek untuk di bawa ke rumahnya saja supaya wanita ini nanti bisa pulang.

Janet kembali melayang, ia suka sekali dengan orang yang mengangkat dirinya ini. Orang ini memeluk pinggangnya dengan lembut, dadanya seperti menekan tubuh kekar seorang pria. Pria?! Otak Janet refleks sadar dan ia memekik pelan karena manatap wajah Haris yang sangat begitu dekat dengan wajahnya. Ia ternyata di gendong tidak dibopong, tubuh depannya menyentuh tubuh depan kekar pak polisi Bekasi ini.

"Tutup mulut kamu princess, aku tidak bertanggung jawab jika aku yang harus menutupnya." ujar Haris dingin membuat Janet menutup mulutnya seketika.

"Nah.. lebih baik seperti itu." lanjut Haris sama dinginnya.

Kaki panjang lelaki itu melangkah dengan membawa tubuh Janet seolah tanpa beban. Padahal Janet walaupun langsing, ia tinggi. Jadi, pasti berat di tulang walaupun datar semua. Hey.. ia kan model profesional batinnya mengerutu sendiri karena merasa tubuhnya memang rata.

CATCH ME, MR. POLICE! {Geng Rempong : 5}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang